RI Bakal Genjot Komponen Lokal untuk Proyek KA Jakarta-Surabaya

Pembangunan kereta api (KA) cepat Jakarta-Surabaya akan bergantung pada hasil survei JICA.

oleh Bawono Yadika diperbarui 06 Agu 2018, 21:11 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2018, 21:11 WIB
IBD Expo dan Banking Expo 2017
Pengunjung melihat miniatur kereta cepat di pameran Indonesia Business and Development Expo (IBD Expo) di Jakarta, Rabu (20/9). Pameran IBD Expo berlangsung dari 20-23 September 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus diskusi agar Japan International Cooperation Agency (JICA) dapat menurunkan biaya investasi proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya.

Menanggapi hal ini, Direktur Jenderal Perkerataapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Zulfikri menyatakan, pemerintah Jepang terlebih dahulu akan melakukan persiapan untuk survei (praparatory survey). Hal ini, kata Zulfikri, agar dapat ditentukan biaya yang laik untuk proyek tersebut.

"Kemarin kita lakukan feasibility study dan dapat indikasi biayanya. Sekarang JICA akan lakukan detil survei untuk dapat desain yang lebih detil lagi," tutur dia di Gedung Kemenhub, Jakarta Pusat, Senin (6/8/2018).

Ia juga menambahkan, pembangunan kereta api (KA) cepat Jakarta-Surabaya akan bergantung pada hasil survei tersebut. Lantaran, kata Zulfikri hal ini berkaitan dengan kepentingan pembiayaan proyek.

"Start pembangunannya akan sangat ditentukan oleh hasil survei, karena terkait dengan pembiayaan. Kita akan coba terus yang murah dan cepat," ujar dia.

Ia menambahkan, survei akan dilakukan selama tujuh bulan usai proses lelang konsultan yang JICA di Jepang selesai pada awal November 2018.

"Ini kita lakukan paralel, kita dengan BPPT melakukan studi trase dulu, tapi secara teknis yang lebih detil nanti JICA," tambah dia.

Adapun untuk menekan biaya investasi, Zulfikri menuturkan, Kemenhub akan berupaya untuk memaksimalkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dalam proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya.

"Intinya, Jepang dan RI sudah sepakat untuk membangun tambahan satu lajur di jalur eksisting dengan lebar sepur sempit atau narrow gauge," kata dia.

 

Menhub: Kereta Api Jadi Pilihan Favorit Transportasi Massal

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membuka Rapat Kerja Nasional III Masyarakat Perkeretaan Indonesia di Hotel Grandhika Iskandarsyah, Jakarta, Sabtu (21/7/2018). (Dwi Aditya Putra/Merdeka.com)
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membuka Rapat Kerja Nasional III Masyarakat Perkeretaan Indonesia di Hotel Grandhika Iskandarsyah, Jakarta, Sabtu (21/7/2018). (Dwi Aditya Putra/Merdeka.com)

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Masyarakat Perkeretaan Indonesia (Maska) di Hotel Grandhika Iskandarsyah, Jakarta, pada Sabtu ini. Dalam sambutannya, Budi Karya memberikan apresiasi besar atas terselenggaranya Rakernas.

"Saya mengapresiasi upaya untuk berkumpul melakukan kegiatan rakernas di mana satu kegiatan organisasi berbasis profesi. Secara tidak langsung ini mendukung proes pembangunan pemerintah," kata Budi Karya saat membuka acara Rakernas Maska, Jakarta, Sabtu 21 Juli 2018.

Pemerintah saat ini memang tengah gencar melakukan berbagai proyek pembangunan infrastruktur. Salah satunya adalah moda transportasi massal seperti perkeretaapian. Menurutnya, kereta api sendiri telah menjadi favorit masyarakat.

"Angkutan massal menjadi keinginan kita. Kegiatan yang dilakukan pemerintah dengan membangun Mass Rapid Transit (MRT) dan Ligh Rail Transit (LRT) tanda konsistensi pembangunan angkutan massal," imbuhnya.

"Tidak hanya di Jakarta kita juga di luar kota terbukti kereta api menjadi angkutan favorit massal bagi masyarakat," tambahnya.

Oleh karenanya, dalam proses pembangunan Budi Karya menekankan tidak hanya melihat dari sisi tekhnologi saja. Namun juga melihat dari sisi perekonomian, yakni dengan cara bekerjasama dengan pihak asing.

"Mulai bicara keekonomian. Ini menjadi proyek penting. Kalau kita berbasis dari teknologi saja kita harus membayar mahal. Kalau kita dekati dari keekonomian tekhnologi itu bisa kita jadikan aternatif banyak. Kerjasama dengan pihak asing menjadi penting," jelasnya.

"Saya mengimbau kepada Maska, saya usulkan meninjau dari sisi ekonominya juga bagaimana angkutan massal perkotaan ini," tutupnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya