Suami Istri Boleh Bertengkar kok.. tapi Pertengkaran yang Seperti Ini Kata UAH

Menurut UAH, yang membedakan pertengkaran yang dibolehkan dan yang tidak adalah orientasinya. Pertengkaran yang didasarkan pada ketaatan justru dapat membuka jalan menuju keharmonisan

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jan 2025, 14:30 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2025, 14:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (SS. YT. Short @nafassubuhtv)
UAH (SS. YT. Short @nafassubuhtv)

Liputan6.com, Jakarta - Perbedaan pendapat dalam rumah tangga sering kali menjadi penyebab pertengkaran. Namun, Ustadz Adi Hidayat (UAH) memberikan pandangan menarik bahwa tidak semua bentuk pertengkaran itu buruk.

Penjelasan ini disampaikan UAH dalam salah satu ceramahnya yang dikutip dari kanal YouTube @nurislami. Dalam ceramah tersebut, UAH menjelaskan bahwa pertengkaran suami istri bisa menjadi sarana untuk mencapai kebaikan, asalkan dilakukan dengan niat yang benar.

“Kalau suami istri ada perbedaan, istilahnya mau berantem atau bertengkar, itu kan biasa. Pada akhirnya adalah mendapatkan hikmah dari itu semua,” ujar UAH.

Menurut UAH, yang membedakan pertengkaran yang dibolehkan dan yang tidak adalah orientasinya. Pertengkaran yang didasarkan pada ketaatan justru dapat membuka jalan menuju keharmonisan.

“Jangan berantem atau bertengkar karena benci. Bertengkarlah karena taat, mencari nilai kebaikan,” lanjut UAH. Pesan ini memberikan perspektif baru bahwa konflik tidak selalu negatif jika dikelola dengan baik.

UAH juga menjelaskan bahwa jika orientasi pertengkaran adalah ketaatan, hati kedua belah pihak akan lebih mudah melembut. Dalam situasi seperti ini, pasangan akan lebih cepat menemukan titik temu untuk menyelesaikan perbedaan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Pertengkaran Sehat Dibolehkan

Memicu Kekerasan dalam Rumah Tangga
Ilustrasi Pertengkaran dalam Rumah Tangga Credit: unsplash.com/Blaire

Sebaliknya, jika tujuan dari pertengkaran adalah mencari pembenaran semata, maka jalan keluar yang baik akan sulit ditemukan. “Kalau orientasinya mencari pembenaran, itu sulit menemukan jalan keluar yang baik nantinya,” ungkap UAH.

Untuk itu, UAH menyarankan agar suami istri selalu mendoakan satu sama lain, terutama ketika menghadapi konflik. Dengan doa, hubungan akan lebih mudah dipulihkan dan keberkahan dalam rumah tangga tetap terjaga.

Penjelasan ini memberikan panduan praktis bagi pasangan suami istri yang sering menghadapi konflik dalam kehidupan sehari-hari. Alih-alih saling menyalahkan, UAH mendorong untuk menjadikan konflik sebagai sarana introspeksi diri.

Dalam pandangan UAH, pertengkaran yang sehat dapat membantu pasangan untuk lebih memahami satu sama lain. Melalui proses ini, mereka dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan penuh makna.

UAH juga menekankan pentingnya komunikasi yang baik dalam menyelesaikan konflik. Dengan berbicara dari hati ke hati, pasangan dapat menghindari kesalahpahaman yang sering menjadi akar permasalahan.

Selain itu, UAH menganjurkan agar pasangan suami istri saling mengingatkan tentang tujuan awal pernikahan, yaitu untuk mencapai ridha Allah. Dengan mengingat hal ini, setiap konflik dapat diredakan dengan lebih bijaksana.

Pertengkaran yang didasarkan pada ketaatan juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas iman dan ketakwaan. Ketika suami istri saling mengingatkan tentang nilai-nilai agama, hubungan mereka akan semakin kokoh.

Jangan Biarkan Konflik Berlarut-larut

Pasanganmu Banyak Mengatur
Ilustrasi Pasangan Bertengkar Credit: pexels.com/Andrew

Namun, UAH mengingatkan agar konflik tidak dibiarkan berlarut-larut. Konflik yang tidak segera diselesaikan dapat memicu masalah baru yang lebih besar.

Untuk menghindari hal tersebut, UAH menyarankan agar pasangan selalu mengedepankan sikap saling menghormati dan memahami satu sama lain. Dengan begitu, hubungan akan tetap harmonis meskipun menghadapi perbedaan.

Dalam ceramahnya, UAH juga mengingatkan bahwa kehidupan rumah tangga adalah perjalanan panjang yang penuh dengan dinamika. Oleh karena itu, diperlukan kesabaran dan kebijaksanaan dalam menghadapinya.

Pesan ini relevan bagi pasangan suami istri yang ingin menjaga keharmonisan rumah tangga mereka. Dengan menjadikan agama sebagai landasan, setiap konflik dapat diselesaikan dengan cara yang baik.

UAH juga menekankan bahwa doa adalah senjata yang ampuh untuk mengatasi masalah dalam rumah tangga. Ketika pasangan saling mendoakan, hati mereka akan lebih mudah melembut dan konflik dapat terselesaikan dengan baik.

Ceramah ini memberikan inspirasi bahwa pertengkaran tidak selalu menjadi tanda keretakan dalam hubungan. Sebaliknya, hal ini dapat menjadi peluang untuk memperbaiki dan memperkuat ikatan suami istri.

Dengan mengedepankan ketaatan dan komunikasi yang baik, pasangan suami istri dapat menghadapi setiap perbedaan dengan lebih bijaksana. Pada akhirnya, rumah tangga yang harmonis akan tercipta dengan sendirinya.

Pesan UAH ini mengajarkan bahwa kunci dari rumah tangga yang bahagia adalah kesediaan untuk saling memahami, menghormati, dan mengingatkan dalam kebaikan. Dengan begitu, setiap perbedaan dapat diubah menjadi keberkahan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya