Liputan6.com, Bogor - BPJS Ketenagakerjaan siap membuat program pelatihan vokasional atau vocational training yang bisa diikuti 20 ribu orang pada 2019.
Pelatihan ini ditujukan bagi para peserta BPJS Ketenagakerjaan untuk berbagai kategori, salah satunya yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, membuka kemungkinan untuk menjalin sinergitas antara vocational training ini dengan program pelatihan tenaga kerja lainnya, termasuk usulan Kartu Pra Kerja yang dicanangkan Capres Petahana Joko Widodo (Jokowi).
Advertisement
"Iya, saya kira sangat dimungkinkan, karena pada dasarnya ini adalah pemberian training atau pelatihan. Nanti bagaimana sinerginya, kita harus duduk bersama," ungkap dia di Institut BPJS Ketenagakerjaan, Bogor, Rabu (13/3/2019).
Baca Juga
Inisiasi Kartu Pra Kerja dicanangkan Jokowi yang kembali menyalonkan diri pada Pemilihan Presiden RI 2019-2024. Ide ini diajukan untuk memberi pelatihan kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri saat ini.
Melalui program ini, pemerintah nantinya akan memberikan insentif gaji kepada lulusan SMK dan setingkatnya yang mengikuti pelatihan tapi belum memiliki pekerjaan.
Agus melanjutkan, pelaksanaan vocational training ini akan dilaksanakan secara multiyears dengan target peserta sebanyak 20 ribu orang. Target tersebut ditetapkan berdasarkan kemampuan anggaran perseroan, yakni sebesar Rp 294 miliar.
"Ini baru tahun ini, tahun ini kita anggarkan sebesar Rp 294 miliar. Dan ini kita bisa evaluasi lagi apakah kurang, tentunya kita sesuaikan dengan kemampuan keuangan dari BPJS Ketenagakerjaan," ujar dia.
"Tapi pada prinsipnya ini adalah insiatif BPJS Ketenagakerjaan untuk berkontribusi membangun sumber daya manusia Indonesia," dia menambahkan.
Â
Siapkan Rp 294 Miliar buat Pelatihan Vokasional
Sebelumnya, BPJS Ketenagakerjaan siap mengeluarkan anggaran sebesar Rp 294 miliar untuk membuat program pelatihan vokasional atau vocational training pada 2019.Â
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto mengatakan, pelatihan itu ditujukan bagi para peserta BPJS Ketenagakerjaan untuk berbagai kategori, salah satunya yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Ini akan kita berikan kepada peserta BPJS Ketenagakerjaan yang mengalami PHK, yang tidak bekerja lagi karena kontraknya habis, yang bekerja di luar negeri (TKI) akan bekerja di Indonesia, kemudian yang mengalami cacat atau membutuhkan peningkatan skill," urainya di Insitut BPJS Ketenagakerjaan, Bogor, Rabu 13 Maret 2019.
"Training ini akan kita berikan dalam bentuk job shifting, dari keahlian satu ke keahlian yang lain, atau reskilling. Keahliannya kita tingkatkan," dia menambahkan.
Pelaksanaan vocational training ini disebutkannya akan dilaksanakan secara multiyears dengan target peserta sebanyak 20 ribu orang. Target tersebut ditetapkan berdasarkan kemampuan anggaran perseroan, yakni sebesar Rp 294 miliar.
"(Angka 20 ribu peserta) itu dari data kemampuan anggaran kita. Anggarannya Rp 294 miliar, hampir Rp 300 miliar," tutur dia.
Agus menyatakan, BPJS Ketenagakerjaan ingin memastikan apa yang dilatihnya bisa terserap oleh kebutuhan industri. Oleh karena itu, ia mengajak perusahaan besar untuk berpartisipasi dalam program ini.
"Oleh karena itu kita mengajak seluruh mitra pemberi kerja kita, terutama perusahaan-perusahaan besar, kita ingin membangun kolaborasi dengan mereka. Kita ingin apa yang kita latih itu bisa terserap di industri," pungkas dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement