Liputan6.com, Jakarta - Wings Air membatalkan sejumlah penerbangan dari maupun ke Bandar Udara (bandara) Banyuwangi, dan dari maupun ke Bandar Udara Notohadinegoro, Jember, Jawa Timur.
Pembatalan penerbangan itu juga mempertimbangan pengumuman resmi dari otoritas bandara (notam) berupa penutupan operasional bandara Blimbingsari Banyuwangi mulai pukul 03.40 WIB hingga 05.00 WIB dan diperpanjang hingga pukul 15.00 WIB. Demikian mengutip dari keterangan tertulis, Selasa (3/7/2018).
Sedangkan di Jember ditutup mulai pukul 05.48 WIB hingga 06.00 WIB dan diperpanjang pukul 15.00 WIB. Hal itu imbas dampak erupsi dan aktivitas yang meningkat dari Gunung Agung, di Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Wings Air menyatakan, material abu vulkanik atau volcanic ash dapat merusak pesawat sehingga membahayakan penerbangan.
Advertisement
Baca Juga
Adapun rute Wings Air dengan status pembatalan penerbangan antara lain:
Keberangkatan Domestik (departure)
Wings Air IW1873 Jember-Surabaya
Wing Air IW1881 Banyuwangi-Surabaya
Kedatangan Domestik (arrival)
Wings Air IW1872 Surabaya-Jember
Wings Air IW1880 Surabaya-Banyuwangi
Grup Lion Air melakukan penanganan kepada seluruh pelanggan yang terkena dampak sesuai kebijakan perusahaan antara lain:
1.Standar Operation Procedure (SOP) yaitu pengembalian dana mengacu pada aturan pemerintah untuk force majeure yang terdapat dalam PM 185 tahun 2015 untuk penerbangan dengan kelompok layanan no frills (low cost carrier/LCC) dilakukan pemotongan biaya administrasi 10 persen dari harga tiket dasar yang telah dibayarkan oleh pelanggan.
2.Perubahan jadwal penerbangan dengan tanpa dikenakan biaya tambahan.
Wings Air telah informasikan kepada seluruh pelanggan yang terganggu perjalanannya dan akan perbarui informasi sesuai perkembangan lebih lanjut. Wings Air akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam memberikan keterangan sesuai situasi terkini.
"Operasional Wings Air akan berjalan normal kembali setelah Bandar udara di Banyuwangi dan Jember dinyatakan aman untuk penerbangan,” ujar Corporate Communications Strategic of Wings Air, Danang Mandala Prihantoro.
Penutupan Bandara Jember Diperpanjang hingga Sore
AirNav Indonesia menyatakan perpanjangan penutupan Bandar Udara (bandara) Notohadinegoro hingga pukul 15.00 WIB. Hal itu sesuai NOTAM C7025/18 karena dampak erupsi Gunung Agung.
“Perpanjangan penutupan ini setelah melihat perkembangan sebaran abu vulkanik dan arah angin. Adapun Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali sampai saat ini masih beroperasi normal,” ujar Yohanes Sirait Manager Humas AirNav Indonesia, dalam keterangan tertulis, Selasa 3 Juli 2018.
Ia menuturkan, observasi akan dilakukan secara terus menerus dengan pemangku kepentingan penerbangan lainnya.
Sebelumnya, Bandar Udara (Bandara) Notohadinegoro Jember dan Banyuwangi, Jawa Timur, ditutup sebagai dampak Gunung Agung erupsi pada Selasa 3 Juli 2018 pagi ini.
Sesuai NOTAM C7023/18 Bandara Jember ditutup sampai 03 Juli 2018 Pukul 10.00 WIB. "Sedangkan Bandara Banyuwangi ditutup sampai dengan tanggal 03 Juli 2018 pukul 09.00 WIB sesuai NOTAM C7021/18," kata Manager Humas AirNav Indonesia, Yohanes Sirait di Jakarta.
Gunung Agung erupsi lagi. Kali ini erupsi terjadi pukul 21.04 Wita. Berdasarkan pantauan dari Pos Pengamatan, tinggi kolom abu yang teramati ± 2.000 meter di atas puncak Gunung Agung.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah barat. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 7 menit 21 detik," demikian keterangan tertulis yang diterima dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Senin (2/7/2018).
Dalam laporan PVMBG, disebutkan erupsi terjadi secara strombolin dengan suara dentuman. Lontaran lava pijar teramati ke luar kawah mencapai jarak 2 kilometer.
Saat ini, Gunung Agung berada pada status Siaga atau level III. PVMBG mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apa pun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh areal di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.
Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.
"Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di areal puncak," sebut PVMBG.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement