RI Ingin Beli Boeing dan Airbus Asal Pakai Bioavtur

Indonesia akan membeli pesawat jenis boeing dan airbus berbahan bakar bioavtur dari AS.

oleh Merdeka.com diperbarui 20 Agu 2018, 17:14 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2018, 17:14 WIB
Melihat Deretan Pesawat Model Terbaru di Farnborough Airshow 2018
Penonton menyaksikan Boeing 737 mendarat setelah pertunjukan terbang di Farnborough Airshow, Inggris, Senin (16/7). (AP Photo/Matt Dunham)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan membeli pesawat jenis boeing dan airbus berbahan bakar bioavtur dari Amerika Serikat (AS).

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengatakan, hal itu merupakan salah satu kesepakatan dalam pertemuan antara pemerintah Indonesia dan The United States Trade Representative (USTR) saat membahas fasilitas Generalized System of Preference (GSP) bagi Indonesia.

"Saya bisa laporkan juga pada waktu saya di Amerika Serikat memenuhi undangan dari USTR untuk berbicara mengenai GSP. Jadi Boeing kita mengambil posisi sebagai pilihan pesawat, tetapi sebagai persyaratan untuk memilih kita mau beli boeing atau beli Airbus pakai bioavtur," ujar Enggartiasto di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (20/8/2018).

Untuk diketahui, Indonesia memang akan mendatangkan beberapa pesawat jenis boeing dan airbus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Namun, pemerintah ingin pesawat yang didatangkan berbahan bakar bioavtur. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah memaksimalkan penggunaan kelapa sawit dalam negeri, terutama biodiesel 20 persen atau B20.

Enggartiasto mengatakan, penawaran pembelian pesawat ini tidak hanya diajukan kepada Amerika Serikat tetapi juga ke beberapa negara lainnya. 

"Kita bilang bahwa Airbus sudah kita kondisikan, terserah siapa yang duluan maka itulah yang kami lakukan. Responsnya alhamdulillah positif. Jadi mereka katakan ya kita keluarkan," ujar dia.

Sebagai lanjutan permintaan pesawat tersebut, pemerintah ingin bahan baku jenis bahan bakar didatangkan dari Indonesia. Hal ini pun menjadi pertimbangan lanjutan bagi Amerika Serikat untuk membuat pabrik khusus. 

"Jadi mereka katakan ya (bangun pabrik bioavtur). Dan kalau ada izin untuk membantu pembuatan pabrik, mereka katakan akan memfasilitasi," tutur Enggartiasto. 

Enggartiasto menambahkan, permintaan pesawat berbahan bakar bioavtur ini merupakan salah satu upaya pemerintah meningkatkan hubungan dagang dengan negara Paman Sam tersebut.

Dengan langkah ini, pemerintah berharap ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia dan turunannya tak lagi menemui hambatan.

"Itu antara lain yang sekali lagi saya juga mengingatkan dalam kerja sama perdagangan bagaimana meningkatkan perdagangan dengan Amerika, sesuai dengan perintah Bapak Presiden kepada kami,” kata dia.

"Saya juga meminta untuk kita sama-sama saling menjaga. Kita jaga komoditi impor mereka tetapi saya juga minta dijaga komoditi ekspor kita di sana yaitu biodisel dan juga CPO dengan seluruh turunannya itu," tutur dia.

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Lion Air Group Borong 50 Pesawat Boeing Senilai Rp 85 Triliun

Dok Foto: Ilyas Istianur Praditya/Liputan6.com
Dok Foto: Ilyas Istianur Praditya/Liputan6.com

Sebelumnya, Lion Air Group telah menandatangani kontrak pembelian armada baru dari Boeing tipe 737 Max 10 pada 10 April 2018. Jumlah yang disepakati sebanyak 50 unit pesawat.

Penandatangan tersebut dilakukan oleh Presiden Lion Air Group Edward Sirait dan Senior Vice President Sales Boeing Commercial Airplanes Dinesh Keskar di Hotel Grand Hyatt, Jakarta.

Penandatanganan kontrak ini disaksikan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr, dan Pendiri Lion Air Group Rusdi Kirana.

Edward mengatakan, pembelian ini merupakan bagian dari strategi pertumbuhan bisnis Lion Air Group dengan operasional pesawat lorong tunggal yang menawarkan harga tempat duduk termurah di industri.

"Pesawat ini memberikan keuntungan lebih karena memiliki tingkat efisiensi tinggi dari segi bahan bakar, biaya operasional, dan sangat sesuai dengan perkembangan armada yang semakin canggih," katanya.

Nilai kontrak pembelian yang diteken kurang lebih mencapai US$ 6,24 miliar atau Rp 85,74 triliun (estimasi kurs 13.740 per dolar AS). Nominal ini menjadikan Lion Air Group sebagai pelanggan Boeing dengam pemesanan terbesar untuk jenis Max 10.

Boeing 737 Max 10 akan melengkapi koleksi Lion Air Group yang sebelumnya telah memesan dan mengoperasikan Max 8 dan Max 9.

"Keluarga Max akan memberikan solusi bagi Lion Air Group sejalan dengan ekspansi bisnis dan komitmen dalam menyediakan layanan dengan mengedepankan kenyamanan tinggi bagi pelanggan selama perjalanan di udara," Edward menambahkan. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya