Produksi Blok Mahakam Terus Merosot, Pertamina Bor 52 Sumur Pengembangan

Pada 2018, Pertamina berhasil memproduksi gas sekitar lima persen di atas prediksi operator sebelumnya.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 16 Jul 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2019, 13:00 WIB
Lapangan Handil Blok Mahakam di Kutai Kartanegara Kaltim. (Abelda Gunawan/Liputan6.com)
Lapangan Handil Blok Mahakam di Kutai Kartanegara Kaltim. (Abelda Gunawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) melakukan pengeboran di Wilayah Kerja (WK) Mahakam. Dari target 118 sumur pengembangan sepanjang 2019, telah terealisasi 52 sumur sampai dengan Juni 2019.

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu mengatakan, sejak mengelola Blok Mahakam, Pertamina menggenjot operasi untuk menahan laju penurunan alamiah produksi yang pada 2017 telah mencapai 57 persen. Angka tersebut saat ini berhasil ditekan Pertamina pada level 25 persen. Upaya ini terus dilakukan secara maksimal melalui pengeboran sesuai rencana.

"Kami terus melanjutkan pengeboran 118 sumur hingga akhir 2019 ini, sehingga diharapkan in year decline rate bisa ditahan atau flat, sekaligus mulai mempersiapkan pengeboran sumur eksplorasi dalam di 2020,” kata Dharmawan, di Jakarta, Selasa (16/7/2019).

Pada 2018, Pertamina berhasil memproduksi gas sekitar lima persen di atas prediksi operator sebelumnya. Bahkan, untuk 2019, Pertamina menargetkan produksi Mahakam lebih tinggi dari proposal operator sebelumnya.

"Target ini cukup menantang mengingat tingkat maturasi yang cukup tinggi dari zona produksi eksisting, sehingga kontribusi produksi Mahakam saat ini datang dari kantung-kantung reservoir yang lebih kecil dengan jarak antarsumur lebih dekat," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Efisiensi

Lapangan Handil Blok Mahakam di Kutai Kartanegara Kaltim. (Abelda Gunawan/Liputan6.com)
Lapangan Handil Blok Mahakam di Kutai Kartanegara Kaltim. (Abelda Gunawan/Liputan6.com)

Selain itu, penciptaan nilai harus dilihat dari berbagai sisi, tidak hanya volume tapi juga efisiensi.

Pada 2018, Pertamina berhasil menurunkan biaya penggantian operasi produksi migas oleh negara (cost recovery) Blok Mahakam dari USD 1.271 juta menjadi USD 973 juta pada 2018, sehingga berimbas kepada laba perusahaan.

Dia pun meyakini, manajemen biaya juga menjadi salah satu kunci meningkatkan hasil, di samping dibutuhkan pula terobosan berupa eksplorasi baru.

"Pengeboran juga lebih efisien yakni dari 11 hari menjadi hanya 6 hari, sehingga biayanya juga turun," tandasnya.

Sebagai informasi, untuk menjaga tingkat kewajaran produksi yang telah memasuki periode penurunan alamiah sejak 2010, maka satu tahun sebelum alih kelola, Pertamina melakukan intervensi pendanaan untuk pengeboran di 15 sumur WK Mahakam yang diproduksikan di 2018 .

Hal ini dilakukan karena berdasarkan hasil evaluasi, terjadi penurunan investasi sumur di tahun 2016 menjadi 44 sumur dan di 2017 menjadi 6 sumur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya