Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus memulihkan infrastruktur di Sulawesi Tengah yang rusak akibat bencana. Salah satunya dengan menyediakan rumah Hunian Sementara (huntara) bagi warga yang kehilangan tempat tinggal.
Kepala Satgas Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto menyampaikan, presiden menginstruksikan penyelesaian pengerjaan konstruksi seperti huntara hanya dalam waktu dua tahun.
"Dalam Inpres (Instruksi Presiden) yang diberikan, kita hanya diberi waktu 2 tahun saja," ujar dia dalam konferensi pers di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (8/4/2019).
Advertisement
Baca Juga
Secara target, pengerjaan huntara ini bisa rampung pada bulan ini. "Target pembangunan Huntara selesai 24 April," imbuh dia.
Menurut data, Kementerian PUPR menyediakan huntara di tiga kota Sulawesi Tengah yang sempat terkena bencana, seperti gempa bumi dan tsunami pada 2018. Kota tersebut, yakni Palu, Sigi dan Donggala.
Dari total 699 unit huntara di 72 lokasi yang bakal tersedia, sebanyak 629 unit atau sekitar 95,14 persen telah selesai pada 69 lokasi. Dengan rincian sebanyak 281 unit (98,17 persen) berdiri di Palu, 195 unit (95,71 persen) di Sigi, dan 153 unit (91,55 persen) di Donggala.
Terkait fasilitas, Arie menyebutkan, dalam 1 unit huntara yang memiliki 12 bilik ini tersedia ruangan seperti kamar mandi, WC tempat buang air, sampai dapur umum yang bisa digunakan secara bersama.
"Desainnya kita buat nyaman, ada ventilasinya. Dalam satu unit ada 4 kamar mandi dan 4 WC, dan satu dapur bersama. Kita juga sediakan saluran listrik dan air bersih di sana," tuturnya.
Â
Hunian Tetap
Tak hanya huntara, Kementerian PUPR juga berencana untuk membangun rumah hunian tetap (huntap) di beberapa lokasi tersebut. Namun, Arie menambahkan, proses konstruksinya sedikit terkendala oleh masalah pembebasan lahan.
Adapun nantinya, Huntap ini memiliki tipe 36 yang dibangun untuk tahan gempa dengan harga jual Rp 50 juta per unitnya.
"Kita sudah buka jalan akses, sudah siapkan lahan. Ketersediaan lahan jadi tantangan tersendiri. Kita terus menekan ini supaya ada biaya penghematan," pungkas dia.
Advertisement