BPH Migas Tagih Janji Perusahaan Asing Bangun SPBU di Luar Jawa

Sejumlah perusahaan migas asing seperti Exxon dan Vivo sudah menyatakan niat untuk membangun SPBU di luar Jawa.

oleh Septian Deny diperbarui 11 Des 2018, 19:45 WIB
Diterbitkan 11 Des 2018, 19:45 WIB
SPBU VIVO
Sebuah angkutan umum keluar usai melakukan pengisian BBM di SPBU Vivo di kawasan Cilangkap, Jakarta, Kamis (26/10). SPBU tersebut akan menyalurkan BBM bensin Research Octane Number (RON) 89, 90, dan 92 dengan merk Revvo. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas tagih janji perusahaan migas asing untuk membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di luar Jawa. Hal ini guna membantu Pertamina memasok BBM ke seluruh wilayah Indonesia.

Ketua BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan, pihaknya mempersilahkan perusahaan migas asing untuk membangun SPBU di Indonesia. Asalkan, SPBU tersebut jangan hanya dibangun di Pulay Jawa, tetapi di wilayah-wilayah lain.

"Sah-sah saja (bangun SPBU), rasionya masih jauh sekali kok. Cuma kami pesan, Total, Shell, Exxon, Vivo, AKR, jangan hanya bangun di Jawa, tapi juga harus bangun di luar Jawa," ujar dia di Kantor BPH Migas, Selasa (11/12/2018).

Dia menjelaskan, Namun hingga saat ini niat tersebut belum terealisasi.‎

"Kita mendorong dia melakukan itu. Seperti Exxon mau bangun di mana-mana. AKR juga sudah bangun di luar Jawa, ada di Sumatera, Kalimantan, bahkan di Sulawesi juga ada. Vivo juga janji mau bangun selain di Jawa juga bangun di Maluku, di wilayah Madura, tapi belum terealisir," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Beban Pertamina

20160315-Hore, Harga BBM Pertamina Turun Rp 200 Per Liter-Jakarta
Pengendara motor mengisi kendaraannya dengan BBM di salah satu SPBU, Jakarta, Selasa (15/3). Pertamina menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) umum Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Pertalite Rp 200 per liter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut Fanshurullah, kebutuhan akan BBM bukan hanya di Jawa saja, tetapi juga di luar Jawa. Oleh sebab itu, dia berharap pasar ini tidak hanya dibebankan kepada Pertamina, tetapi juga digarap oleh perusahaan migas lain.

"Kan Indonesia ini hanya Jawa. Kalau tidak, kasihan Pertamina juga, dia harus bangun di seluruh Indonesia. (Tapi) Karena ini kan investasi, pasti dia (perusahaan asing) hitung keekonomian. Kalau balik modalnya 20 tahun, siapa yang mau bisnis," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya