Bank Mandiri Telah Salurkan Kredit Infrastruktur Rp 203,4 Triliun

Pada Januari-Juni 2019, total KUR yang disalurkan Bank Mandiri mencapai Rp 10,54 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jul 2019, 19:46 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2019, 19:46 WIB
Laba Bank Mandiri Tembus Rp 13,5 Triliun
Direktur Bisnis dan Jaringan Hery Gunardi (tengah) saat memaparkan kinerja Bank Mandiri triwulan II-2019 di Jakarta, Rabu (17/7/2019). Pada paruh pertama 2019, Mandiri membukukan laba bersih konsolidasi Rp13,5 triliun, naik 11,1% yoy. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk telah menyalurkan kredit infrastruktur sebesar Rp 203,4 triliun hingga Juni 2019. Kredit tersebut disalurkan kepada 7 sektor utama infrastruktur di Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri, Hery Gunardi dalam acara Paparan Publik Kinerja Keuangan Kuartal II 2019, di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (17/7/2019).

"Sebagai Agent of Development Bank Mandiri berkontribusi dalam pembangunan nasional khususnya dalam pembangunan infrastruktur, hingga Juni 2019 penyaluran kredit ke sektor tersebut mencapai Rp 203,4 triliun per Juni 2019 lalu dengan pertumbuhan mencapai 22,6 persen," kata dia.

Dia mengungkapkan, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan kepada 7 sektor utama yakni transportasi (Rp 39,6 triliun), tenaga listrik (Rp 43,9 triliun), migas & energi terbarukan (Rp 37,2 triliun), konstruksi (Rp 17,2 triliun), Jalan tol (Rp 17,1 triliun), telematika (Rp 22,6 triliun), perumahan rakyat & fasilitas kota (Rp 10,9 triliun), dan infrastruktur lainnya (Rp 14,7 triliun).

"Bank Mandiri turut serta dalam mendukung usaha pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), dimana pada Januari-Juni 2019, total KUR disalurkan mencapai Rp 10,54 triliun," ujarnya.

Angka tersebut mengalami pertumbuhan mencapai 27,4 persen yoy atau sekitar 42 persen dari target tahun 2019 dengan jumlah penerima sebanyak 138.090 debitur. Sebesar 51,0 persen dari nilai tersebut atau Rp 5,4 triliun telah disalurkan kepada sektor produksi, yakni pertanian, perikanan, industri pengolahan dan jasa produksi.

“Selaras dengan outlook pertumbuhan Indonesia yang positif hingga akhir tahun nanti, kami sangat optimis dapat membukukan target pertumbuhan kredit di kisaran 11 persen-12 persen. Untuk itu, kami berupaya terus memperkuat pendanaan untuk menjaga kesehatan likuiditas perusahaan agar dapat terus tumbuh secara berkelanjutan dan berkualitas,” tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: 

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 13,5 triliun di Semester I 2019

Laba Bank Mandiri Tembus Rp 13,5 Triliun
Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Alexandra Askandar, Direktur Manajemen Risiko Ahmad Siddik Badruddin, Direktur Bisnis dan Jaringan Hery Gunardi, Direktur Keuangan dan Strategi Panji Irawan saat paparan kinerja Bank Mandiri triwulan II-2019, Jakarta (17/7/2019). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Mandiri membukukan laba bersih Rp 13,5 triliun pada kuartal II atau semester I tahun ini. Laba tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 11,1 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri, Hery Gunardi menyebutkan pencapaian tersebut terutama didorong oleh kualitas kredit yang semakin membaik dengan NPL gross 2,59 persen atau turun 54 bps dari tahun lalu.

"Capaian ini didorong oleh pertumbuhan bisnis yang lebih sustain ditandai dengan pertumbuhan rata-rata Kredit bank only 12,1 persen year on year atau mencapai Rp 690,5 trilliun pada Juni 2019," kata dia dalam Paparan Publik Kinerja Keuangan Triwulan - II 2019, di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (17/7). 

Selain itu, dia mengungkapkan pencapaian laba bersih Bank Mandiri dikontribusikan oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 14,85 persen YoY menjadi Rp 44,5 triliun, penurunan biaya CKPN sebesar 21,28 persen serta diiringi dengan perbaikan kualitas kredit dan pengendalian biaya operasional yang berhasil kami tekan hingga tumbuh terkendali di single digit.

"Bank Mandiri terus menunjukkan konsistensi dalam perbaikan kualitas kredit, dimana penurunan NPL gross menjadi 2,59 persen disebabkan oleh pengendalian manajemen risiko dan perbaikan kualitas kredit di hampir seluruh segmen bisnis. Rasio NPL gross tersebut merupakan angka terendah sejak kuartal III 2015," ungkapnya.

Hery menambahkan, strategi pertumbuhan Bank Mandiri saat ini lebih mengutamakan sustainabilitas jangka panjang, dimana pengukuran kinerja tidak semata-mata diukur dari angka akhir periode (ending balance), melainkan menggunakan saldo rata-rata (average balance). Hal ini terbukti efektif yang dilihat dari pertumbuhan kredit rata-rata perseroan secara bank onlyyang tumbuh cukup baik 12,1 persen YoY.

"Pertumbuhan tersebut ditopang oleh dua segmen utama, yakni Corporate dan Retail yang berfokus pada kredit micro dan consumer," ujarnya.

Per Juni 2019, pembiayaan segmen Corporate secara bank only tumbuh rata-rata 21,2 persen yoy dengan ending balance konsolidasi mencapai Rp 338,4 triliun, segmen micro banking secara bank only tumbuh rata-rata 23,6 persen yoy dengan ending balance konsolidasi mencapai Rp 110,4 triliun, dan kredit consumer secara bank only tumbuh rata-rata 9,0 persen dengan ending balance konsolidasi mencapai Rp 87,3 triliun.

“Untuk mengoptimalkan fungsi intermediasi perbankan, kami juga berupaya menjaga komposisi kredit produktif dalam porsi yang signifikan, yakni 77,4 persen dari total portofolio kredit Bank Mandiri dengan penyaluran kredit investasi mencapai Rp 242,3 triliun dan kredit modal kerja mencapai Rp 319,3 triliun,” tutupnya.

Bank Mandiri Catat 6.067 Transaksi Per Menit

Layanan Perbankan di Masa Libur Idul Fitri
Nasabah melakukan transaksi di cabang Bank Mandiri Pertamina UPMS III, Jakarta, Rabu (28/6). Bank Mandiri memberikan layanan perbankan terbatas kepada nasabah secara bergantian pada musim liburan Idul Fitri 26-30 Juni 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Per Juni 2019 Bank Mandiri tercatat memiliki 82 juta nasabah dan user atau pengguna produk Bank Mandiri dengan total jumlah 82 juta rekening dan akun. Hal itu disampaikan oleh Direktur Keuangan Bank Mandiri, Panji Irawan.

Dia mengungkapkan, dari total 82 juta rekening dan akun tersebut terdiri dari rekening Dana Pihak Ketiga (DPK) atau tabungan sebanyak 25,9 juta, kemudian rekening kredit sebanyak 1,8 juta, kartu e-money dan e-cash 43,6 juta, serta akun mobile dan internet banking sebanyak 10,7 juta.

"Perseroan mencatat jumlah transaksi mencapai 6.067 per menitnya," kata dia dalam acara Paparan Publik Kinerja Keuangan Triwulan - II 2019, di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (17/7).

Dia menegaskan perseroan akan terus melakukan penguatan layanan dari sisi jaringan untuk mendorong kapasitas layanan pada nasabah.

Dia mengungkapkan, hingga saat ini transaksi yang dilakukan nasabah dan user tercatat semakin meningkat per menitnya. Aktivitas perbankan meningkat cukup signifikan terutama di sektor digital.

"Transaksi di cabang cuma 334 transaksi," ujarnya.

Seiring penguatan jaringan di e-channel Bank Mandiri setiap menit di mesin ATM tercatat 2.690 transaksi.

Sementara itu, transaksi lewat mobile dan internet banking pergerakannya tercatat 2.560 transaksi per menit. Dan proses transaksi konvensional cash management tercatat 483 transaksi per menit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya