Liputan6.com, Jakarta - Acara pembukaan Asian Games 2018 yang berlangsung pada 18 Agustus 2018 mendapatkan sambutan positif dari masyarakat.
Tak hanya sorotan mata dunia yang terkesima, sorotan media pun tertuju ke acara yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno tersebut. Tak tanggung-tanggung, 11 stasiun televisi Indonesia secara serempak menayangkan langsung acara pembukaan perhelatan olahraga terbesar di Asia itu.
Berdasarkan hasil survei Nielsen di 11 kota, rata-rata rating tayangan acara pembukaan Asian Games 2018 di 11 stasiun TV mencapai angka yang cukup tinggi yakni 14 persen, dengan share mencapai 57,2 persen.
Advertisement
Baca Juga
"Uniknya, program olahraga yang biasanya didominasi oleh penonton pria, kali ini didominasi oleh penonton wanita," seperti dikutip dalam keterangan tertulis Nielsen, Kamis (23/8/2018).
Dari sisi profil pemirsa televisi, acara Pembukaan Asian Games 2018 yang ditayangkan secara langsung pada pukul 19.00-21.30 WIB tersebut didominasi oleh penonton berusia 50 tahun ke atas dengan rating sebesar 18,8 persen, sisusul oleh penonton berusia 40-49 tahun dengan rating sebesar 15,1 persen.
"Jika dilihat dari kelas sosial, rating pada SES upper class adalah 15 persen, pada middle class adalah 13,8 persen dan 13,2 persen untuk lower class," lanjut keterangan tertulis tersebut.
Sepanjang tayangan pembukaan Asian Games 2018, pemirsa perempuan juga menunjukkan angka indeks yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemirsa pria yaitu 107 banding 92.
"Antusiasme penonton melihat penampilan sejumlah artis kondang yang menjadi pengisi acara di Pembukaan Asian Games 2018, diduga menjadi salah satu faktor pendorong tingginya rating pada penonton wanita (15,1 persen), dibandingkan penonton pria (13 persen)," dikutip dari keterangan tertulis ini.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini
Ada Asian Games, Tingkat Hunian Kamar Hotel Melonjak di Palembang
Sebelumnya, tingkat hunian (okupansi) hotel mengalami kenaikan sejak berlangsungnya Asian Games 2018. Kenaikan tersebut khususnya dirasakan secara merata oleh hotel-hotel di Palembang.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, hingga saat ini kenaikan okupansi hotel di Jakarta memang belum sesuai dengan harapan.
"Kalau mau ditanya Asian Games sedih, karena kita berharap supporternya yang datang ini, ternyata kenyataannya tidak terlalu banyak. Mungkin masalah sosialisasi dan sebagainya," ujar dia di Hotel Veranda, Jakarta, Selasa 21 Agustus 2018.
Dia mengungkapkan, selama Asian Games berlangsung, mayoritas hotel di Jakarta hanya dihuni oleh staf official dan atlet. Sedangkan untuk supporter masih relatif kecil.
"Jadi kalau yang sekarang ini tinggal di hotel adalah yang official, atletnya, pendukung tim dan medianya. Tapi kalau supporter relatif kecil," kata dia.
Namun yang mengalami lonjakan okupansi cukup besar adalah hotel di Palembang. Sementara untuk di Jakarta, hanya hotel-hotel yang lokasinya di sekitar venue.
"Dampaknya jadi lebih banyak di Palembang, lebih bagus di Palembang okupansi nya bisa sekitar 70-80 persen. Jakarta yang ramai hanya dekat venue saja, dekat Senayan itu bisa 90-100 persen. Bahkan beberapa hotel sampai over booking, tapi yang deket-deket saja. Kita pengennya dampak ini tidak hanya dinikmati sama yang dekat venue, selainnya juga," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement