Gandeng Korea Selatan, Kementerian PUPR Tingkatkan Pantauan Lalu Lintas di Jabodetabek

Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan sistem transportasi dan pemantauan lalu lintas di kawasan metropolitan Jakarta

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 03 Jul 2019, 21:10 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2019, 21:10 WIB
Jalan MH Thamrin Lancar
Bus Transjakarta melintasi Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (27/6/2019). Adanya rekayasa lalu lintas di sejumlah titik terkait sidang putusan Mahkamah Konstitusi menyebabkan jalan protokol di pusat kota itu lebih lengang dibanding hari biasa. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) memprakarsai kerja sama proyek secara langsung melalui penandatanganan Record of Discussions (ROD) dengan Korea International Cooperation Agency (KOICA).

Kerja sama ini tentang penyusunan rencana induk sistem transportasi cerdas dan sistem percontohan untuk Jabodetabek. 

Proses penandatanganan kontrak kerja sama ini dilakukan Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto dan Country Director KOICA Hoejin Jeong di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (3/7/2019).

Pada kesempatan tersebut, Sugiyartanto menyampaikan, proyek ini bertujuan untuk meningkatkan sistem transportasi dan pemantauan lalu lintas di kawasan metropolitan Jakarta dengan menyusun rencana induk Sistem Transportasi Cerdas atau Intelligent Transport Systems (ITS) yang dikembangkan KOICA. 

"Melalui kerja sama ini, Bina Marga berharap, dengan adanya sistem ini bisa mengatur lebih efektif sistem transportasi di wilayah Jabodetabek," ujar dia.

Sebagai langkah awal, penerapan sistem ini akan diujicoba untuk koridor Jakarta-Cikampek. "Tak hanya di Tol (Jakarta-Cikampek), tapi juga di jalan non-tol sepanjang jalur tersebut," sambung Sugiyartanto.

Adapun kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan jalan, akses, dan keselamatan lalu lintas dengan menyediakan informasi lalu lintas secara real time kepada pengguna jalan.

Proyek ini akan berlangsung selama lima tahun, terdiri dari tiga tahun untuk implementasi dan dua tahun masa pemeliharaan dengan anggaran yang sudah disepakati sebesar USD 5,5 juta. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Bentuk Kerja Sama

Jalan MH Thamrin Lancar
Sejumlah pengendara kendaraan bermotor melintasi Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (27/6/2019). Adanya rekayasa lalu lintas di sejumlah titik terkait sidang putusan Mahkamah Konstitusi menyebabkan jalan protokol di pusat kota itu lebih lengang dibanding hari biasa. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Bentuk kerja sama tersebut meliputi empat kegiatan, yakni: 

- Pengembangan Masterplan Sistem Transportasi Cerdas 

- Implementasi sistem percontohan yang akan dilakukan di koridor Jakarta-Cikampek 

- Penyediaan rujukan pedoman hukum dan peraturan Sistem Transportasi Cerdas di Indonesia 

- Pelatihan peningkatan kapasitas, baik di Indonesia dan di Korea

Sebagai tahap awal, Sugiyartanto melanjutkan, kerjasama dengan KOICA ini baru memasuki tahap studi dan diskusi.

Pasca diterapkan di lingkup Jabodetabek, ia pun membuka kemungkinan penerapan Sistem Transportasi Cerdas ini nantinya bisa dilakukan di seluruh wilayah Indonesia.

"Ya sekarang kita sampai 2020 baru diskusi dulu, dan mempelajari lalu lintas di Jakarta-Cikampek baik tol dan non-tol. Setelah 5 tahun, mungkin ini akan bisa dilakukan di seluruh wilayah di Indonesia," pungkas dia.

Kementerian PUPR Tunggu Rekomendasi Polisi Bikin Pita Kejut di Tol Cipali

Tol Palimanan Arah Cikampek
Kendaraan yang didominasi pemudik melintasi Jalan Tol Cipali di kawasan Majalengka, Jawa Barat, Sabtu (8/7). Diberlakukannya sistem satu arah atau one way menyebabkan jalur Trans Jawa dari arah Palimanan menuju Cikampek ramai lancar pada H+3 Lebaran. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono siap membuat pita kejut atau pita penggaduh di ruas tol Cikopo-Palimanan (Cipali). 

Pita penggaduh adalah kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi untuk membuat pengemudi lebih meningkatkan kewaspadaan menjelang bahaya. 

Ini disampaikan Basuki pasca kecelakaan maut yang terjadi di Tol Cipali jalur B arah Jakarta, Senin (17/6) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Meski demikian, Basuki mengaku menunggu rekomendasi pihak kepolisian terlebih dahulu sebelum membuat pita kejut.

“Tergantung rekomendasi polisi. Kalau memang harus dibikin kejut, ya dibikin,” ucapnya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 17 Juni 2019.

Kecelakaan maut terjadi di Tol Cipali dini hari. Akibat dari peristiwa itu, 12 orang meninggal dunia, puluhan lainnya luka berat dan ringan. Dirlantas Polda Jabar Kombes M. Aris menyebut, empat kendaraan terlibat dalam kecelakaan maut tersebut. Yakni Bus Safari dengan nomor polisi H-1469-C B, Mitsubishi Expander, Toyota Innova nomor polisi B-168-DIl serta Mitsubishi Truk R-1436-ZA.

Peristiwa itu bermula saat kendaraan bus Safari datang dari arah Jakarta menuju ke Cirebon (jalur A). Lalu, bus tersebut tiba-tiba menyeberang masuk ke jalur berlawanan dan menabrak kendaraan lainnya.

"Tiba-tiba bus menuju arus berlawanan. Korban meninggal ada 12 orang," kata Aris.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya