Kantor BKN Rusak Akibat Gempa Lombok

Gempa Lombok berkekuatan 7 SR yang terjadi pada Minggu, 5 Agustus 2018 berdampak terhadap kantor regional BKN di Denpasar, Bali.

oleh Bawono Yadika diperbarui 06 Agu 2018, 15:10 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2018, 15:10 WIB
(Foto: Liputan6.com/Bawono Y)
Konferensi pers BKN pada Senin (6/8/2018) (Foto:Liputan6.com/Septian Deny)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa Lombok berkekuatan 7 Skala Richter (SR) yang terjadi pada Minggu, 5 Agustus 2018 mengakibatkan kerusakan di kantor regional (Kanreg) Badan Kepegawaian Negara (BKN) di Denpansar, Bali.

Beberapa plafon aula BKN Kanreg Denpasar bahkan terlihat roboh akibat gempa. Adapun lokasi tersebut berseberangan dengan gedung utama, yakni tempat Computer Assited Test (CAT) Station berada. 

 

(Foto: Dok BKN)
Kantor BKN di Lombok terkena dampak gempa bumi pada Minggu 5 Agustus 2018 (Foto: Dok BKN)

Kepala Bagian Hubungan Media dan Pengaduan Masyarakat BKN, Yudhantoro Bayu W, mengatakan sampai saat ini BKN masih mengecek kerusakan yang terjadi di sana. Bayu menekankan, pelayanan akan tetap jalan sebagaimana mestinya.

"Layanan pasti akan tetap jalan, sama seperti biasa. Karena kita sendiri punya backup system. Jadi, tidak langsung tiba-tiba hilang," tutur dia di Gedung BKN, Jakarta Timur, Senin (6/8/2018).

Sementara itu, untuk kerugian yang diterima, Bayu sampai saat ini belum bisa memastikan secara pasti. "Belum tahu ya, sampai sejauh mana kerusakannya juga, masih kita terus cek," ujar dia.

 

 

Usai Gempa Lombok, Kantor BI NTB dan Bali Tetap beroperasi

Bank Indonesia
Bank Indonesia AFP PHOTO / ROMEO GACAD

Sebelumnya, Kantor Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Provinsi Bali tetap beroperasi usai bencana gempa 7 Skala Richter (SR) yang terjadi pada Minggu, 5 Agustus 2018 sampai dengan Senin, 6 Agustus 2018 di wilayah tersebut.

"Pada pagi ini, kegiatan layanan Kantor BI Provinsi Bali beroperasi normal untuk kegiatan transaksi sistem pembayaran (nontunai) dan pengelolaan uang rupiah (tunai). Sementara Kantor BI Provinsi NTB beroperasi untuk kegiatan transaksi sistem pembayaran (nontunai), sedangkan kegiatan perkasan dilakukan sesuai kebutuhan perbankan," demikian keterangan tertulis BI, Senin, 6 Agustus 2018.

BI juga menjelaskan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan yang terjadi dan melakukan pengkinian (update) informasi dalam hal kegiatan perkasan dapat beroperasi kembali secara normal. BI juga akan memastikan bahwa uang rupiah tersedia dalam jumlah yang cukup untuk melayani kebutuhan masyarakat.

Berkoordinasi dengan perbankan dan lembaga terkait, BI akan senantiasa memantau perkembangan kondisi pasca gempa dan memastikan pelayanan transaksi di masyarakat dapat tetap berjalan dengan lancar dan aman.

"Segenap Anggota Dewan Gubernur dan keluarga besar Bank Indonesia menyampaikan keprihatinan dan dukacita yang mendalam atas terjadinya musibah tersebut," tulis BI.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya