Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan Vice President, Operations and Business Development Go-Jek, Brata Santoso, yang menggambarkan dukungan perusahaan terhadap lesbian, gay, bisexual, transgender (LGBT) menaui pro-kontra.
Hal tersebut disampaikan melalui akun media sosialnya, yang kemudian dilaporkan telah dihapus, dalam rangka peluncuran kampanye internal perusahaan bertajuk #GOingALLin.
Pernyataan Brata pun memicu kemunculan tagar #uninstallgojek. Kehebohan di dunia maya ini membuat pihak Go-Jek mengeluarkan pernyataan terkait kampanye internal dan pernyataan Brata tersebut.
Advertisement
Bye-bye @gojekindonesia Bye @GoFood .. Boss GoJek sdh membuat pilihan. Kami pun memilih.. #uninstallgojek
— Denny Permana (@dpermana) October 12, 2018
Lu yang mau #UninstallGojek Cuma gegera sikap perusahaan yang mendukung LGBT, mending lu jgn setengah2 dalam menolak LGBT.Stop juga pemakaian brand dibawah ini, buang iPhone lu, buang android lu, buang sepatu lu, buang kartu kredit lu, sekalian juga bakar mobil lu..Done. pic.twitter.com/mJBIrC46D1
— 「A R I B」 (@aribanang) October 13, 2018
Baca Juga
Go-Jek menegaskan pihaknya sangat menghargai keberagaman. Perusahaan pun yakin ide dan kreativitas, yang menjadi kunci melahirkan inovasi bermanfaat bagi masyarakat, merupakan hasil kerja sama berbagai latar belakang pendidikan, budaya dan keyakinan.
Layanan ride-sharing itu pun menekankan keberagaman merupakan elemen dalam dinamika karyawannya.
Mengenai pernyataan Brata, Go-Jek menekankan itu merupakan pendapat dan interpretasi pribadinya terhadap acara internal perusahaan terkait keberagaman.
"Terkait posting-an yang beredar di media sosial, perlu kami tegaskan itu merupakan pendapat dan interpretasi pribadi salah satu karyawan Go-Jek terhadap salah satu acara internal dengan tema keberagaman," tulis Go-Jek dalam keterangan resminya.
Perusahaan yang didirikan oleh Nadiem Makarim itu juga menegaskan selalu menjunjung tinggi nilai dan budaya Indonesia. "Pada intinya, Go-Jek adalah bagian dari Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika," ungkap perusahaan.
GO-JEK menjunjung tinggi keberagaman yang menciptakan persatuan dan keharmonisan, sejalan dengan nilai-nilai dan budaya Indonesia, yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. pic.twitter.com/OQq7n1JmlF
— GO-JEK (@gojekindonesia) October 13, 2018
Melinda Gates Kunjungi Kantor Go-Jek, Ada Apa?
Terlepas dari isu dukungan terhadap LGBT, Go-Jek sebelumnya juga menyedot perhatian disebabkan kunjungan Melinda Gates ke kantor operasionalnya di Bali. Kunjungan ke Indonesia pada pekan ini sebagai bagian dari tugasnya selaku Co-Chair dari Komisi Pathways for Prosperity untuk Teknologi dan Pembangunan Inklusif.
Salah satu agenda kedatangan Melinda adalah menyambangi kantor operasional Go-Jek di Bali, serta bertemu dengan para mitra perusahaan tersebut.
Melalui keterangan resmi Go-Jek pada Kamis (10/11/2018), istri Bill Gates itu diketahui bertemu dengan mitra pengemudi Go-Jek, mitra Go-Food dan talent Go-Life.
Pertemuan ini bertujuan memahami potensi teknologi digital dalam meningkatkan kesejahteraan dan membangun ekonomi inklusif.
Pendiri sekaligus CEO Go-Jek, Nadiem Makarim, menyambut baik kedatangan Melinda. Ia bangga Go-Jek dapat menunjukkan model bisnisnya mampu menciptakan dampak sosial positif, serta mendorong pertumbuhan inklusif di dunia.
"Jejak rekam Go-Jek di Indonesia merupakan sebuah contoh bagaimana teknologi mampu membuka peluang untuk akses dan inklusi, karena mereka yang sebelumnya tidak bergabung dalam ekonomi modern, mampu terlibat dan terbekali untuk semakin berkembang," ungkap Nadiem yang menjabat sebagai Komisaris Pathways for Prosperity.
"Misi Pathways for Prosperity sangat penting untuk dunia saat ini, dan kami senang dapat berbagi pengalaman kami di Indonesia dengan mereka," sambungnya.
(Din/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement