Pertemuan IMF-Bank Dunia Berakhir, Ini Pinta Pengusaha UKM

Omzet UMKM melonjak drastis akibat adanya Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali.

oleh Bawono Yadika diperbarui 15 Okt 2018, 09:44 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2018, 09:44 WIB
Hari Terakhir, Delegasi Pertemuan IMF-Bank Dunia Berburu Produk Indonesia
Delegasi Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia melihat-lihat kain saat mengunjungi pameran Indonesia Pavilion di Nusa Dua, Bali, Minggu (14/10). Lebih dari 20 ribu delegasi mengunjungi Indonesia Pavilion selama 7 hari. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018 memberikan kesan yang baik di kancah internasional. Tak terkecuali bagi pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.

Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun mengatakan, omzet UMKM melonjak drastis selama event internasional tersebut berlangsung.

Namun ia ikut menyoroti isu lain pasca selesainya pertemuan IMF-Bank Dunia selesai, yakni ekonomi keuangan syariah di dalam negeri.

"Omzet naik 400 persen ada di IMF ini. Namun kita menanti kesepakatan-kesepakatan apa yang Indonesia peroleh dalam sistem keuangan syariah untuk UMKM di dalam negeri kedepanya," tuturnya saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (15/10/2018).

Kata ikhsan, hal ini penting untuk ditekankan, mengingat penguatan aspek ekonomi dan keuangan syariah menjadi salah satu isu utama dalam Pertemuan IMF-World bank 2018 tersebut.

"Yang menarik bagi kami adalah pokok-pokok kesepakatan tentang sistem keuangan syariah ini. Karena bank konvensional sudah terbukti tidak meningkatkan perekonomian, hanya prestasi penyaluran dari sisi UMKM saja, tapi untuk tingkatkan perekonomian masih terbilang stagnan," jelasnya.

Oleh sebab itu, Ikhsan berharap, pemerintah segera menjelaskan persetujuan apa yang Indonesia peroleh terkait upaya menggenjot UMKM melalui ekonomi syariah.

"Harapanya penyerapan tenaga kerja RI bisa terserap lebih banyak karena masuknya investasi swasta asing disini. Kedua adalah perekonomian di tingkat bawah bisa menggeliat atau sektor riil. Banyak uang beredar, orang punya banyak uang dan tak bergantung pada pemerintah," ungkapnya.

"Dan terakhir sistem keuangan syariah khususnya Bank Muamalat untuk selanjutnya bisa fokus betul-betul pada usaha mikro dengan sistem keuangan syariah yang benar-benar syariah. Tidak ikut regulasi bank konvensional seperti selama ini," tambah dia.

Jumlah Peserta Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali Terbanyak dalam Sejarah

Bergandeng Tangan, Pertemuan IMF-Bank Dunia Resmi Ditutup
Ketua Panitia IMF-Bank Dunia Luhut Binsar Pandjaitan (dua kiri), Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, Menkeu Sri Mulyani, dan Gubernur BI Perry Warjiyo saat penutupan, Bali, Minggu (14/10). (Liputan6.com/AnggaYuniar)

Pertemuan IMF-Bank Dunia resmi berakhir pada Minggu (14/10/2018). Pertemuan ini menjadi ajang menginformasikan tentang kondisi perekonomian Indonesia di mata dunia. Indonesia bahkan dinilai sukses menjadi tuan rumah untuk event berskala internasional tersebut.

Chairman Bali Hotel Association Ricky Putra menjelaskan, Pertemuan IMF-World Bank merupakan peristiwa bersejarah, terutama bagi Indonesia. Itu bisa terlihat dari animo wisatawan asing yang turut meramaikan pagelaran tersebut.

"Dampaknya ke hotel sangat bagus, luar biasa positif. Perkiraan tamu atau peserta sebanyak 13 ribu bahkan kata Pak Menteri Luhut sudah tembus 32 ribu untuk IMF. Jadi ini sejarah kunjungan peserta terbesar dalam acara IMF-World Bank," jelas dia kepada Liputan6.com, seperti dikutip Senin (15/10/2018).

Ricky yang turut berkontribusi menjadi panitia sebagai Indonesia Planning Team (IPT) Pertemuan IMF-World Bank itu mengungkapkan, Nusa Dua bahkan tampak sangat ramai pada malam hari seiring keberadaan event ini.

"Bisa disaksikan Nusa Dua itu kalau malam seperti pasar malam, ramai sekali. Tamu hotel ini bisa 40 sampai 50 meeting dalam sehari di satu hotel. Jadi 5 harian ini sudah ada 2 ribu meeting kita hitung," jelas dia.

Oleh sebab itu, Ricky berharap, Indonesia dapat meninggalkan kesan yang baik usai pagelaran IMF-World Bank.

"Yang paling terpenting adalah impact setelah ini. Tak hanya di daerah 3 segitiga emas Bali yakni Nusa Dua, dan Benoa. Namun 10 destinasi baru Bali juga yang didorong Presiden Jokowi. Harus semakin banyak turis," tandas Ricky yang juga menjabat sebagai General Manager Santrian Hotels Bali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya