BPS Bakal Survei Potensi 82 Ribu Desa pada Mei

Tujuan survei BPS ke desa memetakan informasi mengenai infrastruktur, potensi ekonomi dan sosial, potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang dimiliki oleh desa.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Apr 2018, 12:20 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2018, 12:20 WIB
BPS
Ilustrasi BPS (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) kembali menggelar pendataan Potensi Desa (Podes) pada 2 Mei hingga 31 Mei. Jumlah desa yang akan masuk survei sebanyak 82 ribu yang tersebar di seluruh Indonesia pada tahun ini.

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, pendataan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan sebanyak tiga kali dalam 10 tahun. Di mana, tujuan untuk memetakan informasi mengenai infrastruktur, potensi ekonomi dan sosial, potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang dimiliki oleh desa.

"Tahun 2018 kita nanti mengcover seluruh desa dan kelurahan 82 ribu, semua kita datangi satu-satu. Nanti kita lihat berapa desa yang bergeser dari tertinggal ke berkembang. Berkembang kemudian menjadi mandiri dan apakah pekerjaan yang dilakukan pemerintah sudah tercermin di sana," ujarnya di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (19/4/2018).

Suhariyanto melanjutkan, pendataan tersebut juga nantinya akan menggali informasi mengenai seberapa besar dana desa yang digelontorkan pemerintah dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi desa serta meningkatkan taraf hidup masyarakat.

"Yang kedua nanti kita akan lihat bagaimana dana desa berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi dan juga untuk kualitas hidup manusia. Karena kalau kita bicara target pembangunan dan dana pembangunan tidak semata-mata pertumbuhan ekonomi saja. Kualitas hidup manusia menjadi penting," dia menjelaskan.

Dia menambahkan, data Podes juga memegang peranan penting dalam pengalokasian dana desa. Sebab hal tersebut akan mencantumkan data dasar penyusunan indeks kesulitan geografis (IKG) yang kemudian digunakan untuk menentukan alokator dana desa.

"Semakin tinggi kebutuhan data dan informasi ini menjadi tantangan bagi BPS, misalkan Indeks Kesulitan Geografis kita perlu pikirkan. Data desa perlu disediakan setiap tahun, ini jadi tantangan bagi kita bagaimana menyajikannya dengan baik," dia menandaskan.

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Kemendes PDTT Optimistis 15 Ribu Desa Tertinggal Terentaskan Tahun Ini

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes) optimistis dari 30 ribu desa tertinggal akan terentaskan sebanyak 15 ribu desa pada 2018. 30 Ribu desa tertinggal itu tersebar di 74.954 desa di nusantara.

"Saya yakin tahun ini kita berhasil mengentaskan lebih dari 15 ribu desa. Kita tunggu hasil yang valid dari sensus data potensi desa 2018 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)," kata Menteri Eko dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (18/4/2018).

Eko menjelaskan berdasarkan RPJMN hingga 2019, Kemendes menargetkan akan menuntaskan 5.000 desa tertinggal menjadi berkembang dan 2.000 desa berkembang menjadi desa mandiri. Namun dari hasil penelitian IPB dan UGM, sudah lebih 10.000 desa dari 30.000 desa tertinggal telah terentaskan.

"Desa itu kalau kita bantu pasti akan bangkit. Masuknya dana desa yang dikelola oleh desa telah memiliki dampak yang luar biasa dalam pembangunan desa sejak tahun 2015," katanya.

Kemendes PDTT, kata Eko, telah membuat terobosan untuk meningkatkan pertumbuhan desa dan meningkatkan pendapatan masyarakatnya dengan mengarahkan empat program prioritas kepada desa dalam menggunakan dana desanya.

Ke empat program itu, pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), pembangunan embung, pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan pembangunan sarana olahraga.

"Desa-desa itu miskin karena desa itu tidak punya akses pasar. Dengan model prukades ini, kita akan pertemukan antara daerah dengan dunia usaha dan perbankan serta dari kementerian terkait," ujar dia.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya