Restrukturisasi Jadi Jalan Jiwasraya Bayar Tunggakan Pencairan Polis Asuransi

Manajemen Jiwasraya juga harus melakukan pemetaan ulang terhadap profil risiko nasabah dan membentuk perhitungan aktuarial cadangan yang sesuai.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 25 Des 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 25 Des 2018, 15:00 WIB
Ilustrasi Asuransi (iStockphoto)
Ilustrasi Asuransi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta PT Asuransi Jiwasraya (Persero) saat ini tengah menyelesaikan kasus tunggakan bayar polis untuk salah satu produknya JS Saving Plan yang diluncurkan pada 2015.

Menanggapi hal itu, Pengamat Asuransi senior, Irvan Rahardjo menilai kasus tunda bayar polis JS Saving Plan yang tengah dihadapi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) masih dapat diselesaikan dengan melakukan restrukturisasi.

“Masih bisa (diselesaikan), dengan reaktivasi aset-aset non produktif seperti gedung-gedung tua di lokasi strategis bisa di sekuritisasi atau di kerjasamakan BOT,” ujar Irvan di Jakarta, Selasa (25/12/2018).

Selain melakukan reaktivasi aset, Irvan bilang, manajemen Jiwasraya juga harus melakukan pemetaan ulang terhadap profil risiko nasabah dan membentuk perhitungan aktuarial cadangan yang sesuai.

Hal ini harus dilakukan seiring dengan rencana manajemen yang akan memanfaatan teknologi informasi dalam menjual produk-produknya.

“Hitungan saya, digitalisasi juga dapat mengurangi biaya intermediary,” tambah Irvan.

Seperti diketahui, sebagai quick win strategy dalam menyelesaikan pembayaran JS Saving Plan manajemen Jiwasraya menawarkan opsi roll over dengan bunga sebesar 7 persen per tahun dibayar di muka.

Selain itu, perseroan juga secara intens melakukan pendekatan dengan seluruh mitra dan nasabah pemegang JS Saving Plan.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) OJK, Riswinandi mengungkapkan tawaran roll over Jiwasraya memperoleh animo positif dari para nasabah.

"Sekarang ini tren untuk memperpanjang (roll over) meningkat tapi pembayaran disesuaikan dengan restrukturisasi manajemen dan pemegang saham. Jadi memang yang utama dilakukan yakni bagaimana membangun komunikasi dengan bank dan sosialisasi mendengarkan saran dan keluhan pemegang polis," ujar Riswinandi beberapa waktu lalu.

 

 

 

 

Transformasi Bisnis Jadi Strategi Jiwasraya Selesaikan Masalah

20160217-Ilustrasi Asuransi-iStockphoto
Ilustrasi Asuransi (iStockphoto)

Kementerian BUMN menyatakan komitmen dalam mendukung langkah PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dalam penyelesaian persoalan keterlambatan pembayaran polis yang sedang membelitnya.

Deputi Bidang Jasa Keuangan, Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, sejauh ini manajemen Jiwasraya tengah menjalankan transformasi bisnis demi memperkuat perusahaan, termasuk juga merumuskan sejumlah solusi untuk menyelesaikan segala kewajibannya kepada nasabah.

"Manajemen Jiwasraya memiliki komitmen yang teguh untuk menyelesaikan masalah dan tantangan. Dan kami punya solusi untuk hal itu, hanya saja memang butuh waktu," kata Gatot di Jakarta, Jumat (21/12/2018).

Untuk itu, lanjut Gatot, Kementerian BUMN pun tengah mendorong sinergi BUMN guna menggali potensi costumer base yang bisa dimanfaatkan Jiwasraya dalam rangka meningkatkan pendapatan.

Gatot menilai, costumer base dari sinergi BUMN dinilai bisa dioptimalkan untuk mempercepat pemulihan Jiwasraya. "Seiring dengan itu, manajemen Jiwasraya juga mengembangkan digitalisasi untuk meningkatkan pelayanan, penjualan dan efisiensi, sehingga produk asuransinya bisa lebih menarik," ujar Gatot.

Selain itu, Jiwasraya juga tengah melakukan optimalisasi aset yang selama ini dinilai masih kurang produktif.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya