Orang Terkaya Dunia Sebut Tak Efisien Kadang Bisa Jadi Kunci Sukses

Menurut Jeff Bezos kesuksesan kadang bisa datang dari sikap tidak efisien.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 19 Apr 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2019, 19:00 WIB
5 Fakta yang Perlu Diketahui Tentang CEO Amazon Jeff Bezos
Jeff Bezos, pendiri dan CEO Amazon. (Foto: Forbes.com)

Liputan6.com, New York - Jeff Bezos, orang terkaya dunia, mengungkapkan, bahwa kunci sukses tidak selalu hal positif. Menurutnya, kesuksesan kadang bisa datang dari sikap tidak efisien.

Melansir laman CNBC, Rabu (17/4/2019), Amazon merupakan bisnis tentang efisiensi dimana konsumen dapat memesan hampir semua benda yang diinginkan dan pesanan akan tiba dalam waktu sangat cepat. Pendiri sekaligus CEO Amazon, Bezos mengatakan, efisiensi sudah bagaikan DNA perusahaan.

"Di Amazon, saya tahu bahwa gagasan-gagasan besar yang ada adalah harga murah, pengiriman cepat, dan pilihan yang sangat banyak," tuturnya.

Namun bagi karyawan di Amazon, sebenarnya ada waktu di mana mereka tidak efisien. Bezos menyebutnya dalam surat tahunan pada para pemegang saham yang dipublikasikan pekan lalu.

Bezos menyebutnya 'pengembaraan'.

"Kadang (sering sebenarnya) dalam bisnis, kita sudah paham ke mana arahnya dan ketika dilakukan, Anda bisa menjadi efisien. Lakukan sesuai rencana dan eksekusi. Sebaliknya, mengembara dalam berbisnis tentu tidak efisien," ujar Bezos dalam tulisannya.

Mengembara biasanya dibimbing oleh firasat, naluri, intuisi dan rasa penasaran. Dan itu semua merupakan counter-balance yang penting bagi efisiensi.

"Anda harus melakukan keduanya, penemuan-penemuan hebat dan penemuan yang tidak sejalan dengan rencana adalah syarat utama pengembaraan," terangnya.

 

Ingin memberikan ruang untuk berkarya bagi 647.500 karyawan

Jeff Bezos
Jeff Bezos (AP Photo/Ted S. Warren, File)

Saat ini, Bezos lebih ingin memberikan ruang untuk berkarya bagi 647.500 karyawannya, dibandingkan sekadar melakukan rencana-rencana. Dari awal berdirinya Amazon, Bezos tahu bahwa ia ingin menciptakan budaya pembangun.

"Bahkan jika mereka adalah para ahli, mereka tetap saja baru jika berhadapan dengan pola pikir beginner," jelasnya.

Dia mengatakan, mental pembangun dan berkarya membantu para karyawan melakukan pendekatan besar, meraih peluang-peluang guna mendapatkan solusi.

"Harus ada pemahaman bahwa sukses datang dari banyak pengulangan: penemuan, peluncuran, penemuan kembali, peluncuran kembali, mulai kembali, pembersihan, mengulang, lagi dan lagi. Mereka tahu bahwa jalan menuju sukses tak pernah lurus," tandasnya.

Budaya pencarian dan penemuan karya ini yang dianggap Bezos sebagai bentuk inefisiensi. Di mana para karyawan tidak bekerja sesuai dengan rencana tapi memiliki pengembangan-pengembangan baru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya