Liputan6.com, Jakarta Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bakal dievaluasi. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menganggap evaluasi ini perlu karena tidak ada perkembangan berarti pada proyek transportasi ini.
Menjawab kekhawatiran Luhut, Menteri BUMN Rini Soemarno mengakui jika ada beberapa hal yang membuat proyek kereta cepat Jakarta-Bandung belum berjalan signifikan.
Advertisement
Baca Juga
Rini mengaku, selama ini pihaknya masih melakukan berbagai pertimbangan dengan perusahaan mitra dari China mengenai waktu dan dari mana proyek tersebut dimulai. Ini terkait penyelesaian pembebasan lahan di Halim yang baru saja selesai.
"Mengapa enggak ada perkembangan, karena pembebasan lahan di Halim sangat penting. Pembebasan lahan sudah selesai minggu lalu," kata Rini di Indramayu, Kamis (11/1/2018).
Dengan selesainya pembebasan lahan tersebut, Rini menjanjikan pembangunan fisik kereta cepat akan dimulai minggu depan.
Rini mengatakan, Lahan di Halim menjadi kunci pembangunan proyek [kereta cepat Jakarta-Bandung ]( 3219458 "")karena di lokasi ini, akan dibangun terowongan paling panjang yang akan dilalui kereta cepat. Terowongan di Halim ini menjadi salah satu dari lima terowongan yang akan dibangun.
"Jadi partner kita mengatakan buat apa kita bangun yan lebih celat kalau terowongan di Halim belum selesai, yang ada kita harus bayar bunga dari awal. Kan tidak mungkin kereta cepat jalan kalau terowongan di Halim belum selesai," tegasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perintah Presiden
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mendapat perintah dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk mengevaluasi megaproyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Untuk menindaklanjuti perintah itu, Luhut telah menjadwalkan rapat koordinasi dengan Menteri Badan Usaha Milik negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, minggu depan.
"Presiden minta saya evaluasi high speed train Jakarta-Bandung. Minggu depan kita akan koordinasikan. Setelah itu kita evaluasi selama satu bulan untuk kemudian kita laporkan kembali ke Presiden," kata Luhut di kantornya, Selasa (9/1/2017).
Menjelaskan mengenai alasan evaluasi, Luhut mengaku lebih karena tidak adanya kemajuan yang berarti dalam megaproyek yang bekerja sama dengan China itu.
"Bukan soal pendanaan, ini masalahnya ada di dalam kita sendiri. Misalnya apakah betul Jakarta-Bandung feasible
Dengan melihat sisi geografis, Luhut berpendapat kereta cepat itu apakah ada kemungkinan untuk dipindahkan rutenya melintas Bandara Internasional Kertajati, Jawa Barat.
Advertisement