Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan studi kelaikan kereta cepat Jakarta-Surabaya akan rampung pada November 2018.
"KA Jakarta-Surabaya sedang dalam studi kelaikan oleh JICA. Memang rencananya November mereka akan memberikan kepada kita," kata Budi Karya seperti dikutip dari Antara, Rabu (17/10/2018).
Tiga hal yang menjadi fokus dalam studi kelaikan tersebut adalah harganya harus lebih ekonomis, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) harus lebih banyak, serta porsi kontraktor harus seimbang antara dalam negeri dan asing.
Advertisement
Baca Juga
"Kita pikirkan mana yang lebih ekonomis, teknologi apa yang dipakai. Kedua TKDN, bagian konstruksi yang akan digunakan kita mengharapkan itu diprioritaskan. Ketiga, bagian mana kontraktor digunakan, kita juga minta dipikirkan, kontraktor lokal samalah persentasenya," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menyatakan masih berupaya agar biaya proyek tersebut berada di kisaran Rp 60 triliun.
Budi Karya menyampaikan kajian proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya akan rampung pada Agustus 2018. Namun, hingga saat ini belum ada perkembangan signifikan perihal proyek tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
RI Bakal Genjot Komponen Lokal untuk Proyek KA Jakarta-Surabaya
Sebelumnya, pemerintah terus diskusi agar Japan International Cooperation Agency (JICA) dapat menurunkan biaya investasi proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya.
Menanggapi hal ini, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Zulfikri menyatakan, pemerintah Jepang terlebih dahulu akan melakukan persiapan untuk survei. Hal ini, kata Zulfikri, agar dapat ditentukan biaya yang laik untuk proyek tersebut.
"Kemarin kita lakukan feasibility study dan dapat indikasi biayanya. Sekarang JICA akan lakukan detail survei untuk dapat desain yang lebih detail lagi," tutur dia pada Senin, 6 Agustus 2018.Â
BACA JUGA
Ia menambahkan, pembangunan kereta api (KA) cepat Jakarta-Surabaya akan bergantung pada hasil survei tersebut. Lantaran, kata Zulfikri hal ini berkaitan dengan kepentingan pembiayaan proyek.
"Start pembangunannya akan sangat ditentukan oleh hasil survei, karena terkait dengan pembiayaan. Kita akan coba terus yang murah dan cepat," ujar dia.
Ia menambahkan, survei akan dilakukan selama tujuh bulan usai proses lelang konsultan yang JICA di Jepang selesai pada awal November 2018.
"Ini kita lakukan paralel, kita dengan BPPT melakukan studi trase dulu, tapi secara teknis yang lebih detail nanti JICA," ujar dia.
Untuk menekan biaya investasi, Zulfikri menuturkan, Kemenhub akan berupaya untuk memaksimalkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dalam proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya.
"Intinya, Jepang dan RI sudah sepakat untuk membangun tambahan satu lajur di jalur eksisting dengan lebar sepur sempit atau narrow gauge," kata dia.
Advertisement