Jack Ma: Tak Ada Internet Lebih Parah dari Hidup Tanpa Listrik

Miliarder Jack Ma berkata tidak ada internet itu lebih buruk ketimbang orang zaman dahulu yang tak mendapat listrik.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 13 Jun 2019, 06:01 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2019, 06:01 WIB
Jack Ma
Jack Ma dalam pertemuan tahunan World Economic Forum yang digelar di Davos, Swiss (18/1/2017) (AP)

Liputan6.com, New York City - Jack Ma membandingkan manfaat internet dibandingkan listrik. Pendiri Alibaba itu menyatakan, zaman sekarang koneksi internet jauh lebih penting dibandingkan listrik bagi manusia di abad lalu ketika listrik masih barang baru.

Ia berkata jika ada negara yang tidak memberikan akses internet ke rakyatnya, maka itu lebih buruk daripada rakyat zaman dulu yang tidak mendapat koneksi listrik.

"Hari ini, jika kita tidak memasang koneksi ke sebuah negara, (atau) jika kamu tidak membiarkan rakyatmu punya sambungan internet, itu lebih parah ketimbang melarang orang menyambung listrik pada abad lalu," ujar Jack Ma seperti dikutip South China Morning Post.

Jack Ma berbicara dengan Melinda Gates dan Sekretaris Jendral PBB Antoni Guterres di Markas UN, Kota New York.

Diskusi itu diadakan dalam rangka peluncuran laporan The Age of Digital Interdependence (Zaman Interdependensi Digital) yang ditulis PBB.

Laporan tersebut menyoal kooperasi multilateral antar pemerintah agar teknologi bisa digunakan untuk meningkatkan hidup semua orang. Hal tersebut juga akan dilengkapi kerja sama antara masyarakat sipil, pakar teknologi, akademisi, dan sektor swasta.

Jack Ma menegaskan bahwa zaman tersebut baru saja dimulai sehingga jangan sampai meninggalkan orang dengan kondisi seperti di abad lalu.

"Kita seharusnya tidak meninggalkan rakyat di abad sebelumnya. Periode digital dari sekarang baru saja dimulai," ujar Jack Ma.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Jack Ma Tarik Ucapan soal Kerja 12 Jam Sehari

Jack Ma Bicarakan Digital Ekonomi di Depan Delagasi IMF-Bank Dunia
Presiden Bank Dunia Jim Yong kim bersama Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Jack Ma pernah membuat kontroversi karena meminta pegawai bekerja selama 12 jam sehari. 

Ucapannya menyulut kontroversi karena budaya kerja 996 sedang diprotes luas di industri teknologi. Pola kerja itu adalah jam sembilan pagi sampai sembilan malam selama enam hari per minggu. 

Akhirnya, sang miliarder malah berkata lain dan mengecam perusahaan yang menerapkan 996. Dalam pernyataannya, ia justru cenderung membela hak karyawan.

"Tidak ada yang suka bekerja di perusahaan yang memaksa bekerja 996. Itu bukan hanya tak manusiawi, itu juga tidak sehat, dan tidak sustainable selama periode panjang," ujar Jack Maseperti dikutip South China Morning Post.

Bos Alibaba itu menyebut iming-iming gaji tinggi untuk merayu pegawai akan lembur tidak akan terlalu efektif. Jadwal 996 pun melanggar hukum dan tak disukai pegawai dan keluarga mereka.

"Dalam jangka panjang, bahkan jika kamu membayar gaji tinggi, para pegawai akan pergi," ujar Jack Ma yang memanggil perusahaan demikian sebagai bertindak bodoh dan akan gagal.

Sang miliarder pun berkata 996 yang benar adalah memakai waktu untuk belajar, berpikir, dan meningkatkan kualitas diri, dan tidak semata-mata karena uang.

Jack Ma: Lebih Baik Mati di Pantai Daripada di Kantor

Kisah CEO Alibaba Jack Ma, Dari Guru Miskin Kini Miliarder
Jack Ma pernah menjadi seorang guru Bahasa Inggris dengan bayaran hanya sekitar US$ 12 - US$ 15 per bulan.

Jack Ma juga ingin membuka jalan bagi generasi yang lebih muda untuk meneruskan industri teknologi. Jack Ma juga beberapa kali berbicara mengenai rencana pensiunnya dalam berbagai acara. 

Sang miliarder beberapa kali mengungkapkan ketidakpuasannya dengan gaya hidup yang sibuk dan kerinduannya untuk kembali menjadi seorang guru.

Dilansir dari South China Morning Post, berikut sejumlah rencana Jack Ma untuk masa pensiunnya. Ia beberapa kali berbicara tentang jadwal penerbangannya yang sibuk sejak pensiun dari posisi CEO Alibaba.

“Ketika saya mundur dari CEO, saya memberi tahu tim CEO saya akan lebih banyak bermain golf di pantai,” jelas Ma dalam sebuah wawancara. Namun kenyataannya, Ma tahun lalu menghabiskan 870 jam di pesawat, dan 1.000 jam untuk tahun ini.

“Yang jelas, saya tidak mau mati di kantor. Saya ingin mati di pantai,” tambah Ma.

Walaupun Ma tidak lagi mengelola operasional harian Alibaba, ia tetap menjadi wajah dari perusahaan yang didirikannya, berkunjung ke berbagai negara untuk bertemu kepala pemerintahan serta memberikan pidato tentang keuntungan globalisasi dan kemajuan teknologi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya