Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) menilai kantong-kantong kemiskinan banyak terdapat di pedesaan. Peningkatan infrastruktur pertanian melalui program padat karya pun dilihat menjadi salah satu solusi dalam menjawab tantangan mewujudkan ketahanan pangan nasional sekaligus upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama petani di pedesaan.
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, mengemukakan bahwa Kementan melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) PSP c.q Direktorat Irigasi Pertanian, sejak 2015 lebih fokus dalam melaksanakan program padat karya untuk mendukung peningkatan infrastruktur irigasi pertanian.
"Program padat karya dilaksanakan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan penyediaan air irigasi pertanian melalui rehabilitasi dan peningkatan fungsi jaringan irigasi tersier, serta pengembangan irigasi perpompaan," ujarnya, Rabu (20/2/2019).
Advertisement
Sarwo mengatakan, peningkatan infrastruktur irigasi pertanian dilaksanakan dengan cara memberdayakan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan Kelompok Tani. Mulai dari perencanaan awal sampai pelaksanaan fisik di lapangan.
"Program padat karya infrastruktur pertanian ini diharapkan dapat menyentuh langsung kebutuhan publik sehingga dapat memberikan kontribusi, selain peningkatan produksi pertanian juga pengentasan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja," ucapnya.
Sarwo pun menjelaskan beberapa keunggulan dari peningkatan infrastruktur irigasi pertanian melalui progam padat karya. Beberapa keunggulan itu antara lain meningkatnya semangat partisipatif dan gotong royong, harga kontruksi lebih murah dibandingkan dengan kontraktual, meningkatnya rasa memiliki terhadap sarana yang dibangun, dan meningkatnya pendapatan petani atau masyarakat.
"Kegiatan program padat karya oleh masyarakat petani (P3A dan Poktan) dilakukan melalui pola transfer dana pemerintah langsung ke rekening kelompok penerima manfaat. Dana ini untuk digunakan dalam pembangunan fisik infrastruktur irigasi pertanian," kata dia.
Pelaksanaan konstruksi Irigasi Pertanian sendiri dilaksanakan secara swakelola oleh P3A/Poktan secara bergotong-royong dengan memanfaatkan partisipasi dari anggotanya. Sektor strategis ini berperan penting menumbuhkan perekonomian masyarakat, terutama bagi kemajuan petani Indonesia. Sebab, sektor pertanian memiliki banyak komponen pendukung.
"Nah, sarana dan prasarana pertanian ini menentukan dalam peningkatan produksi pertanian yang diharapkan mampu mendongkrak kesejahteraan petani," ujar Sarwo.
Adapun sejumlah program sarana pertanian yang dirinci olehnya ialah pengembangan dan pengelolaan air, sistem pembiayaan usaha, sistem mekanisasi, fasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi, dan pendaftaran maupum pengawasan.
“Tercatat adanya peningkatan IP lahan persawahan sebanya 0,5 di wilayah yang mengalami perbaikan irigasi," ucap Sarwo.
Selain itu, para petani juga merasa aman dalam berproduksi karena pemerintah sudah menyediakan layanan asuransi pertanian. Asuransi mampu menggenjot potensi lahan penghasil padi baru melalui optimasi lahan rawa di beberapa wilayah.
"Secara nyata program tersebut telah memberi dampak terhadap peningkatan Indeks Pertanaman (IP), penambahan luas baku lahan, penambahan luas tambah tanam, perlindungan usaha tani, dan peningkatan produktivitas," pungkas Sarwo.
Â
Â
(*)