Menhub akan Turunkan Tarif LRT Palembang

Penerapan tiket integrasi LRT Palembang akan diujicobakan mulai awal November hingga Desember tahun ini.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Okt 2018, 16:46 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2018, 16:46 WIB
Mencoba LRT Palembang
Para penumpang menunggu kedatangan kereta di Stasiun LRT Palembang, Sumatra Selatan, Minggu (5/7/2018). LRT ini akan menjadi salah satu solusi transportasi saat Asian Games mendatang. (Bola.com/Reza Bachtiar)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berupaya meningkatkan minat masyarakat menggunakan Light Rail Transit (LRT) Palembang.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan ada tiga hal yang akan dilakukan agar LRT semakin menjadi pilihan masyarakat Palembang.

Ketiga hal tersebut adalah menurunkan tarif LRT, memberikan feeder dan menambah jam operasional LRT.

"Untuk meningkatkan efektivitas dari LRT, beberapa hal yang saya putuskan adalah satu menurunkan tarif LRT. Misalnya dari Rp 10 ribu menjadi Rp 7 ribu," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (28/10/2018).

Kemudian, Kemenhub juga memastikan feeder khususnya Jakabaring-Unsri (Universitas Sriwijaya) dengan suatu headway (selisih waktu antar kedatangan kereta) yang lebih pendek. Sehingga memungkinkan penumpang LRT khususnya, mahasiswa dari beberapa tempat bisa mencapai itu.

‎"Yang ketiga menambah jam operasional. Sekarang jam operasional berlaku dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore, nantinya akan coba diberlakukan dari jam 5 pagi sampai jam 9 malam," kata dia.

Dia menjelaskan, penurunan tarif tersebut terjadi karena adanya pemberlakuan tiket integrasi antara LRT dengan dengan moda lainnya seperti Damri dan Transmusi.

Dengan demikian, penumpang dapat menaiki damri, transmusi dan LRT hanya dengan satu tiket saja. Penerapan tiket integrasi akan diujicobakan mulai awal November hingga Desember tahun ini.

 

 

Bantuan Feeder

Awan Cumulonimbus Hasilkan Hujan Deras yang Rusak LRT Palembang
Fasilitas Stasiun DJKA LRT Palembang rusak akibat hantaman hujan deras dan angin kencang yang dihasilkan awan Cumulonimbus (Liputan6.com / Nefri Inge)

Kemudian, untuk mendukung peningkatan penggunaan LRT, Kemenhub memberikan bantuan 15 bus, yang akan digunakan sebagai feeder LRT.

"Kemenhub sumbangkan 15 bus untuk feeder untuk memperkuat LRT. Gunakan feeder yang pendek, yang kepadatannya tinggi sehingga headway relatif pendek dan orangnya banyak (penumpang). Contoh dari bukit ke proyek musi bolak balik atau dari bukit besar, bukit kecil, dan jalan merdeka," jelas dia.

Melalui ketiga upaya tersebut, Budi berharap penggunaan LRT sebagai angkutan massal dapat semakin efektif dan menjadi gaya hidup masyarakat khususnya di Palembang.

"Kita ingin fungsi dari LRT memang bermanfaat untuk masyarakat. Pemerintah sudah menginvestasi lebih dari 10 triliun untuk Palembang, atau sekitar 20 persen dari anggaran Kemenhub. LRT Palembang menjadi yang pertama kali beroperasi di Indonesia, dan saya berharap LRT bisa menjadi suatu contoh lifestyle angkutan massal," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya