Tertinggal Jauh dari Kamboja, Indonesia Kebut Sebar Kurikulum Pariwisata Lewat Online

Sebelumnya, Indonesia menjadi mentor Kamboja dan Laos perihal kurikulum pariwisata berstandar ASEAN yang disepakati pemerintah sejak 2012.

oleh Komarudin diperbarui 04 Okt 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2018, 14:00 WIB
Asean Tourism Committee Meetings
Hybrid Learning Model akan diterapkan di Dunia Pariwisata ASEAN. (dok. Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, baik dari aspek alam dan budaya. Peran Sumber Daya Manusia(SDM) sangat penting untuk menunjang kesuksesan bisnis pariwisata karena mereka berperan penting dalam mengolah produk dan memberikan pelayanan.

Tidak heran jika peran SDM menjadi prioritas negara-negara anggota ASEAN. Mereka lalu merumuskan standar kurikulum yang umum diterapkan di kawasan ASEAN yang mengacu kepada pengaturan saling pengakuan antarnegara-negara anggota ASEAN yang mencakup enam divisi kerja, khususnya di bidang pariwisata.

Untuk memastikan kurikulum yang telah ditandatangani oleh menteri-menteri anggota ASEAN sejak 2012 tersebut dapat diimplementasikan, dibentuklah National Tourism Professional Board (NTTB). NTTB harus melaporkan secara berkala kepada ASEAN Tourism Committee Meetings.

Dalam ASEAN Tourism Committee Meetings pada 2 Oktober 2018 di Kota Kinabalu, Malaysia, setiap negara yang diwakili oleh Kementerian Pariwisata dan NTTB dari setiap negara menyampaikan laporan kepada sekretariat. Berdasarkan laporan tersebut, posisi Indonesia berada di bawah negara lain seperti Kamboja, Myanmar, dan Laos dari aspek sosialisasi dan implementasi kurikulum berstandar ASEAN.

"Indonesia sangat malu karena kita telah tertinggal jauh oleh Kamboja, Myanmar, dan Laos, di mana sebelumnya Indonesia adalah mentor mereka. Kita akan kejar posisi mereka melalui platform belajar dengan metode Hybrid Learning," ujar I Gusti Putu Laksaguna, President of National Tourism Professional Board, dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

Ia menegaskan proses implementasi kurikulum tersebut tidak bisa hanya dikerjakan NTTB, tapi juga harus melibatkan partisipasi aktif dari praktisi dan juga para akademisi. Untuk mempercepat proses implementasi, NTTB menggandeng AJAR.id yang merupakan portal belajar yang fokus menggarap konten-konten belajar dan Learning Management System yang berstandar kurikulum ASEAN.

"AJAR mewakili Indonesia mempresentasikan tentang Hybrid Learning Model untuk implementasi kurikulum belajar berstandar ASEAN untuk dunia Pariwisata dan Perhotelan. AJAR adalah yang pertama di negara-negara ASEAN sehingga tidak menutup kemungkinan kami membuka pelayanan di luar Indonesia," ujar Ikin Solikin, Chairman of AJAR, dalam ASEAN Tourism Committee Meetings.

Ikin menambahkan, AJAR menghadirkan tiga solusi sekaligus untuk proses percepatan implementasi kurikulum bersatandar ASEAN. Hybrid Learning yang disajikan AJAR merupakan konsep belajar dengan menggunakan berbagai macam variasi konten belajar yang meliputi konten video, web interaktif, quiz, assessment, live streaming, dan face to face.

"Dengan variasi konten tersebut, para pengguna portal dapat berinteraksi dengan platform dan trainer sehingga proses belajar menjadi lebih efektif dan efisien," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya