Bank Mandiri Minat Akuisisi Permata dari Standard Chartered?

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk diisukan bakal membeli mayoritas saham Bank Permata dari Standard Chartered Bank.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Mar 2019, 17:41 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2019, 17:41 WIB
(Foto: Liputan6.com/Athika R)
Bank Mandiri jadi mitra untuk Japan Travel Fair 2019 (Foto:Liputan6.com/Athika R)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk diisukan bakal membeli mayoritas saham Bank Permata dari Standard Chartered Bank.

Menanggapi isu ini, Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk, Rohan Hafas menegaskan Bank Mandiri memang berencana mengakuisisi bank skala menengah. Hanya saja, dirinya tidak mengungkapkan apakah bank tersebut Bank Permata atau bukan.

"Belum ada tawaran, belum apa-apa. Kita cuma bilang, kita punya minat bukan kepada bank tertentu, kita punya minat akuisisi bank skala menengah. Karena kita punya ekses dari capex, bank apakah itu, atau lembaga keuangan apa belum. Dan kita juga belum menyampaikan dalam RBB kita," kata Rohan di Kementerian BUMN, Senin (4/3/2019).

Ia menuturkan, jika sudah ada perbankan yang pas, rencana ini harus dimasukkan terlebih dahulu ke dalam Rencana Bisnis Bank (RBB). Sementara RBB ini baru bisa dilakukan pada Juni 2019.

Namun demikian, Rohan mengaku ada satu kriteria yang pas jika akan diambil alih. "Yang bisa menjadi nilai tambah bisnisnya Bank Mandiri yang belum pegang atau kuat di situ," tegas dia.

 

Standard Chartered Beri Sinyal Lepas Saham Bank Permata

Standard Chartered
Standard Chartered Bank (iStockphoto)

Sebelumnya, Standard Chartered beri sinyal untuk melepas saham Bank Permata. Standard Chartered berniat divestasi atau jual saham sekitar 45 persen sahamnya di Bank Permata. Pihaknya akan mereklasifikasi kepemilikannya sebagai non-inti.

Mengutip laman FT, Selasa 26 Februari 2019, Standard Chartered menyampaikan hal itu bersamaan dengan rencana strategis baru untuk meningkatkan laba menjadi lebih dari 10 persen pada 2021 dari level saat ini sekitar lima persen.

Standard Chartered juga akan restrukturisasi operasinya di sejumlah negara antara lain Korea Selatan, Indonesia, Arab Saudi dan India.

Channel News Asia menyebutkan, Standard Chartered Plc mengatakan akan pangkas biaya USD 700 juta dan keluar dari bisnis yang lebih kecil. Ini sebagai bagian dari perbaikan strategi tiga tahun yang dorong pertumbuhan. Dengan dorong pertumbuhan pendapatan dan divestasi akan hasilkan modal surplus inti.

"Kami akan mencapai ini melalui fokus tanpa henti di mana kami memiliki keunggulan kompetitif yang berbeda, melawan sebab hal yang memberikan tingkat pengembalian yang rendah dan meningkatkan inovasi dan produktivitas," ujar Chief Executive Standard Chartered, Bill Winters seperti dikutip dari laman Channel News Asia.

Berdasarkan data RTI, 31 Januari 2019, kepemilikan saham Bank Permata antara lain Standard Chartered Bank sebesar 44,56 persen, PT Astra International Tbk sebesar 44,56 persen dan publik sebesar 10,88 persen.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya