Terangi Asmat, Kementerian ESDM Berikan 922 Unit Lampu Tenaga Surya

Pemberian lampu tenaga surya merupakan program pra-elektrifikasi, sembari menunggu jaringan listrik dari PLN masuk.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 18 Feb 2018, 11:31 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2018, 11:31 WIB
(Foto: Liputan6.com/Pebrianto W)
Teknisi pemasangan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTHSE) Arthur Ridwal Syahreza (Foto: Liputan6.com/Pebrianto W)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) memberikan 922 unit Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) untuk 8 Distrik dan 15 Desa di Asmat dan Jayawijaya, Papua. Pemberian lampu tenaga surya ini menggunakan dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APN) tahun 2017.

Dirjen EBTKE Rida Mulyana menjelaskan, program pemberian LTSHE ini merupakan program pra-elektrifikasi, di mana itu merupakan nyala lampu bukan listrik. LTSHE difungsikan sebagai penerangan sembari menunggu jaringan listrik dari PLN masuk.

"Semangatnya kami tidak ingin masyarakat menunggu terlalu lama untuk merasakan akses penerangan berupa lampu, maka lampu tenaga surya ini dibagikan, agar dapat digunakan dan bermanfaat terutama untuk anak sekolah agar dapat belajar dengan baik di malam hari," ungkap dia seperti ditulis Minggu (18/2/2018).

Pemasangan LTSHE ini belum sepenuhnya terlaksana karena lokasi desa terletak di wilayah pedalaman yang terpelosok serta tersebar, dan harus dijangkau melalui perjalanan laut atau sungai.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Asmat Elias Kambu mengusulkan untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat di Asmat.

"Di Asmat sendiri sudah terbangun PLTS yang tersebar, namun dirasakan tidak efektif. Saya melihat banyak PLTS yang tidak berfungsi karena rusak dan ada beberapa alat yang hilang karena dicuri," akunya.

"Oleh karena itu, saya usulkan PLTS Terpusat agar lebih mudah mengawasi dan merawatnya. Nanti akan disiapkan satu atau dua orang masyarakat kampung setempat yang akan bertugas sebagai operator, untuk merawat dan menjaga PLTS terpusat itu," imbuh dia.


PLN Butuh Akses Jalan

Petugas PLN memasang listrik di rumah warga di Desa Parauto, Nabire, Papua. (Vina A. Muliana/Liputan6.com)
Petugas PLN memasang listrik di rumah warga di Desa Parauto, Nabire, Papua Barat. (Vina A. Muliana/Liputan6.com)Petugas PLN memasang listrik di rumah warga di Desa Parauto, Nabire, Papua. (Vina A. Muliana/Liputan6.com)

Sebelumnya, PT PLN (Persero) mengungkapkan bahwa untuk bisa meratakan listrik di Asmat Papua, PLN membutuhkan peran instansi lain. Salah satu kebutuhan yang mendesak adalah akses jalan yang memadai.

Manajer Area PLN Timika Salmon ‎Kareth mengatakan, Asmat sebenarnya sudah tersentuh listrik PLN. Namun, hanya beberapa wilayah yaitu Agats dengan daya mampu Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1.400 kilo Watt (kW) dan Atsi 310 kW.

"Listrik untuk di Asmat selama ini sudah berjalan, memang lisdes (listrik desa) di Agats sudah lama PLN masuk ke sana. Atsi sudah ada listirk kita di sana," kata Salmon, saat berbincang dengan Liputan6.com.

Menurut Salmon, PLN sudah memiliki rencana memperluas jaringan kelistrik di Asmat. Hal ini untuk memberikan rasa keadilan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Asmat.

Namun untuk mengeksekusi rencana tersebut tidak bisa dilakukan PLN sendiri. Pasalnya, mayoritas wilayah Asmat yang bermedan rawa belum memiki akses jalan memadai.

Kondisi ini memb‎uat PLN mengalami kesulitan untuk membangun infrastruktur kelistrikan di wilayah tersebut.

"Memang kehidupan di Asmat berbeda, ada akses jalan hanya papan, hanya bisa motor saja itu khusus di ibu kota kabupatennya. Kalau ibu kota kabupaten seperti ini, bagaimana pinggirannya?" tutur Salmon.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya