Liputan6.com, Jakarta - Ekonom sekaligus Mantan Menteri Keuangan (Menkeu), Chatib Basri menilai perkembangan industri digital tidak hilangkan pekerjaan. Akan tetapi, melatih ulang sumber daya manusia (SDM) untuk menyesuaikan perkembangan digital.
Hal ini dilakukan dengan perubahan fokus atau prinsip kepada hal mendasar sehingga sesuaikan inovasi.
"Banyak yang bilang industri digital akan menghilangkan pekerjaan. Saya tidak setuju. Ini cuma redefinition of job. Pekerjaannya tidak hilang. Kita cuma butuh skillset baru," tutur dia di Soehana Hall, Jakarta, Kamis (29/3/2018).
Advertisement
Ia menuturkan, melatih ulang sumber daya manusia (SDM) atau retraining sesuatu kebutuhan tren untuk hadapi era digital. "Jadi regulator harus lebih fokus pada objektif utama mereka atau (agree on principle) daripada fokus pada micromanaged-nya," tambah dia.
Baca Juga
Chatib mengatakan, perubahan fokus pada hal-hal mendasar dengan menyesuaikan dengan perubahan dan inovasi yang sangat cepat. Chatib mencontohkan, fokus pada perlindungan konsumen, kualitas, menjaga pemain lokal.
"Daripada fokus ke hal-hal detail. Karena bisa jadi regulasi yang hari ini diberlakukan sudah enggak relevan lagi besok," ujar dia.
Oleh karena itu, salah satu persiapan yang dilakukan dengan melatih ulang SDM. Ini juga untuk menghadapi banyak perusahaan rintisan yang muncul di Indonesia. Chatib pun apresiasi perkembangan perusahaan rintisan di Indonesia. Ia mengingatkan pemerintah dan perusahaan yang sudah ada harus bekerjasama dengan perusahaan rintisan tersebut.
"Karena kita akan ketinggalan atau hilang jika tidak memiliki skillset yang dibutuhkan," ujar dia.
Selain itu, Chatib Basri juga memperkirakan landasan ekonomi akan berubah dengan perkembangan digital teknologi. Jadi setiap produk akan disesuaikan dengan masing-masing individu. Chatib mencontohkan, salah satunya bunga bank.
"Bunga bank nantinya juga akan menyesuaikan dengan kondisi individu tersebut. Semua dibuat sesuai kebutuhan masing-masing," ujar dia.
Kebijakan Ekonomi di Era Digital Jangan Kaku
Sebelumnya, kehadiran digitalisasi turut mempengaruhi sektor ekonomi. Berbagai aturan baru pun dibuat untuk menyesuaikan kebijakan demi menyambut era digitalisasi.
Ekonom sekaligus Mantan Menteri Keuangan (Menkeu), Chatib Basri menilai, birokrasi harus mengubah pola pikirnya agar tidak identik dengan kekakuan dan menjadi lebih fleksibel, sehingga dapat mengejar inovasi di dunia ekonomi.
"Saya bilang, Sri Mulyani juga bilang, yang paling penting adalah regulator bisa catch up, bisa mengejar inovasi yang sedang terjadi," ungkap Chatib ketika ditemui di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2018.
Dia mengatakan, sebuah regulasi yang belum lama dikeluarkan bisa saja usang dalam waktu singkat karena munculnya inovasi baru. Oleh karena itu, Chatib Basri menekankan agar birokrasi menjadi lebih agile.
Selain itu, Chatib Basri juga menyarankan agar birokrasi atau pemerintah lebih mengatur ke hal yang bersifat prinsip. Menurutnya, akan menjadi sulit jika masih berkutat pada aturan yang terlalu rinci, karena itu akan terus berubah mengikuti waktu.
"Itu yang saya sebut berubah dari agree on rules kepada agree on principals," pungkas Chatib Basri.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement