Liputan6.com, Jakarta Hero Supermarket pernah merajai pasar supermarket di Indonesia, tepatnya era tahun 1990 an. Namun saat ini Hero Supermarket menghadapi tantangan besar. Sebanyak 26 gerai ditutup dan berimbas pada pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap 532 karyawannya pada tahun 2018. Â
Baca Juga
Penutupan itu dikarenakan penurunanan total penjualan dan upaya PT Hero Supermarket untuk mennyelamatkan bisnisnya. Gejolak pun bermunculan. Sejumlah karyawannya sempat melakukan unjuk rasa.
Advertisement
Pihak Hero memastikan 532 karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) mendapatkan hak sesuai Undang-Undang Kementerian Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
"Sudah dipenuhi sesuai peraturan," ujar Corporate Affairs GM PT Hero Supermarket Tbk, Tony Mampu saat dihubungi Liputan6.com, lewat pesan singkat Senin (14/1/2019).
Langkah perseroan untuk memberhentikan 532 karyawan sebagai bagian dari proses efisiensi. Perseroan klaim sebanyak 92 persen karyawan telah mengerti dan memahami kebijakan efisiensi ini dan menyepakati untuk mengakhiri hubungan kerja.
Hero Supermarket Mengalami Bisnis Lesu
PT Hero Supermarket Tbk, menutup sejumlah gerainya lantaran bisnis yang lesu. Penutupan gerai dilakukan karena sektor ritel utama supermarket menghadapi persaingan ketat. Kondisi keuangan dan kinerja keuangan yang melemah sejak kuartal III 2018, membuat perusahaan terpaksa memutus hubungan kerja dengan karyawannya.
Analis PT Artha Sekuritas, Frederik Rasali menuturkan penutupan gerai sebagai langkah strategis dalam rangka efisiensi. Ia menilai, kinerja perseroan tidak alami banyak pertumbuhan dalam beberapa tahun.
"Karena kinerjanya selama beberapa tahun tidak mengalami banyak pertumbuhan sehingga fix cost harus dipangkas," ujar Frederik saat dihubungi Liputan6.com, lewat pesan singkat yang diterima Liputan6.com, Senin (14/1/2019).
Sementara itu Corporate Affairs GM PT Hero Supermarket Tbk, Tony Mampuk mengatakan PT Hero Supermarket mengalami penurunan kinerja dari sektor makanan yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.
"Sampai dengan kuartal III tahun 2018, PT Hero Supermarket mengalami penurunan total penjualan sebanyak 1 persen atau senilai Rp 9,849 triliun di mana perolehan tahun 2017 adalah Rp 9,961 miliar," terangnya di kantor Pusat PT Hero Supermarket Tbk, di Bintaro, Tangerang Selatan, Jumat (11/1).
Menurutnya, PT Hero Supermarket telah melakukan langkah stategis untuk mendukung keberlanjutan bisnis dengan memaksimalkan produktivitas kerja.
 "Sejauh ini dari 532 karyawan yang terdampak dari kebijakan efisiensi tersebut, sebanyak 92 persen karyawan telah mengerti dan memahami kebijakan efisiensi ini dan menyepakati untuk mengakhiri hubungan kerja," kata dia.
Advertisement
Penutupan Gerai PT Hero Supermarket Sempat Didemo Karyawan
Hampir 26 gerai ritel milik PT Hero Supermarket yang ditutup sepanjang tahun 2018 di seluruh Indonesia adalah ritel Giant Supermarket. Perusahaan tersebut tengah menghadapi tantangan bisnis khusunya dalam bisnis makanan. Akibatnya sebanyak 532 karyawan di-PHK.
Pemutusan hubungan kerja itu mendapat perlawanan dari sebagian karyawan. Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Serikat Pekerja Hero Supermarket (SPHS), Jakwan, mengatakan karyawan melakukan aksi unjuk rasa damai di Kantor Pusat PT Hero Supermarket, Jumat, 11 Januari 2019.Â
"Para buruh menuntut tolak PHK sepihak dan pelanggaran PKB (perjanjian kerja bersama), stop union busting atau menghalangi hak berserikat dan berorganisasi, serta perbaiki hubungan industrial di PT Hero Supermarket," ujar dia di Jakarta, Senin (14/1/2019).
Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal meminta manajemen Hero Supermarket menjalankan isi Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Hal ini sebagai mana diatur dalam PKB antara PT Hero Supermarket Tbk dan SPHS.
"Pasal 22 ayat 4, dalam hal terjadi penutupan toko, maka perusahaan akan berupaya menempatkan pekerja pada toko lainnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan. Pasal 93 ayat 2, perusahaan dan Serikat Pekerja dengan segala daya upaya mengusahakan agar jangan terjadi PHK," tutur dia.
Ia menyayangkan cara PHK yang dilakukan HERO, yakni dengan mengirim surat PHK melalui kurir pengiriman barang dikirim ke alamat rumah masing-masing pekerja dan upahnya belum dibayarkan sampai saat ini.
"Kondisi saat ini terjadi penutupan toko dan pekerja di PHK dengan alasan perusahaan sudah kelebihan manpower. Padahal, faktanya beberapa toko ada yang kekurangan manpower, bahkan saat ini membuka toko baru dan perusahaan melakukan perekrutan pekerja," ujar dia.
Sejarah Kesuksesan Hero Supermarket Hingga Mengahadapi Masa Krisis Bisnis
Hero Supermarket mulai berdiri sejak tahun 1971 oleh pemilik awalnya alm. M.S Kurnia. Sekitar tahun 70-an di mana kondisi ekonomi mulai membaik, ia membuka supermarket modern untuk pertama kalinya pda 23 Agustus 1971 dengan nama Hero Mini Supermarket. Lokasinya di Jalan Falatehan no.23, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dan hanya memiliki 16 orang karyawan.
Hero dikenal sebagai pelopor supermarket di Indonesia. Kesuksesan Hero pertama dikarenakan waktu yang tepat, ekonomi yang kondusif, dan juga dukungan dari partner perusahaan. Lebih dari itu, Hero bertahan dan melanjutkan berkembang dengan hampir tidak ada pesaing. Kebanyakan, hanya ada para pengikut. Selama Hero berkembang, supermarket lainnya muncul dan mengikuti gaya Hero.
Tidak mengejutkan, Hero Supermarket berkembang pesat. Hero berkembang menjadi perusahaan ritel yang dihormati di Indonesia. Satu per satu, Hero Supermarket dibuka di tahun 70-an. Sampai 1980 sudah ada 9 cabang Hero Supermarket di Jakarta. Ini adalah pencapaian yang luar biasa pada saat itu.
Sekitar tahun 1990-an Hero Group berada di puncak kesuksesan dan keberhasilan dengan menghasilkan modal perusahaan yang lebih besar. Hero dicatat sebagai perusahaan ritel di Indonesia yang berada sama level dengan skala multinasional walalupun sempat krisi sekitar tahun 1998.
Hero Group bahkan lebih baik saat memasuki tahun 2000-an. Di bawah Hero Group, Starmart telah membuka 131 cabang di seluruh Indonesia. Sementara itu untuk Guardian, apotek, toko kesehatan dan kecantikan ini yang dibuka setahun sebelum kelahiran Starmart, juga menunjukkan kemajuan yang memuaskan. Didirikan pada tahun 1990, Hero Supermarket melebarkan sayapnya dan berubah menjadi Giant untuk segmen Hypermarket.
PT Hero Supermarket Tbk mempekerjakan lebih dari 13,700 orang dan melayani pelanggan di 558 gerai. Terhitung dari 30 Juni 2012 , perusahaan ini telah mengoperasikan 43 gerai Giant Hypermarket, 130 gerai Hero & Giant supermarket, 241 gerai kesehatan dan kecantikan Guardian dan 144 gerai Starmart.
Di tahun 2014 Hero Group merealisasikan kehadiran gerai furniture berkelas global, IKEA. Kehadiran IKEA dengan jenis produk yang berbeda dengan gerai HERO Group selama ini menegaskan semangat kepeloporan dan menjadi pelengkap atas keberadaan dari gerai yang ada sebelumnya.
Dengan kesuksesan perjalanan HERO Group sejak 1970-an, kini masalah krisis tengah dihadapinya. Dengan semakin banyaknya persaingan ketat olehperusahaan lain yang membuat HERO Group harus memangkas kinerja di beberapa ritelnya.
Â
Reporter: Loudia Mahartika
Advertisement