Usai MotoGP, Jokowi Ingin Mandalika Jadi Arena Balap F1

Keberadaan balap F1 bisa menjadi alat country branding bagi Indonesia, karena merupakan balap mobil terkemuka di dunia.

oleh Nurmayanti diperbarui 22 Mei 2019, 19:32 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2019, 19:32 WIB
Proyek Sirkuit Mandalika Lombok
Proyek pengembangan pesisir Mandalika yang diusulkan menjadi lokasi balapan MotoGP di Mandalika, selatan Lombok, 23 Februari 2019. Penantian Indonesia selama lebih dari 2 dekade untuk kembali menggelar balapan MotoGP akhirnya terealisasi. (ARSYAD ALI/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai akan lebih efisien lagi jika Indonesia ikut mempunyai arena balap mobil Formula Satu (F1), usai menyelenggarakan MotoGp tahun 2021 di Mandalika.

Keberadaan balap F1 bisa menjadi alat country branding bagi Indonesia, karena merupakan balap mobil terkemuka di dunia.

“Beliau menyampaikan bahwa F1 ini patut kita jajaki untuk diselenggarakan dalam rangka country branding Indonesia dan juga dalam memperkuat brand sports tourism di Indonesia selain MotoGP. Dan juga upaya Indonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade tahun 2032,” kata Direktur Utama Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar Mansoer melansir laman Sekretariat Kabinet. 

Abdulbar Mansoer bersama Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir diterima Presiden Jokowi, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat (Jabar) pada Rabu (22/5/2019).

Abdulbal Mansoer menyatakan kesiapan untuk mendukung program pemerintah itu. ITDC selaku pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang akan menjadi arena Street Race circuit untuk MotoGP 2021. 

“Kami akan segera menindaklanjuti arahan Bapak Presiden untuk melihat kemungkinan F1 dapat diselenggarakan di Sirkuit Mandalika,” kata Abdulbar.

Dia juga mengaku jika dalam waktu dekat pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak yang akan bekerjasama dalam penyelenggaraan balap F1.

Dia berharap dalam waktu dekat bisa menyampaikan hal-hal lebih lanjut tentang kemungkinan membawa F1 di Indonesia setelah MotoGP.

 

 

Dukungan

(Foto: Dok Kementerian PUPR)
Mandalika-Kuta Lombok (Foto: Dok Kementerian PUPR)

Sejauh ini, lanjut Abdulbar, pemerintah sangat mendukung penyelenggaraan MotoGP di Mandalika.

Bahkan Presiden menyampaikan akan membangun akses jalan dari bandara ke Mandalika. Jala ini akan dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Adapula pelebaran runway bandara, dan juga perbaikan pelabuhan untuk cruise.

“Jadi support dari pemerintah sangat jelas kali,” tegasnya.

ITDC membangun sirkuit Mandalika dengan rekannya Vinci. ITDC adalah pemilik tanah dan sekarang dalam tahap penyelesaian homologasi. Tahapan berikutnya adalah menyelesaikan dokumen teknis.

“Jadi bulan Oktober, Insya Allah kita akan mulai membangun dalam jangka waktu 12 bulan akan selesai jalan hanya sepanjang 4,3 kilometer. Dan di sini kami juga sudah memastikan bahwa itu bisa dipakai untuk F1 juga. Untuk MotoGP kita akan mulai konstruksi jalan bulan Oktober 2019,” ungkap Abdulbar.

Mengenai kemungkinan penyesuaian spek pembangunan sirkuit dari arena balap motor menjadi juga arena balap F1, Dirut ITDC Abdulbas Mansoer mengemukakan, pihaknya langsung bertemu dengan desainer trek untuk mendapat kepastian bahwa bentuk shape-nya tidak perlu diubah.

“Hanya ada perlakuan untuk topsoil dan beberapa sinyal-sinyal atau sensor yang harus kita tambahkan karena sifatnya agak berbeda tapi tidak akan merubah signifikan sekali dari sisi budget maupun dari sisi teknis jalan,” kata Abdulbar.

 

Tidak Ada Pemborosan

Sementara itu, Ketua KOI Erick Thohir menilai, trek yang sedang dibangun di Mandalika bisa juga dimanfaatkan untuk arena balapan mobil. Dengan demikian tidak ada pemborosan untuk arena balap F1 bisa ataupun kendaraan balap mobil yang lain.

Bahkan, menurut Erick, di sini pihaknya juga melihat kesempatan, jika tidak hanya sebagai penyelenggara tapi juga bagaimana mengkaitkan dengan investasi ke depan, investasi pariwisata.

“Kita tahu Indonesia sedang menjajaki tidak hanya halal tourism tapi juga bagaimana menjajaki menjadi negara yang tidak kalah bersaing dengan negara-negara tetangga seperti Thailand, Malaysia dalam menjual sports tourism ataupun kebudayaan,” ujar Erick.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya