Liputan6.com, Nusa Dua - Kehadiran disruptive technology yang telah mengubah pola aktivitas ekonomi menuju pasar online dinilai dapat menciptakan kesetaraan ekonomi bagi para pelakunya.
Pernyataan itu tertuang dalam sebuah paralel event pada pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018 yang digelar di The Westin Resort Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018).
Director Human Development & Economic Management Bank Dunia, Augusto Tano Kouame, mengungkapkan teknologi online telah mengubah banyak hal, mulai dari kegiatan ekonomi, sosial, hingga turut mengubah dunia industri.
Advertisement
Baca Juga
"Disruptive technology bukan hal yang baru. Yang paling penting, Bank Dunia mencermati, teknologi ini juga membantu pelaku industri untuk bisa lebih produktif," sebut dia.
Sementara itu, CEO Bukalapak Achmad Zaky mengatakan, teknologi online saat ini seakan menipiskan jarak antara pelaku bisnis kecil dan besar.
"Seperti 8 tahun lalu, sebuah perusahaan mungkin belum terkoneksi dengan internet. Tapi sekarang, di desa saya yang ada di Jawa Tengah, mereka sudah terkoneksi dengan internet. Bahkan daerah terpencil seperti itu sudah bisa berjualan secara online dengan apartemen mewah yang ada di Jakarta," tutur dia.
"Lewat online, masyarakat miskin sekarang punya kesempatan yang sama seperti masyarakat golongan atas. Mereka berkompetisi bersama, bersatu bersama, untuk menciptakan kesempatan yang sama," dia menambahkan.
Lebih lanjut, Kouame coba menyimpulkan, pemerintah juga harus hadir demi menindaki perubahan zaman akibat kemunculan disruptive technology ini.
"Disruptive technology bisa digunakan untuk melibatkan banyak orang dalam aktivitas ekonomi. Pemerintah harus bisa lebih agile dalam menghadapi perubahan teknologi, dan harus siap," ujar dia.
Â
Â
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Â
Â
Langkah BI Kembangkan Ekonomi Digital
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan Indonesia sedang berupaya meningkatkan pemanfaatan ekonomi digital sebagai salah satu faktor pendorong ekonomi. Dia pun membeberkan beberapa strategi pengembangan ekonomi digital di Indonesia.
Langkah pertama yang bakal dioptimalkan adalah menjadikan ekonomi digital sebagai sarana untuk meningkatkan kelas serta keuntungan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Untuk banyak negara berkembang termasuk Indonesia ada banyak keuntungan dari digital ekonomi untuk mengangkat keuntungan dari UKM. E-commerce," kata dia dalam acara 'Joint Bank Indonesia-Federal Reserve Bank of New York Central Banking Forum', di Conrad Hotel, Bali, Rabu (10/10/2018).
Sebab, jika pelaku usaha kecil dapat didorong ke pasar digital, maka hal tersebut akan sangat membantu peningkatan kapasitas ekonomi.
"Untuk Indonesia ini hal yang menjadi fokus kita sekarang, bagaimana mendorong startup dari para pelaku UKM lokal," ujar Perry Warjiyo.
Indonesia juga juga akan mendorong pemanfaatan ekonomi digital untuk mengerek inklusi keuangan. Meskipun demikian, kata Perry, Bank Indonesia serta instansi terkait tetap akan mengawasi serta mengatur melalui berbagai regulasi.
"Inklusi finansial tanpa menimbulkan shadow banking. Itu juga arah yang kita tuju. Otoritas finansial, bank Indonesia, melakukan joint regulasi, joint office untuk membuat regulasi sandbox," tegasnya.
"Bank Indonesia juga menggunakan lebih banyak uang elektronik, bersama Pemerintah untuk transfer program bantuan sosial. Kita juga lakukan elektronifikasi di jalan tol," tandas Perry.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement