Liputan6.com, Palembang - Google Indonesia memiliki tradisi tahunan untuk mengunjungi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di suatu kota dan mendegarkan kisah sukses mereka. Sebagai perusahaan teknologi, Google berusaha memberdayakan UKM lokal agar go online dalam memasarkan produk mereka.
Pada 23 Januari 2019 kemarin, Google mengunjungi kota Palembang untuk menemui empat UKM yang berhasil menggunakan program Google seperti Google My Business (GMB, Google Bisnisku), Gerakan Pelatihan Usaha Rakyat (Gapura) Digital, dan Womenwill.
Advertisement
Baca Juga
GMB memudahkan koneksi antar UKM lokal dengan para pelanggan, sementara Gapura Digital dan Womenwill memberikan ruang bagi para pebisnis agar saling bertemu lewat kelas-kelas gratis dari Google.
Yunita Rahma Sari (Cik Ari) adalah salah satu yang memberi presentasi di depan tim Google yang diwakili Jason Tedjasukmana, Head of Corporate Communications di Google Indonesia. Wanita pemilik usaha rumah tangga Gudang Makanan Palembang (GMP) adalah pengguna GMB.
"GMB itu sudah komplit menurut saya, medsos dia di situ, kita bisa langsung terkoneksi ke pelanggan, bisa kasih review, juga bisa ngepos, sudah ada website-nya, jadi saya lebih suka di GMB," ujarnya kepada Liputan6.com di Palembang seperti ditulis Sabtu (27/1/2019).
Setidaknya selama seminggu sekali, wanita yang mempelajari psikologi dan ekonomi ini selalu mengisi konten di GMB. Perempuan di sekitar rumahnya pun dilibatkan sebagai tenaga kerja harian.
Pizza Pingin Nagih merupakan menu andalan Cik Ari. Kuliner khas Italia berhasil ia padukan bersama cita rasa lokal Palembang, yakni produk ikan pindang. Ibu tiga anak ini juga aktif sebagai fasilitator di program Womanwill. Dari program Google itu, dirinya terinspirasi bahwa perempuan memiliki kekuatan dalam sukses membangun bisnis.
"Bahwa perempuan enggak ada batasnya, bisa jadi apapun, bisa sekeren apapun,"Â terangnya.
Berkembang bersama Data
Ada pula Dwi Maharani. Wanita kelahiran Jakarta itu sudah fasih berbisnis sejak SMA. Ia bergabung pada kemitraan Burger Time di Palembang dan membuka cabang di Plaju. Aktivitas Dwi di GMB pun membuat Burger Time Plaju makin eksis di Google.
Selain terbantu lewat analisis data yang disediakan GMB, Tim Burger Time Plaju juga makin sophisticated dalam melayani respons konsumen berkat modul kelas Gapura Digital dan Womanwill. Mereka pun tidak canggung bila ada ulasan negatif.
"Enaknya ada program Womanwill sama Gapura Digital itu, jadi, salah satu modulnya ada tips dan trik, kalau ada ulasan positif bagaimana, kalau ada yang negatif bagaimana, jadi kita punya arahan," jelas Dwi.
Gapura Digital adalah kelas offline mingguan yang memberi pelatihan seperti panduan, tips, pemahaman SEO, dan juga sebagai sarana saling berbagi antar UKM. Sementara, Womenwill merupakan komunitas khusus pebisnis wanita.
UKM lain yang turut menikmati fitur Google adalah Sriwijaya Youth Academy, sebuah pemberi jasa les TOEFL. Pendirinya adalah Youwen Sartika, wanita kelahiran 1994 dan alumna Universitas Sriwijaya. Ia pernah mengikuti program Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) di Universitas Connecticut.
Youwen bercerita mulai aktif kursus Bahasa Inggris pada akhir 2015, setelah perkebunan kelapa sawit keluarganya terbakar akibat dampak el-nino. Setelah sekitar dua tahun berjalan, Youwen aktif mengikuti program Gapura Digital dan memakai fitur Google.
"DI Sriwijaya Academy, kami membatasi SDM, tapi sangat terbantu dengan aplikasi-aplikasi Google," ujar Youwen. Ia memberi contoh seperti pendaftaraan yang memakai Google Form dan berbagi dokumentasi serta modul lewat Google Drive bagi pelajar jarak jauh. "Jadi sangat terbantu untuk efisiensi tim," imbuhnya.
Advertisement
Produk Lokal Rasakan Hasil Positif
Produk budaya lokal juga mendapatkan hasil positif lewat produk Google. Leonardus Siringoringo membuktikan. Pria kelahiran 1992 ini membuka Ulos Batak Palembang bersama kedua orang tuanya sejak 2012.
Ulos Batak Palembang bukan satu-satunya pebisnis ulos di Palembang. Leonardus yang presentasi di depan tim Google bersama marketing managernya, Emil Sihotang, menjelaskan Google membantu bisnis mereka meraih pelanggan lebih banyak. Lokasi bisnisnya yang notabene rumahan pun tidak lagi menjadi halangan.
"Waktu itu jam delapan malam, kan tokonya di rumah, terus tiba-tiba ada polisi. Kami kan kaget. Ternyata bapak itu sedang mencari ulos. Ternyata mereka search di Google Maps, ketemu rumah saya," kenang Leonardus.
Emil Sihotang menjelaskan, GMB memberikan motivasi bagi bisnis, jika dulunya pihaknya tak terlalu memusingkan GMB, sekarang mereka rutin update di Google agar Ulos Batak Palembang semakin dikenal publik.
"Yang tadinya acuh tak acuh, akhirnya mulai serius, ditata, upload foto, membuat postingan secara konsisten, dan pertumbuhan bisnisnya sangat baik menurut kami," ucap Emile.
GMB membantu total 150 juta bisnis di seluruh dunia agar muncul di mesin pencarian Google. Fitur gratis inilah yang membuat bisnis-bisnis tampil di Google Maps dan bisa mendapat ulasan pelanggan.
Sejak 2015, Google telah melatih 1 juta UKM di Indonesia. Rencananya, mereka ingin menggandakan angka tersebut sebelum tahun 2020.