Kementerian PUPR Rehabilitasi Waduk di Bali

Kementerian PUPR terus memelihara danau dan waduk sebagai tampungan air untuk pemenuhan kebutuhan air baku.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Jun 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2019, 11:00 WIB
(Foto: Dok Kementerian PUPR)
Rehabilitasi Waduk Muara Nusa Dua, Denpasar, Bali. (Foto: Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (Kementerian PUPR) terus memelihara danau dan waduk sebagai tampungan air untuk pemenuhan kebutuhan air baku. Salah satunya yakni rehabilitasi Waduk Muara Nusa Dua, Denpasar, Bali. 

Proses rehabilitasi tersebut bertujuan untuk mengembalikan daya tampung optimal waduk yang terus menurun akibat sedimentasi. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam tinjauannya ke lokasi pekerjaan rehabilitasi Waduk Muara Nusa Dua mengatakan, bendungan seluas 35 ha tersebut berperan penting dalam memasok air baku pada kawasan pariwisata utama di Bali, yakni kawasan Kuta, Benoa, Nusa Dua dan sekitar Bandara I Ngurah Rai. 

"Saat ini progresnya sudah sekitar 80 persen dan akan diselesaikan akhir Desember 2019. Saya melihat dari sisi pengerjaan kelihatan rapi, nanti sisi kanan kirinya akan dibangun resto dan kafe.  Kalau fungsinya tidak hanya untuk air baku, namun juga untuk wisata lebih bagus," kata Jokowi dalam keterangan tertulis, Minggu (16/6/2019). 

Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan, Waduk Muara Nusa Dua selesai dibangun pada 1996 dengan daya tampung 770 ribu m3 dan menjadi waduk pertama di Indonesia yang dibangun di muara sungai. 

"Karena ini muara, maka airnya terus mengalir dan permasalahannya adalah sampah karena aliran sungainya melewati Kota Denpasar. Dua tahun lalu, saya ke sini penuh sampah dan kumuh, karena belum pernah direhab maka kami programkan," ujarnya. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Proses Rehabilitasi

(Foto: Dok Kementerian PUPR)
Rehabilitasi Waduk Muara Nusa Dua, Denpasar, Bali. (Foto: Dok Kementerian PUPR)

Proses rehabilitasi waduk telah dimulai sejak 2017 oleh kontraktor PT Wijaya Karya-Bahagia Bangun Nusa lewat Kerja Sama Operasi (KSO), dengan anggaran senilai Rp 205 miliar dari APBN.

 

Sebelum direhabilitasi, Basuki melanjutkan, waduk tersebut hanya mampu memasok kebutuhan air baku sebesar 300 liter per detik. Saat ini, bendungan tersebut sudah dikeruk dan kapasitasnya dikembalikan seperti semula. 

"Sekarang setelah direhab meningkat jadi 500 liter per detik yang bisa langsung dimanfaatkan oleh PDAM Kabupaten Badung, karena disitu sudah ada kantor dan intake-nya," tegas dia. 

Selain untuk memasok kebutuhan air baku, ia menambahkan, waduk tersebut juga dilengkapi bendung gerak/karet yang berfungsi sebagai pengendali banjir.

"Ada dua span bendung karet, sehingga kalau lagi banjir itu dibuka bisa melepas air (flushing) ke laut," sambungnya. 

Tak hanya rehabilitasi, Kementerian PUPR juga menata kawasan sekitar waduk sehingga dapat menjadi destinasi wisata baru. 

"Saya akan tugaskan Ditjen Cipta Karya untuk mendesain kawasan ini untuk dikembangkan pemanfaatannya sebagai ruang publik dengan fungsi wisata dan fungsi lainnya seperti untuk olahraga dayung," pungkas dia. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya