7 Hal yang Tidak Pernah Diucapkan Orang Kaya, Apa Saja?

Berikut 7 hal yang tidak pernah dikatakan oleh para orang super kaya, yang memengaruhi kesuksesan mereka hingga hari ini.

oleh Fitriana Monica Sari diperbarui 16 Apr 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2018, 19:00 WIB
Ilustrasi miliarder (iStock)
Ilustrasi miliarder (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Apa sebenarnya yang membedakan antara orang kaya dan mereka yang dengan isi kantong rata-rata? Menurut Robert Kiyosaki, perbedaan mendasar antara orang super kaya dan orang-orang yang berisi kantong rata-rata adalah pada cara berpikir atau mindset.

Cara berpikirlah yang akhirnya memberikan perbedaan, mengapa sebagian orang mampu membangun kekayaan hingga tanpa batas dan mengapa sebagian yang lain tidak mampu atau biasa-biasa saja isi kantongnya.

Cara berpikir akan memengaruhi seseorang dalam memutuskan sebuah tindakan dan pilihan. Cara berpikir juga berpengaruh besar pada gaya kerja seseorang, apakah sekadar kerja capek, kerja keras, atau kerja cerdas.

Anda mungkin pernah terpikir, mengapa dengan pendapatan yang sebenarnya sudah cukup memadai, kondisi keuangan Anda belum beranjak dari level kelas menengah? Atau, mungkin juga Anda penasaran, selain kecerdasan dan keberuntungan, apa yang membuat para orang super kaya itu menjadi seperti mereka adanya saat ini: sukses dan kaya raya.

Daripada penasaran, lebih baik Anda langsung lihat di sini 7 hal yang tidak pernah dikatakan oleh para orang super kaya, yang memengaruhi kesuksesan mereka hingga hari ini. Tim HaloMoney.co.id merangkumnya dari Business Insider, berikut ini:

 

1. “Saya tidak mampu membelinya”

20151020-Ilustrasi-Belanja-di-Pusat-Perbelanjaan
Meriahkan HUT RI Ke-72, Mendag-Menpar Luncurkan Hari Belanja Diskon Indonesia (iStock Photo)

Orang berkantong pas-pasan biasa nyeletuk, “Saya tidak mampu membelinya” ketika melihat sebuah barang atau jasa yang dirasa terlalu mahal. Memang, sih, ini wujud sikap pemahaman terhadap kapasitas diri. Cuma, menurut Kiyosaki, orang super kaya tidak pernah mengungkapkan pernyataan seperti itu.

Orang kaya justru akan mengeluarkan pertanyaan: “Bagaimana caranya agar saya bisa membelinya?” Kiyosaki menggarisbawahi perbedaan mendasar dua pernyataan tersebut. Yang satu berupa pernyataan, kesimpulan. Sedang satu lagi, yang diucapkan oleh orang kaya adalah pertanyaan.

Pernyataan seperti statemen menyerah, membuat pikiran Anda berhenti juga untuk berpikir dan mencari cara untuk membeli. Sebaliknya, bila Anda mengeluarkan pertanyaan, otak akan terstimulasi untuk berpikir.

Kiyosaki menggarisbawahi, dengan membiasakan bertanya tentang cara membeli sesuatu, bukan berarti Anda perlu membeli segala hal. Poinnya adalah, Anda harus secara konsisten melatih pikiran. Soalnya, semakin kuat pikiran Anda tentang ini, semakin banyak pula uang yang bisa Anda hasilkan.

2. “Saya bekerja untuk mencari uang”

banner infografis gaji pns dki
Ilustrasi Gaji

Orang-orang kebanyakan memilih untuk mendapatkan penghasilan dengan cara “dibayar” atau “digaji” atau dengan kata lain, menjadi pekerja, karyawan sebuah perusahaan. Orang kebanyakan memilih menjadi karyawan dengan gaji tetap dan jam kerja yang teratur.Bagaimana dengan orang kaya? Orang kaya berkata sebaliknya: Uang yang bekerja untuk saya.

Orang-orang yang mampu membangun kekayaan jarang sekali yang berprofesi sebagai karyawan. Hampir semua orang kaya berasal dari kalangan wirusaha yang bekerja keras membangun bisnis. Kalangan kaya juga berasal dari kelompok investor di pasar finansial.

“Bila uang bekerja untukmu, Andalah yang mengontrol atas uang tersebut. Sebaliknya bila Anda bekerja untuk mencari uang, Anda justru memberikan kekuasaan pada pemberi kerja Anda untuk mengendalikan,” tulis Kiyosaki.

Baca: Kartu Kredit Pertama untuk Para Milenial

3. “Bila berkaitan dengan uang, main aman saja, jangan ambil risiko”

Uang
Ilustrasi uang | Via: ist.

Alih-alih berkata demikian, orang kaya justru berujar: Mari belajar mengelola risiko. Perihal mewujudkan kesejahteraan dan kemerdekaan finansial, memang tidak bisa dicapai dalam waktu semalam saja. Ada kerja keras juga dan kemampuan menerapkan strategi akumulasi kekayaan yang tepat.

Misalnya saja, Anda ingin mengakumulasi kekayaan melalui investasi di sebuah produk, apakah itu investasi properti, emas, atau investasi saham. Anda percaya dengan cara investasi di produk-produk tersebut, kekayaan bisa bertambah lebih cepat. Nah, keputusan itu tidak bisa diambil sekadar menuruti tren atau dengan pertimbangan perasaan semata.

Anda juga harus mengerjakan “pekerjaan rumah” sebelum berinvestasi atau berbisnis, termasuk di sini adalah menghitung risiko-risiko, biaya dan prospek keuntungan. Apakah investasi atau bisnis tersebut tepat dengan profil risiko Anda, dan lain sebagainya.

Tidak berani mengambil risiko, tidak akan membawa Anda ke mana-mana. Tujuan untuk meraih kondisi finansial yang lebih ideal pun sulit tercapai.

4. “Rumahku adalah asetku”

Property Rumah
Ilustrasi Foto Property Rumah (iStockphoto)

Orang kaya justru berujar sebaliknya: rumah bukanlah aset, dia termasuk liabilitas. Ini bukan berarti Anda tidak perlu membeli rumah, ya. Maksud Kiyosaki, Anda harus bisa membedakan mana yang termasuk aset dan mana yang sebenarnya liabilitas atau biaya.

Salah satu cara membedakannya, menurut Kiyosaki, adalah dengan pertanyaan ini: “Bila Anda berhenti kerja hari ini, sebuah aset akan menghasilkan uang, sedangkan sebuah liabilitas akan mengambil uang dari kantong Anda. Sangat penting untuk kita memahami perbedaan dua hal tersebut.”

Pada akhirnya, memiliki rumah termasuk hal yang mahal dan nilai sebuah rumah belum tentu selalu naik. Bukan berarti Anda tidak perlu membeli rumah. Tapi Kiyosaki memberi tips, bila Anda ingin rumah yang lebih besar, belilah aset terlebih dulu yang kelak bisa menghasilkan arus kas untuk membayar rumah tersebut.

 

5. “Belajar yang rajin agar bisa diterima kerja di perusahaan terbaik”

4 Cara Jitu Raih Beasiswa di Universitas Ternama
Ilustrasi keras belajar.

Ini nasihat yang mungkin sering Anda dengar dari para orangtua. Rajinlah belajar agar bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus dan bergaji besar. Orang kaya tidak pernah berpikir seperti ini. Justru mereka berujar: “Belajarlah yang rajin agar Anda bisa menemukan perusahaan bagus yang tepat untuk Anda beli.”

Orang kaya, menurut Kiyosaki, tidak pernah takut bermimpi besar. Mereka menyetel ekspektasi cukup tinggi untuk dapat menghasilkan uang yang banyak. Dari mimpi besar itu, mereka tidak segan bekerja keras untuk mewujudkannya.

Baca juga: Kartu Kredit untuk Bebas Airport Lounge Domestik dan Internasional

6. "Saya tidak akan pernah jadi orang kaya"

Ilustrasi orang kaya
Ilustrasi (iStock)

Kiyosaki berujar, seorang yang kaya biasanya telah mendefinisikan dirinya sebagai orang yang kaya sehingga apa pun yang dia lakukan dia akan tetap berusaha untuk mempertahankan hal tersebut.

Kiyosaki menceritakan, ketika ayahnya yang kaya mengalami kebangkrutan, dia tidak langsung mendefinisikan dirinya sebagai orang miskin. Sebaliknya, dia berkata, “Ada perbedaan besar antara menjadi orang miskin dan menjadi bangkrut. Bangkrut itu sementara. Sedangkan miskin selamanya."

7. "Saya tidak tertarik pada uang"

[Bintang] Ilustrasi Uang
Ilustrasi Uang. (via abcnews.com)

Kebanyakan dari kita diajari untuk belajar yang rajin, bersekolah di sekolah yang bagus, mencari pekerjaan, dan bersyukur terhadap apa yang sudah kita miliki. Secara esensial, menurut Kiyosaki, kita diajarkan untuk menjadi orang yang mapan.

Orang kaya di lain pihak lebih sering melihat uang secara logis: “Uang adalah kekuatan, kekuasaan.” Bukan berarti harus menjadi materialistis, ya. Menurut Kiyosaki, uang adalah alat paling berkuasa yang bisa menghadirkan pilihan dan kesempatan.

Nah, itulah 7 hal yang tidak pernah diucapkan oleh orang kaya menurut Robert Kiyosaki, penulis finansial kenamaan yang merilis buku terkenal "Rich dad, Poor dad". Apakah kamu setuju dengan Kiyosaki?

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya