Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menjamin kepada masyarakat bahwa pasokan listrik saat Lebaran akan lebih aman. Pasalnya, konsumsi listrik menurun karena industri meliburkan diri.
"Konsumsi terbesar itu adalah industri dan bisnis, seperti yang kita ketahui industri itu meliburkan karyawannya, sehingga mesinnya tidak beroperasi. Itulah yang mengakibatkan konsumsi listrik secara nasional akan turun," jelas ujar Plh. Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN Dwi Aryo Abdullah, Rabu (29/5/2019) di Kantor PLN Pusat, Jakarta.
Pada Ramadan dan Lebaran pemakaian energi listrik bisa turun sampai 15-20 persen, sementara tingkat nasional turun 10-15 persen. Sebagai contoh, beban puncak di Jawa-Bali pada hari biasa, hari kerja, di luar Ramadan dan Lebaran, bisa tembus di angka 27 ribu megawatt.
Advertisement
Baca Juga
"Secara nasional, beban di pemakaian masyarakat di saat Hari Raya Idul Fitri itu kalau di Jawa-Bali turun 15-20 persen, kalau nasional 10-15 persen, sehingga cadangannya meningkat, baik katakanlah Sumatra, Kalimatan, Sulawesi, dan di beberapa pulau-pulau kecil," ujar dia.
Sementara, perkiraan untuk lebaran, H-5 sampai H+5 perkiraannya konsumsi turun, terutama di Jawa dapat turun hingga 17 ribu megawatt. Dwi menyebut penurunan signifikan itu meningkatkan reservasi PLN dari 30 persen, jadi 50 persen.
PLN pun akan selektif mengoperasikan pembangkit. Terhitung ada 20 yang tidak dioperasikan karena pasokan listrik Lebaran sudah tercukupi dengan di luar itu.
"Tentunya yang tidak dioperasikan yang berbahan bakar minyak, gas, yang sesuai dengan kapasitasnya, dan itu bukan tidak bisa operasi, itu namanya di standby dingin," jelas Dwi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Libur Lebaran Gerus Pendapatan PLN hingga Triliunan Rupiah
Sebelumnya, PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) memperkirakan bahwa pendapatan perusahaan akan anjlok hingga 40 persen pada Lebaran tahun ini. Hal ini terjadi karena penurunan konsumsi listrik saat libur Idul Fitri.
General Manager PLN Disjaya M Ikhsan Asaad mengatakan, beban konsumsi listrik Jakarta saat Lebaran ‎mencapai 2.638 Mega Watt (MW). Angka ini turun dari kondisi normal yang tercatat 5.100 MW.
"Beban pada tanggal 5 Juni diperkirakan turun menjadi 2.638 MW. Sedangkan pada 6 Juni ‎diprediksikan 2.708 MW," kata Ikhsan, di Jakarta, pada Senin 27 Mei 2019.
Penurunan konsumsi listrik saat Lebaran tersebut menggerus pendapatan PLN hingga 40 persen. Pada kondisi normal, pendapatan PLN di kisaran Rp 4 triliun per bulan. Dengan penurunan konsumsi listrik tersebut pendapatan PLN diperkirakan turun Rp 1,6 triliun.Â
BACA JUGA
‎"Itu akan menggerus pendapatan sekitar 30 persen hingga 40 persen. Biasanya kami dapat Rp 4 triliun sebulan. Jadi itu akan tergerus,"ujarnya.
Ikhsan mengungkapkan, penurunan konsumsi listrik ini diakibatkan berhentinya kegiatan bisnis dan industri karena pemberlakuan libur Lebaran.
Dalam porsi jumlah pelangan, kategori bisnis dan industri hanya 30 persen, namun dalam porsi konsumsi listrik 2 sektor tersebut memegang porsi 60 persen sampai 70 persen.
"Kalau libur industri dan bisnis, langsung anjlok. kemarin libur dua hari aja sudah anjlok," tuturnya.
Â
Advertisement
Kejar Pendapatan
PLNÂ Disjaya akan mengejar penurunan penjualan pada periode berikutnya, dengan membuat program penambahan daya, diskon tarif penggunaan listrik diluar beban puncak oleh pelanggan industri, penyambungan pelanggan baru dan penyediaan pasokan listrik untuk pagelaran acara.
"Kita perbanyak marketing pelanggan baru, penambah listrik premium, kita penambahannya 18 ribu pelanggan perbulan, penambahan rata-rata di pinggiran. Proyek proyek kita gunakan power bank, konser-konser, acara-cara seperti PRJ itu saja yang buat nambah, kalau pelanggan baru kecil kecil," tandasnya.