Pemkab Bantul Siapkan Tenaga Kerja untuk Bandara Baru Yogyakarta

Belum ada kejelasan mengenai bandara baru Yogyakarta.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 24 Feb 2019, 16:30 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2019, 16:30 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meninjau pembangunan proyek Bandara Internasional Yogyakarta. Dok Kementerian BUMN
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meninjau pembangunan proyek Bandara Internasional Yogyakarta. Dok Kementerian BUMN

Liputan6.com, Bantul - Bandara Internasional Yogyakarta (New Yogyakarta International Airport/Bandara NYIA) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta akan segera beroperasi di bulan April mendatang. Namun rupanya masih belum ada kejelasan mengenai jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk bandara baru tersebut.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, belum memastikan jumlah tenaga kerja dari daerahnya yang bisa mengisi kebutuhan bandara baru Yogyakarta (NYIA).

"Untuk NYIA, tidak tahu berapa (dari Bantul), tetapi kita siapkan tenaga kerjanya, sehingga begitu nanti ada formasi (lowongan pekerjaan) tentunya mereka sudah siap," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul, Sulistyanto di Bantul, dikutip dari Antara, Minggu (24/2/2019).

Dia menyebutkan bandara NYIA akan membutuhkan tenaga kerja besar yang sebagian bisa dipenuhi dari Bantul. Melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Latihan Kerja (BLK) Disnakertrans juga menyiapkan beberapa pelatihan kerja bagi calon tenaga kerja bidang kebandarudaraan agar mempunyai keterampilan dan siap pakai di bandara itu.

"Tentunya yang siap adalah mereka yang sudah kita latih, yang tidak kita latihpun kalau memenuhi syarat pendidikan bisa, tapi kalau yang kita latih sudah punya nilai plus, karena sudah ada sertifikatnya," ujarnya.

Sementara itu, untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang secara khusus bidang penerbangan, di Bantul sudah ada sekolah penerbangan, akan tetapi yang disiapkan dari pemerintah daerah lebih kepada kapasitas masyarakat itu sendiri.

"Kalau saya kapasitas masyarakat yang kita siapkan, karena kalau penerbangan sudah khusus, jadi kita siapkan misalnya operator komputer, termasuk cleaning service, karena cleaning service bagi saya juga harus punya keterampilan, tidak hanya sekadar ngelap kaca, ngepel lantai," katanya.

Dia mengungkapkan dari Pemerintah Daerah (Pemda) DIY dan pihak PT Angkasa Pura sudah memberikan masukan terkait tenaga kerja yang dibutuhkan termasuk kualifikasinya, agar bisa disiapkan pemerintah kabupaten/kota di DIY.

"Untuk itu kita harus menyiapkan tenaga kerja, makanya di BLK tahun ini ada beberapa pelatihan khusus yang menunjang, sehingga jika nanti ada formasi yang dibutuhkan dari sana (NYIA), mereka (tenaga kerja) bisa ikut,"tutupnya.

AP I Sudah Serap Anggaran Rp 2 Triliun untuk Bandara NYIA

(Foto: Liputan6.com/Yanuar H)
Bandara baru NYIA (Foto:Liputan6.com/Yanuar H)

Kemajuan pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) atau bandara NYIA mencapai 36 persen hingga pertengahan Februari 2019.

Project Manager Pembangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta, Taochid Purnomo Hadi mengatakan, sejak Oktober 2018, pihaknya mempercepat pembangunan fisik untuk mengejar April 2019 dapat beroperasi. 

"Kita produksi beton 6 ribu kubik per hari. Bisa sampai lima kilo artinya kita buat bandara NYIA hanya beberapa hari sudah jadi. Pengaspalan juga kita kejar progresnya sehari sekitar hampir dua ton perhari," kata dia saat media visit di Hotel Ambarukmo, seperti ditulis Senin, 18 Februari 2019.

Taochid mengatakan, anggaran pembangunan Bandara NYIA sudah terserap Rp 2 triliun hingga Februari 2019 dari total Rp 6,1 triliun. Jumlah ini di luar pengadaan tanah yang dikeluarkan sebelum pembangunan bandara. 

"Kalau Rp 152 miliar satu minggu kita kasih PP untuk dihabiskan kalau tidak habis maka progresnya melambat. Makanya, yang kita siapkan mengejar target April harus memindahkan Internationalnya ke NYIA," kata dia. 

Saat ini, menurut Taochid, pembangunan bandara NYIA terus membaik. Persiapan kebutuhan  saat bandara dioperasionalkan sudah dilakukan mulai dari pembangunan kantor dan tower bandara seluas 1 ha.

"Tower target April selesai tapi belum beroperasi karena materialnya import semua. Kita modular tower disiapkan di bandung awal maret akan dimobilisasi kesini tinggi 9 meter dengan peralatan yang diperlukan Airnav sudah siap di Maret," kata dia.

Kebutuhan air, listrik dan telepon sudah disiapkan sesuai dengan MOU dengan Pemkab Kulon Progo. Termasuk wifi di lokasi bandara untuk memenuhi semua kebutuhan. 

"Wifi Maret harus sudah siap. Maret akan diuji apakah bisa atau tidak," kata dia. 

Lokasi yang dekat dengan pantai selatan pihaknya juga memikirkan potensi bencana alam seperti gempa dan tsunami. Bangunan yang tahan gempa dan tsunami setinggi 15 meter sudah disiapkan dengan fasilitas air dan genset. 

"Barrier di luar dari pemda Kulon Progo buat vegetasi tertentu yaitu cemara udang tadi. Sisi airport sudah kami siapkan insyaalla tahan akan gempa," kata dia.

Sementara itu, Agus Pandu Purnama, Juru Bicara Proyek Pembangunan Bandara NYIA mengatakan, pihaknya sudah  melakukan focus group discussion (FGD) dari berbagai elemen termasuk para ahli dari Jepang soal mitigasi bencana. Sehingga bangunan dan penanganan bencana sudah dibuat secara matang.  

"Kami ada juga lantai untuk evakuasi elevasi sekitar 15  meter. Masyarakat juga bisa akses ke bandara. Apakah kuat, terminal kita upayakan 8,8 SR itu menurut ahli bangunan sudah dicontohkan sekuat itu," kata dia.

Ia mengatakan, kebutuhan air di bandara akan menggunakan air lokal. Harapannya pendapatan asli daerah (PAD) Kulon Progo naik.

"Tanggal 14-15 akan diverifikasi apakah layak atau tidak bandara ini," ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya