Penyaluran Kredit BTN Capai Rp 202,5 Triliun hingga Akhir Maret 2019

Per triwulan I-2019, KPR Non-Subsidi pun naik sebesar 14,37 persen yoy menjadi Rp 79,83 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Apr 2019, 16:31 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2019, 16:31 WIB
20170607-Warga Mulai Antre Tukar Uang Pecahan di Monas-Angga
Seorang wanita menukarkan uang pecahan kecil pada mobil kas keliling Bank BTN di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Rabu (7/6). Bank Indonesia bekerja sama dengan 13 bank lainnya melayani penukaran uang hingga 16 Juni mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatatkan kenaikan penyaluran kredit sebesar 19,57 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari Rp 202,5 triliun pada kuartal I 2018 menjadi Rp 242,13 triliun pada Kuartal I 2019. 

Direktur Utama BTN, Maryono mengungkapkan, kinerja positif pada penyaluran kredit dan pembiayaan BTN tersebut juga masih berada di atas rata-rata industri perbankan nasional. Bank Indonesia (Bl) mencatat bahwa penyaluran kredit perbankan secara nasional hanya naik di level 12 persen per Februari 2019.

"Perseroan konsisten menggelar berbagai aksi strategis, kemitraan, dan promosi agar kian ekspansif dalam menyalurkan kredit," kata dia dalam paparan kinerja keuangan, di Menara BTN, Selasa (23/4/2019).

Meski tetap fokus dalam bisnis inti perseroan di bidang pembiayaan perumahan, NTN juga terus aktif memacu akselerasi kredit di sektor non-perumahan.

"Capaian penyaluran kredit BTNpada kuartal I-2019 ini akan terus kami pacu hingga akhir tahun nanti, tentunya dengan tetap selektif dan fokus menjaga kualitas kredit," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Lini Perumahan

Pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2018
Pengunjung memadati stan Indonesia Property Expo (IPEX) 2018 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Sabtu (3/3). PEX 2018 merupakan pameran yang digelar dalam rangka menyambut HUT ke-68 Bank BTN pada 9 Februari mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia menjelaskan kuatnya pertumbuhan kredit di BTN tersebut bersumber dari lini sektor perumahan dan non-perumahan. Di sektor perumahan, kredit tercatat tumbuh 19,11 persen yoy dari Rp 184,46 triliun pada akhir Maret 2018 menjadi Rp 219,72 triliun di akhir Maret 2019.

Sementara itu, permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi yang masih tinggi menjadi pendorong kuat kenaikan total kredit di segmen ini.

Catatan keuangan Bank BTN merekam KPR Subsidi naik 28,87 persen yoy dari Rp 79,14 triliun per 31 Maret 2018 menjadi Rp 101,99 triliun di periode yang sama tahun ini.

Per triwulan I-2019, KPR Non-Subsidi pun naik sebesar 14,37 persen yoy menjadi Rp 79,83 triliun. Dengan capaian tersebut, KPR emiten bersandi saham BBTN ini tumbuh sekitar 22,07 persen yoy menjadi Rp 181,83 triliun pada 31 Maret 2019. Rapor hijau tersebut sukses menempatkan Bank BTN sebagai pemimpin pasar di segmen KPR dengan pangsa sebesar 39,35 persen per Desember 2018.

"Bank BTN juga masih menempati posisi wahid di pasar KPR Subsidi dengan pangsa sebesar 92,96 persen per 31 Maret 2019," ujarnya.

Kemudian, di segmen kredit perumahan, kredit konstruksi juga terpantau naik 8,96 persen yoy menjadi Rp 29,45 triliun pada akhir Maret 2019.

"Pada akhir bulan ketiga tahun ini, kredit perumahan lainnya tercatat telah disalurkan senilai Rp 8,44 triliun," ujarnya.

 


Non-Perumahan

Indonesia Property Expo (IPEX) 2018
Pengunjung memadati stan Indonesia Property Expo (IPEX) 2018 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Sabtu (3/3). PEX 2018 merupakan pameran yang digelar dalam rangka menyambut HUT ke-68 Bank BTN pada 9 Februari mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sektor kredit non-perumahan, Bank BTN juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 24,24 persen yoy. Kenaikan tersebut ditopang laju positif penyaluran kredit di segmen kredit konsumer dan kredit komersial yang naik masing-masing sebesar 25,53 persen yoy menjadi Rp 4,97 triliun dan 23,88 persen yoy menjadi Rp 17,43 triliun per triwulan I-2019.

Maryono mengungkapkan, pertumbuhan kredit tersebut didukung oleh Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) nett perseroan yang rendah berada di level 2 persen.

"Posisi tersebut jauh di bawah ambang batas atas NPL yang ditetapkan regulator sebesar 5 persen," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya