Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Sriwijaya Air, Joseph Saul menyebutkan, konter pelayanan check in perseroan di Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta (Soetta) sudah kembali menyala.
Sebelumnya, Rabu 27 Maret 2019, pukul 18.45 WIB , dia mengungkapkan, konter satu deret Sriwijaya Air mati disebabkan belum membayar sejumlah tunggakan dengan PT Angkasa Pura (AP) II. Proses check-in pun dilakukan secara manual.
"Dan kami melakukan check in system dengan manual. Kami cukup kesulitan," ucapnya saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (28/3/2019).
Advertisement
Baca Juga
Kendati begitu, pihaknya menuturkan, kini sederet konter Sriwijaya sudah kembali menyala. "Bukan satu konter yang mati, tapi satu deret di terminal 2F. Namun kami sudah dibantu sama kepala otoritas bandara. Sudah nyala kembali, karena menyangkut pelayanan kepada masyarakat," ujar dia.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication AP II Yado Yarismano belum mau menjelaskan detil terkait hal ini. Kata dia, informasi tersebut sebaiknya dikonfirmasi langsung dengan otoritas Bandara Soetta.
"Terkait ini mungkin menunggu statement resmi dari humas CGK ya," ungkapnya kepada Liputan6.com.
Tunggak Bayar Kewajiban
Sebelumnya, PT Angkasa Pura II (Persero)/ AP II cabang Bandara Internasional Soekarno-Hatta terpaksa membatasi pelayanan Sriwijaya Air.
Hal ini karena ada tunggakan kewajiban yang belum dibayarkan Sriwijaya Air kepada AP II. Sehubungan pemadaman listrik yang dilakukan oleh pengelola bandara di wilayah Terminal II Bandara Soekarno Hatta di Tangerang, Sriwijaya Air menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang dialami oleh seluruh pelanggannya.
Vice President Corporate Secretary Sriwijaya Air, Retri Maya menuturkan, pemadaman ini diduga terkait adanya kewajiban Sriwijaya Air kepada Angkasa Pura II selaku pengelola bandara.
"Sriwijaya Air Group memang memiliki kewajiban kepada AP II. Dan hingga saat ini kami sedang berupaya keras memperbaiki keuangan perusahaan serta dapat memenuhi seluruh kewajibannya," kata Maya, Kamis 28 Maret 2019.
Maya menambahkan, hingga saat ini kondisi keuangan Sriwijaya Air Group dinilai masih belum sehat. Hal tersebut diyakini karena tingginya biaya operasional dalam bisnis penerbangan saat ini.
"Kerja sama Operasi atau management dengan Garuda Indonesia Group menjadi poin penting untuk melakukan negosiasi dan re-strukturisasi kewajiban Sriwijaya Air Group pada pihak BUMN. Namun demikian hal ini tentu juga masih membutuhkan bantuan dari yang lainnya termasuk para pengelola bandara," terang Maya.
Terkait pemadaman listrik ini, seluruh proses penerbangan Sriwijaya Air Group malam ini diyakini akan mengalami keterlambatan karena terjadi penumpukan di counter check in.
Namun demikian, pihak Sriwijaya Air Group berkomitmen untuk tetap melayani seluruh pelanggannya meski melalui proses manual.
"Untuk saat ini seluruh proses kita layani secara manual. Sekali lagi kami atas nama Sriwijaya Air Group mohon maaf kepada seluruh pelanggan kami," tutur Maya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement