Harga Minyak Bervariasi Usai Persediaan AS Melonjak

Harga minyak dunia bervariasi usai data menunjukkan persediaan minyak meningkat.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Mar 2019, 06:19 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2019, 06:19 WIB
20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia bervariasi pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) usai data pemerintah Amerika Serikat (AS) menunjukkan persediaan minyak meningkat. Hal ini terjadi meski persediaan bensin turun mendukung harga.

Harga minyak mentah berjangka Brent naik 13 sen atau 0,2 persen menjadi USD 65,99 per barel. Harga minyak mentah AS berakhir susut 34 sen atau 0,6 persen menjadi USD 56,22 per barel.

Persediaan minyak mentah AS naik 7,1 juta barel pada pekan lalu, jauh melebihi harapan analis yang sekitar 1,2 juta barel. Data itu berdasarkan dari the Energy Information Administration (EIA).

Akan tetapi, stok bensin turun 4,2 juta barel dibandingkan harapan analis sekitar 2,1 juta barel. Harga bensin AS naik sekitar satu persen.

"Persediaan minyak mentah mendorong penurunan yang diimbangi produk," ujar Matthew Smith, Direktur ClipperData.

Selain itu, harga minyak berjangka yang turun juga imbas dari bursa saham AS atau wall street yang tertekan. Ini seiring tanpa perkembangan positif dalam pembicaraan perdagangan antara Washington dan Beijing.

 

Kebijakan OPEC

20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Presiden AS Donald Trump menuturkan, pembicaraan perdagangan berjalan baik, tetapi menawarkan beberapa detil. “Penjualan dalam saham juga memainkan peran penting dalam pelemahan harga minyak hari ini,” ujar Jim Ritterbusch, Presiden Direktur Ritterbusch and Associates.

"Penurunan pertumbuhan ekonomi global dan pengurangan akan melanjutkan risiko sehingga menimbang seluruh spektrum energi," ia menambahkan.

Pasar juga telah terpukul oleh melonjaknya produksi minyak AS. Berdasarkan data EIA, rekor tertinggi sepanjang masa 12,1 juta barel per hari pada pekan lalu.

Peningkatan produksi Amerika Utara merusak pemotongan pasokan yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia yang telah membantu harga minyak naik sekitar 20 persen pada 2019.

OPEC dan mitranya berjanji untuk mengekang produksi sebesar 1,2 juta barel per hari. OPEC dan sekutunya akan memutuskan apakah memperpanjang produksi hingga Juni dari April.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya