Pidato Gubernur The Fed Bikin Rupiah Melemah ke 13.700 per dolar AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.699 per dolar AS hingga 13.722 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 28 Feb 2018, 12:50 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2018, 12:50 WIB
Rupiah Menguat Tipis atas Dolar
Petugas bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih belum beranjak dari level Rp 13.500-an per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak melemah pada perdagangan Rabu ini. Rupiah bahkan tembus ke level 13.700 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Rabu (28/2/2018), rupiah dibuka di angka 13.722 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.679 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.699 per dolar AS hingga 13.722 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 1,15 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Refersnsi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.707 per dolar AS. Patokan pada hari ini melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.650 per dolar AS.

Dolar AS memang menguat di seluruh pasar pada perdagangan hari ini. penyebab utama penguatan dolar AS adalah pernyataan dari Gubernur Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell.

Di depan Konggres AS, Powell mengatakan bahwa ekonomi AS terus penguatan. Angka inflasi juga akan terus naik.

 

Ekonomi AS

Rupiah Menguat Tipis atas Dolar
Pekerja bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Pagi ini, Rupiah dibuka di Rp 13.509 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 13.515 per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pernyataan dari Powell ini membuat spekulasi baru di pelaku pasar. Semula semua memperkirakan bahwa kenaikan suku bunga acuan AS akan moderat atau sekitar tiga kali dalam setahun.

Dengan adanya pernyataan baru tersebut sebagian besar pelaku pasar memperkirakan bahwa Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga empat kali dalam setahun.

"Secara pribadi sebenarnya saya sedikit mempertanyakan persepsi dari pelaku pasar tersebut mengingat apa yang terjadi di AS," jelas analis senior Sumitomo Mitsui Banking Corporation di Singapura, Satoshi Okagawa.

The Fed kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya di tahun ini pada Maret nanti. Saat itu merupakan konferensi pers pertama dari Powell yang menggantikan Janet Yellen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya