Harga Emas Berada di Posisi Penurunan Terpanjang Sejak 2017

Harga emas turun lebih dari 0,5 persen pada September, kerugian bulanan keenam berturut-turut.

oleh Nurmayanti diperbarui 29 Sep 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2018, 10:00 WIB
Ilustrasi Harga Emas (4)
Ilustrasi Harga Emas

Liputan6.com, London - Harga emas naik tetapi berada di jalur penurunan beruntun terpanjang sejak Januari 1997. Ini ketika Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap euro dipicu kegelisahan tentang Anggaran Italia bisa mengancam mata uang Eropa.

Melansir laman Reuters, harga emas di pasar spot meningkat 0,9 persen menjadi USD 1.193,32 per ounce, tetapi menyentuh level terendah sejak 17 Agustus di USD 1.180,34 pada awal sesi.

Sementara harga emas berjangka AS untuk Desember ditutup naik USD 8,80, atau 0,7 persen menjadi USD 1,196.20 per ounce.

Harga emas turun lebih dari 0,5 persen pada September, kerugian bulanan keenam berturut-turut.

Para pedagang mengatakan data pengeluaran konsumsi pribadi AS yang lebih rendah dari perkiraan, ukuran inflasi, memicu perburuan investasi emas.

"PCE inti yang mengecewakan menimbulkan pertanyaan tentang masa depan inflasi (di AS)," kata co-editor Sevens Report, Tyler Richey, .

Dia mengatakan, pada titik ini, angka inflasi membantu harga emas kembali menguat, bangkit usai kenaikan suku bunga The Fed.

Federal Reserve AS menaikkan suku bunga pada hari Rabu dan mengatakan pihaknya merencanakan untuk melakukan empat peningkatan lagi pada akhir 2019 dan lainnya pada 2020.

Kenaikan ini membuat harga emas ditutup turun 0,6 persen menjadi USD 1.194,06 per ounce, terendah sejak 11 September.

 

Ilustrasi Harga Emas Naik 1
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga, yang mengangkat peluang bagi pemegang investasi lain. Kenaikan suku bunga juga menguatkan Dolar AS.

Harga emas turun lebih dari 13 persen dari posisi tertinggi pada April, sebagian besar karena penguatan Dolar, yang didorong kondisi ekonomi AS yang dinamis dan kekhawatiran perang perdagangan global.  Investor memilih greenback bukannya emas sebagai investasi yang aman.

Sementara harga logam mulia lainnya, paladium turun 0,3 persen menjadi USD 1.078,4 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi delapan bulan di USD 1.094,60 per ounce. 

Adapun harga perak naik 3,4 persen menjadi USD 14,68 per ounce dan menuju kenaikan pertama dalam 4 bulanan.

Harga Platinum naik 1,1 persen menjadi USD 817,80 per ounce dan menuju kenaikan pertama dalam 8 bulanan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya