Rupiah Melemah, Sri Mulyani Tegaskan Bakal Disiplin Jaga APBN

Pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) akan mengatasi pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mei 2018, 19:02 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2018, 19:02 WIB
Pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS
Petugas menghitung uang pecahan dolar Amerika di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (18/5). Pagi ini, nilai tukar rupiah melemah hingga sempat menyentuh ke Rp 14.130 per dolar Amerika Serikat (AS). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) akan mengatasi pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat kunjungan kerja di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (26/5/2018).

"Pemerintah bersama-sama Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas ekonomi dan menjaga mata uang rupiah kita," ujar dia, seperti dikutip dari laman Antara.

Ia menuturkan, sejumlah strategis sudah dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, salah satu dengan menaikkan suku bunga.

"Langkah ini diharapkan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sedangkan dari pemerintah akan menjaga disiplin APBN,” kata dia.

Sri Mulyani menilai, seluruh pihak harus meminimalkan gejolak agar seluruh ekonomi berjalan dengan risiko makin kecil.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih fluktuaktif di level Rp 14.100. Artinya, angka ini melebihi target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar Rp 13.400 per dolar AS.

Sri Mulyani menuturkan, faktor utama penyebab melemahnya nilai tukar rupiah adalah kebijakan ekonomi pemerintah Amerika Serikat (AS) dan bank sentral AS terkait perbaikan data ketenagakerjaan dan inflasi di AS.

 

Bahas Rupiah, Gubernur Baru BI Kumpulkan Bankir dan Pengusaha

Perry Warjiyo Resmi Dilantik Sebagai Gubernur BI
Ketua MA Hatta Ali menandatangani berkas pelantikan Perry Warjiyo sebagai Gubernur BI di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis (24/5). Perry resmi menjabat Gubernur BI menggantikan Agus Martowardojo. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo akan menggelar pertemuan dengan para pelaku usaha perbankan dan pengusaha. Perry baru saja dilantik menggantikan Agus Martowardojo pada Kamis kemarin. 

Perrdy mengungkapkan, inti pertemuan tersebut salah satunya adalah untuk membahas mengenai nilai tukar rupiah. Dengan adanya pertemuan tersebut diharapkan dapat membangun optimisme bahwa kondisi rupiah saat ini baik-baik saja.

"Pertemuan sederhana dengan perbankan dan dunia usaha untuk membangun ekspektasi pergerakan nilai tukar relatif stabil. Sekarang di antara pengusaha ekspektasi nilai tukar kan perkiraannya kemana-mana. Banyak perkiraan nilai tukar yang saya lihat tidak berdasarkan suatu assesment ekonomi," kata Perry, di kantornya, Jumat 25 Mei 2018.

Dia melanjutkan, sebagai Gubernur BI yang baru dia tetap melanjutkan komitmen kepada mandat BI untuk memperkuat stabilitas perekonomian khususnya inflasi dan nilai tukar, dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi. "Saya pro stability tapi juga pro growth," ujarnya.

Selain itu, dia menyatakan akan melakukan penguatan koordinasi dengan pemerintah dan OJK khususnya. "Beberapa pertemuan sedang dan akan dilakukan. Akan diumumkna langkah koordinasi bersama antara pemerintah dan BI. Langkah koordinasi dengan pemerintah yang diperkuat, karena tidak hanya masalah devisa tapi juga mengatasi defisit transaksi berjalan, fiskal, sektor riil. Jadi ada langkah jangka pendek dan jangka panjang." jelaa dia.

"Jokowi menghargai betul independensi BI, kami dari BI juga melihat bahwa independensi harus diletakkan dalam interdependensi. Sehingga semangat koordinasi yang erat harus diperkuat, dan beberapa langkah koordinasi kebijakan akan dilakukan dan diumumkan," sambungnya.

Saat ini, fokus jangka pendek BI adalah segera dapat melakukan stabilitas Rupiah. "Alhamdulillah kemarin rupiah bergerak menguat dan performa cukup baik bahkan di antara negara Asia dan Eropa kita cukup baik, di tengah gejolak global yang masih berlanjut." ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya