Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memanggil badan usaha penjual Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk membahas penurunan harga energi ini seiring turunnya harga minyak dunia.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto memastikan jika akan ada badan usaha yang menurunkan harga BBM non subsidi, mulai pekan depan sampai akhir 2018.
Advertisement
Baca Juga
Penurunan harga BBM menyesuaikan dengan kondisi harga minyak dunia yang terus anjlok di bawah USD 60 per barel. "Komitmen menurunkan harga mulai pekan depan paling lambat Januari," kata Djoko, saat menghadiri Pertamina Energy Forum, di Jakarta, Rabu (28/11/2018).
Djoko mengungkapkan, Kementerian ESDM telah mendapat komitmen penurunan harga BBM non subsidi, setelah memanggil badan usaha penjual BBM non subsidi yaitu PT Pertamina (Persero), AKR Corporindo, Shell Indonesia, Total Oil Indonesia, Vivo dan Garuda Mas.
Namun, penurunan harga tidak bisa langsung dilakukan, karena menunggu stok minyak yang dibeli sebelum harga turun. Dia pun belum bisa menyebutkan jadwal penurunan harganya.
"Saya sudah memanggil Pertamina, AKR,Shell, total Vivo,Garuda Mas. Kalau kapan tanya mereka masing-masing," tutur dia.
Menurut Djoko, pemerintah telah mengatur besaran keuntungan penjualan BBM non subsidi, yaitu maksimal 10 persen. Saat ini pihaknya sedang menunggu surat penetapan besaran penurunan harga.
"Kalau ada kenaikan tidak boleh 10 persen, sekarang harga minyak turun, entah berapa mereka sedang hitung," tandasnya.
Harga Pertamax Cs Tak Bisa Langsung Turun Mengekor Minyak Dunia
PT Pertamina (Persero) tidak bisa langsung menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi, meski harga minyak dunia terus mengalami penurunan.
Sekretaris Perusahaan Pertamina Syahrial Mukhtar mengatakan, sebab penurunan harga minyak dunia tidak bisa langsung diikuti penurunan harga BBM non subsidi karena pembelian tidak dilakukan saat harga sedang turun.
"Cuma responnya kan nggak langsung serta merta, biasanya kita pake crude. Kalau crude naik harga minyak naik, crude turun harga minyak turun," kata Syahrial, di Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Baca Juga
Menurut dia, meski harga BBM non subsidi tidak bisa langsung menyesuaikan dengan harga minyak dunia, tetapi Pertamina akan berinisiatif untuk menyesuaikan dengan harga pasar.
"Jadi harga non subsidi itu nggak usah disuruh pun pasti akan disesuaikan market. Sementara yang kita produksi ini, BBM sekarang crude-nya bukan hari ini," tutur dia.
Direktur Pemasaran Ritail Pertamina Mas'ud Khamid menambahkan, untuk menurunkan BBM non subsidi mengikuti perkembangan harga minyak dunia, Pertamina masih menunggu sinyal dari pemerintah untuk membahasnya.
Mas'ud mengungkapkan, Pertamina akan melakukan kajian bersama pihak Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) selaku regulator yang berwenang, terkait keputusan harga BBM non subsidi.
"Ya nanti kajianya bersama. Nunggu kita dipangil, nah baru hasilnya kita kasih tau, kan kita belum tau," tandas Mas'ud.
Advertisement