BKPM Dorong India Investasi di Luar Jawa

Dalam enam tahun terakhir, investasi India di Indonesia terus mengalami pertumbuhan.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Mar 2019, 20:48 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2019, 20:48 WIB
20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam enam tahun terakhir, investasi India di Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Pada 2013, tercatat nilai investasi India di Indonesia masih berada di kisaran USD 57,18 juta. Nilai tersebut meningkat menjadi USD 206 juta pada tahun 2018.

"Realisasi FDI (foreign direct investment/ penanaman modal asing) India telah meningkat dari USD 57,18 juta pada 2013 menjadi USD 206 juta pada 2018," kata Deputi Bidang Perencanaan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Ikmal Lukman di acara India Indonesia Infrastruktur Forum (IIIF), di Hotel Westin, Jakarta, Selasa (19/3/2019).

Dia pun mengajak berbagai investor dari India untuk berinvestasi di Indonesia. Meskipun demikian, dia berharap investasi tidak hanya terpusat di Pulau Jawa. "Kami mendorong investor untuk berinvestasi di luar Jawa karena ada banyak potensi di sana," ungkapnya.

Ikmal pun mengaku optimistis bahwa investasi Indonesia akan tumbuh positif pada tahun ini, meskipun kondisi perekonomian global masih belum pulih sepenuhnya.

"Meskipun ada ketidakpastian global, kami percaya bahwa kami tetap resilient. Kami percaya tren investasi kami yang baik akan terus berlanjut tahun ini," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu 

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Infrastruktur

Dalam Forum Infrastruktur India Indonesia, hadir sejumlah pemangku kebijakan dalam sesi panel (Liputan6.com / Siti Khotimah)
Dalam Forum Infrastruktur India Indonesia, hadir sejumlah pemangku kebijakan dalam sesi panel (Liputan6.com / Siti Khotimah)

Indonesia dan India bertekat untuk meningkatkan kerja sama di sektor ekonomi, khususnya dalam sektor infrastruktur. Hal ini salah satunya melalui penyelenggara 2nd India-Indonesia Infrastructure Forum.

Duta Besar India untuk Indonesia, Pradeep Kumar Rawat mengatakan, pemerintah India ingin membangun sinergi yang lebih besar dengan Indonesia, khususnya dalam sektor infrastruktur.

Menurut Kumar, baik Indonesia maupun India masih memiliki kesenjangan dalam hal pembangunan infrastruktur. Oleh sebab itu, dengan sinergi yang lebih besar, diharapkan kedua negara bisa memperkecil kesenjangan infrastruktur ini.

"Kedua negara diakui sebagai ekonomi besar yang muncul kembali. Tantangan dan peluang murni yang kami tawarkan dalam banyak hal dan kita berdua memiliki kesenjangan infrastruktur. Kita ditantang dalam keahlian, luas wilayah, dan semua hal yang dapat diatasi dengan infrastruktur. Kami berkomitmen untuk lebih jauh meningkatkan kemitraan," ujar dia di Jakarta, Selasa (19/3/2019).

Selain soal infrastruktur, Kumar juga mengajak Indonesia untuk meningkatkan kinerja perdagangan kedua negara. Pada 2025, dia menargetkan nilai perdagangan kedua negara bisa mencapai USD 50 miliar.‎

"Perdagangan bilateral antara kedua negara perlu didorong oleh komoditas untuk mencapai target USD 20 miliar di 2017 menjadi USD 50 miliar pada 2025," kata dia.

Sementara itu, ‎Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM, Ikmal Lukman mengatakan, penanaman modal asing (PMA) asal India di Indonesia terus mengalami peningkatan dari USD 57,18 juta pada 2013 menjadi USD 206 juta di 2018.

Ikmal juga meyakinkan kepada para investor India untuk meningkatkan investasinya di Indonesia. Menurut dia, meski ‎kondisi global penuh ketidakpastian, namun ekonomi Indonesia tetap menjanjikan bagi para investor asing untuk menanamkan modalnya.

"Kami percaya bahwa tren investasi kami yang baik akan berlanjut tahun ini. ‎Kami mendorong investor untuk berinvestasi di luar Jawa, ada banyak potensi untuk dikembangkan di sana. Digital, gaya hidup, industri, pertanian, maritim adalah sektor paling potensial bagi investor India," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya