Liputan6.com, Jakarta Perkembangan pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek hingga saat ini baru mencapai 40 persen. Padahal proyek tersebut sudah mulai dikerjakan pada September 2015.
General Manager Departemen LRT PT Adhi Karya Agus Karyanto mengatakan, ‎sebenarnya perkembangan pembangunan untuk tiap rute berbeda-beda. Namun secara keseluruhan rata-rata mencapai 40 persen.
"Secara keseluruhan sekarang 40 sekian persen. Yang masing-masing 62 persen untuk Cawang-Cibubur, 47 persen dari Cawang-Bekasi Timur, 26 persen Cawang-Dukuh Atas. Itu per akhir Juni lalu," ujar dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (11/7/2018).
Advertisement
Meski belum sampai separuhnya, namun Agus optimis proyek tersebut bisa selesai pada tahun depan. Bahkan pada pertengahan tahun depan, LRT Jabodebek ditargetkan sudah bisa mulai uji coba kereta.
‎"Akhir tahun kira-kira 70 sekian persen lah. Untuk semua (rute).‎ Tadi juga sudah ada jadwalnya kira-kira April-Mei keretanya udah mulai datang Nanti setelah Mei-Juni kita sudah mulai running test. Diharapkan seperti itu. Running test Mungkin secara bertahap, kalau tidak bisa secara keseluruhan, paling tidak dari lintas layanan satu dan tiga bisa dilakukan test dulu," jelas dia.
Sementara untuk harga tiket, Agus menyatakan hal tersebut merupakan kewenangan PT KAI sebagai operator. Namun harga tiket tersebut diharapkan terjangkau bagi masyarakat.
‎"Itu tanya KAI. Soal operasi itu domain KAI sebagai operator. Pembebasan lahan domainnya Direktorat Jenderal Kereta Api (Kementerian Perhubungan)," tandas dia.
Bank Dunia Bakal Danai Proyek LRT di 4 Kota
Bank Dunia akan memberikan pinjaman dana untuk pembangunan proyek transportasi perkotaan seperti Light Rail Transit (LRT) di Indonesia. Pinjaman ini akan dimanfaatkan untuk menata sarana transportasi yang akan di kota-kota besar.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Bank Dunia telah menawarkan pinjamannya kepada pemerintah. Tawaran ini akan ditindaklanjuti dalam rangka menata transportasi di wilayah perkotaan.
Baca Juga
"Jadi tadi ada satu ide yang bagus dari Menko (Luhut Binsar Panjaitan) karena ada tawaran dari World Bank untuk memberikan bantuan melalui pinjaman. Nah kita tahu kota-kota besar di Indonesia ini penataan transportasi belum maksimal, kita ambil kesempatan. Nah kesempatan itu kita presentasikan dalam IMF-World Bank nanti," ujar dia di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Rabu (11/7/2018).
Dia mengungkapkan, dalam proposal yang diajukan pemerintah, ada empat diajukan untuk pembangunan proyek tersebut yaitu Medan, Bandung, Surabaya dan Bali. Rencananya, moda transportasi yang akan dibangun yaitu LRT.
"Secara diskusi kita ada empat kota yang kita bisa masukan karena kalau di forum ini proposalnya mintanya detil ya. Proposal yang sudah dibuat kan tiga kota Medan, Bandung dan Surabaya, ditambah lagi tadi usul Bali, jadi ada empat kota yang akan kita ajukan di meeting tersebut. Medan lebih cepat dengan SMI (Sarana Multi Infrastruktur) membuat kajian KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha). Kempat kota ini akan menjadi proyek KPBU mengikuti KPBU yang sudah berlaku di Jabodebek," jelas dia.
Menurut Budi, belum ada keputusan mengenai nilai pinjaman yang akan diberikan. Namun yang terpenting adalah proyek tersebut bermanfaat bagi masyarakat dan mampu mengurangi tingkat kemacetan di kota-kota tersebut.
"Besaran belum, yang penting kita ajukan proyek riil, yang benar kalau kota itu macet, benar teknologi menjadi solusi, dan ada kemampuan bagi Pemda dan pemerintah pusat bahkan swasta untuk membimbing," tandas dia.
Tonton Video Ini:
Advertisement