Pemilu Damai Turut Jaga Stabilitas Sistem Keuangan

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, stabilitas keuangan pasca pemilihan umum (Pemilu) 2019 terkendali.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Apr 2019, 22:33 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2019, 22:33 WIB
Melebihi Target, Pertemuan IMF-Bank Dunia Diikuti 34 Ribu Peserta
Menkeu Sri Mulyani (kiri) dan Menkominfo Rudiantara saat memberi keterangan terkait pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Bali, Senin (8/10). Hingga hari ini jumlah peserta yang mendaftar sudah mencapai 34 ribu orang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, stabilitas keuangan pasca pemilihan umum (Pemilu) 2019 terkendali.

Hal tersebut tidak terlepas dari pelaksanaan pemilu di seluruh Indonesia berjalan dengan aman dan lancar.  

"Kita dari KSSK melihat pelaksanaan pesta demokrasi yang berlangsung aman dan damai turut meningkatkan kepercayaan publik terhadap stabilitas sistem keuangan," ujar Sri Mulyani di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (23/4/2019).

Lebih lanjut, Sri Mulyani berharap kondisi tersebut tidak hanya berlangsung sementara. "Kita berharap situasi ini akan terus terpelihara," ujar dia.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, perbedaan tanggapan perhitungan hasil pemilu harus disikapi sesuai hukum yang berlaku.

Dengan demikian tidak terjadi hal-hal yang mampu menciderai persatuan, termasuk mengganggu stabilitas sistem keuangan yang telah terjaga.

"Tentu sudah ada institusional dan hukum untuk bisa menampung perbedaan yang mungkin terjadi namun kita berharap untuk ditetapkan pemilu dan sudah terjadwal," ujar dia.

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kondisi Ekonomi Indonesia Terjaga Baik pada Kuartal I

BI Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,4 Persen di 2019
Pemandangan gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (14/3). Kondisi ekonomi Indonesia dinilai relatif baik dari negara-negara besar lain di Asean. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kondisi ekonomi dalam negeri sepanjang kuartal I 2019 dalam kondisi normal dan berjalan baik.

Hal ini merupakan hasil rapat koordinasi yang dilakukan oleh seluruh anggota KSSK terdiri dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). 

"Dalam rapat yang berjalan dari malam hari hingga larut malam, kita KSSK menyampaikan hasil pemantauan dari stabilisasi keuangan. Hasilnya stabilitas keuangan triwulan I-2019 terjaga dengan baik," ujar Sri Mulyani di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa, 23 April 2019. 

Sri Mulyani mengatakan, hasil tersebut dipastikan usai seluruh anggota KSSK melihat faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomi dan keuangan. Setidaknya ada dua faktor yang menjadi pertimbangan KSSK yaitu global dan domestik. 

"Itu berdasarkan hasil pantauan masing-masing anggota lembaga KSSK yaitu Kemenkeu, BI, OJK, LPS. Lembaga komite melakukan penelitian dan pengamatan perkembangan ekonomi nasional dan global," ujar Sri Mulyani. 

Dari sisi global, saat ini memang tengah diprediksi terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya itu, volume perdagangan juga tengah melambat diberbagai negara yang kemudian dapat berdampak pada ekonomi dalam negeri. 

"KSSK mengamati beberapa risiko global yaitu pelemahan ekonomi global dan penurunan volume perdagangan ini. Ini setelah kita mengikuti IMF Spring Meeting. Keempat pimpinan merekam dan melihat pembahasan satu sisi tendensi pelemahan dan penurunan volume perdagangan tapi sisi lain menyampaikan kinerja ekonomi Indonesia dan sektor keuangan cukup baik," ujar dia.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, pemerintah juga terus menjaga ekonomi dalam negeri dengan memastikan investasi dan ekspor berjalan dengan optimal. "Di sisi domestik, kita berupaya bagaimana menjaga ekspor dan sistem keuangan," tandasnya.

 

 

Jamin Ketersediaan Uang Tunai

Persiapan Uang Tunai Bi
Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memastikan ketersediaan uang tunai di tingkat masyarakat akan terjamin pada saat Ramadan dan Lebaran mendatang.

Hal itu dipastikan setelah dilakukannya koordinasi antara anggota KSSK yang terdiri dari Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Ketua KSSK yang juga menjabat sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dari hasil rapat koordinasi yang dilakukan oleh seluruh anggota KSSK, pihaknya berkomitmen akan memenuhi kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi menjelang puasa dan Lebaran.

Salah satunya melalui ketersediaan uang rupiah yang memadai dan senantiasa memantau kecukupannya.

"Dalam rangka mendekati bulan puasa dan Lebaran KSSK akan terus lakukan koordinasi dalam rangka menjamin terpenuhinya uang tunai masyarakat," kata Sri Mulyani di Kantornya, Jakarta, Selasa, 23 April 2019.

Sri Mulyani mengatakan, kegiatan musiman tersebut menjadi momentum bagi mayoritas umat muslim yang menjalankan.

Tingkat konsumsi pada saat itu juga diprediksi bakal meningkat sehingga, ketersediaan uang tunai pun menjadi suatu pemenuhan bagi tim KSSK.

"Antisipasi ramadhan kami akan bekerja sama nenjaga stabilitas dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang aktivitasnya biasanya tinggi di bulan puasa nanti dan hari raya nanti," pungkasnya.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya