Liputan6.com, Jakarta - Beberapa tahun silam, Fortune memprediksi jika 9 dari 10 startup di dunia akan gagal. Bila itu terjadi, tak hanya visi dan mitos startup yang tutup cerita, ini juga menyangkut permodalan yang hilang.
Mengutip Business Insiders, Senin (12/11/2018), pada 2018 terhitung sudah ada 12 startup dunia yang berakhir gagal meski terakumulasi memiliki investasi USD 1,4 miliar atau Rp 20,9 triliun (USD 1 = Rp 14.967).
Advertisement
Baca Juga
Salah satu startup terbesar yang mengalami kegagalan pada tahun ini adalah Theranos. Didirikan Elizabeth Holmes pada 2003, perusahaan ini didaulat membawa revolusi ke dunia medis lewat bermacam tes laboratorium hanya dengan setitik darah pasien.
Sesuai budaya startup, cerita inspiratif pun hadir mengelilingi Theranos. Dimulai dari kisah inspiratif si pendiri yang takut jarum suntik, sampai penampilannya yang meniru Steve Jobs.
Sebagai pelengkap, Holmes juga masuk daftar miliarder termuda di dunia dan pernah hadir di TED Talk untuk berbagi motivasi.
Investasi sebesar USD 910 juta berhasil dikumpulkan Theranos, dan perusahaan sempat mencapai valuasi USD 9 miliar.
Sampai akhirnya, pada 16 Oktober 2015, The Wall Street Journal memuat cerita dari seorang karyawan tentang kinerja Theranos yang tak sesuai kenyataan. Saat ini, Holmes digugat atas kasus penipuan.
Di samping kasus Theranos, apa sebab startup bisa gagal? Kembali merujuk Fortune, menurut polling yang dilakukan di antara pendiri startup, penyebab terbesar gagalnya startup adalah jasa atau produknya tak dibutuhkan pasar (42 persen).
Setelahnya, yang termasuk 10 besar penyebab kegagalan startup adalah kehabisan dana (29 persen), tidak memiliki tim yang tepat (23 persen), kalah kompetisi (19 persen), masalah harga (18 persen), produk yang buruk (17 persen), butuh/kurang model bisnis (17 persen), pemasaran buruk (14 persen), mengabaikan pelanggan (14 persen), dan salah waktu (13 persen).
Jokowi: Indonesia Harus Punya Startup Unicorn Baru
Indonesia saat ini memiliki empat startup dengan “gelar” unicorn atau dengan valuasi lebih dari USD 1 miliar. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun berharap jumlah tersebut akan bertambah.
Adapun empat startup unicorn Indonesia adalah Bukalapak, Go-Jek, Tokopedia dan Traveloka.
“Sekarang kita sudah punya empat unicorn, tapi saya ingin lebih dari itu,” tutur Jokowi dalam acara pembukaan Ideafest 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat, 26 Oktober 2018.
Pemerintah, kata Jokowi, akan memberikan dukungan kepada startup lokal untuk dapat terus tumbuh atau jika ingin melalukan ekspansi ke luar negeri. Namun, tetap diperlukan dukungan dari berbagai pihak lain, termasuk investor.
Jokowi berharap Ideafest sebagai festival kreatif bisa membantu mendorong lahirnya unicorn-unicorn baru.
“Dengan Ideafest seperti ini diharapkan akan memunculkan unicorn-unicorn baru. Namun, hal ini harus didukung dengan sebuah ekosistem yang bagus dan baik, termasuk pemerintah juga memberikan dukungan dengan kebijakan,” sambungnya.
Lebih lanjut, Jokowi juga memuji semangat anak muda yang menurutnya tampak lihai dalam berbisnis atau mendirikan startup. Namun tidak hanya sekedar mendirikan usaha, ia berharap startup-startup lokal dapat meraih sukses.
“Pemerintah juga memberikan dukungan dengan kebijakan, sehingga merrka bisa terdorong untuk segera benar-benar masuk ke sektor riil,” jelas Jokowi.
Advertisement