Insentif Fiskal Bakal Dorong Inovasi di Industri Fintech

Ketua AFPEBI Muhammad Ridwan Nasir menyatakan adanya insentif fiskal akan memudahkan menjalankan usaha fintech dalam mendorong inovasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jul 2019, 12:40 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2019, 12:40 WIB
Fintech
Ilustrasi fintech. Dok: sbs.ox.ac.uk

Liputan6.com, Jakarta - Pelaku usaha di industri financial technology (fintech) mendukung upaya pemerintah dalam memajukan sektor industri ini. Salah satunya dengan memberikan insentif fiskal bagi pengembangan industri fintech di dalam negeri.

Ketua Harian Asosiasi Fintech Pendanaan Ekuiti Bersama Indonesia (AFPEBI), Muhammad Ridwan Nasir mengatakan, adanya insentif fiskal dan jaminan kemudahan menjalankan usaha dari pemerintah akan memudahkan menjalankan usaha dalam mendorong inovasi. Hal ini termasuk bagi sektor keuangan berbasis digital, sebagaimana mandat Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Tentunya pemerintah selaku regulator menyetujuinya," ujar dia di Jakarta, Kamis (18/7/2019).

CEO Modalsaham.co.id, Muhammad Reza Alkhawarismi mengatakan, inovasi sektor keuangan digital berbasis ekuitas dapat menjawab permasalahan dunia usaha terkait dengan permodalan khususnya untuk skala kecil dan menengah. 

“Dengan terbukanya arus investasi dari sektor retail untuk dunia usaha kecil dan menengah, maka secara langsung akan berimplikasi terhadap terbukanya lapangan kerja. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia yang disampaikan Presiden Jokowi baru-baru ini di Sentul Bogor,” jelas Reza.

Dalam rangka meningkatkan inovasi di industri fintech, Reza menyatakan pihaknya telah bekerja sama dengan CSA Research melalui penandatanganan Letter Of Intent (LOI) kerja sama pendampingan analisis investasi.

Menurut Reza, dengan kerja sama tersebut akan mampu menjadi alternatif solusi pendanaan berbasis ekuitas pada dunia bisnis. Selain itu juga dapat membantu pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan peningkatan literasi keuangan.

“Ini sejalan dengan visi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai lembaga pengawas sektor keuangan untuk mewujudkan industri jasa keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat,” jelas dia.

Sementara itu, Direktur Utama CSA Research, Haryajid Ramelan berharap kerja sama kedua belah pihak akan mampu mengkualitaskan literasi keuangan pada masyarakat Indonesia.

“Semoga kerja sama CSA Research dan Modalsaham.co.id dapat semakin meningkatkan literasi masyarakat terhadap pasar modal dan membuka arus investasi ke dunia usaha,” pungkas Haryajid.

   

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perusahaan Fintech Ini Sudah Salurkan Pinjaman Rp 550 Miliar

Ilustrasi Fintech
Ilustrasi Fintech. Dok: edgeverve.com

PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran), perusahaan financial technology P2P lending ini menyalurkan total pinjaman kumulatif sebesar Rp 550 miliar kepada 1.000 pinjaman hingga semester I 2019.

Hasil tersebut, tercatat 45 persen sudah terealisasi dari yang ditargetkan Akseleran hingga akhir tahun ini sebesar Rp 1,2 triliun.

CEO&Co-Founder Akseleran, Ivan Tambunan menyampaikan, tren kenaikan terus terjadi secara konsisten. Jika pada kuartal pertama rata-rata pertumbuhan setiap bulan mencapai Rp 40-50 miliar, maka di kuartal II naik hingga mencapai Rp 70-75 miliar.

Pertumbuhan yang terjadi, kata Ivan, ditopang oleh semakin kuatnya intensifikasi produk yang dijalankan oleh Akseleran selama ini dengan berfokus kepada penyaluran pinjaman produktif kepada para pelaku usaha (UKM) dan seiring dengan tetap positifnya kualitas aset yang dimiliki.

"Kami tetap fokus pada penguatan intensifikasi produk yang ada, yakni menjalankan jenis pembiayaan tagihan atau invoice financing yang berkontribusi terbesar bag iportofolio pembiayaan Akseleran sebanyak 80 persen. Produk pembiayaan tagihan lainnya dalam wujud receivable financing bisa dengan menggunakan purchase order atau surat perintah kerja atau kontrak dan selebihnya berasal dari inventory financing, capex financing, serta online merchant," ujar Ivan di Jakarta, Kamis (4/7/2019).

Menurut dia, pihaknya juga tetap menjaga kualitas aset dengan menekan angka kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang merupakan keterlambatan pembayaran di atas 90 hari tetap di bawah 1 persen.

"Kami pun optimistis dapat menyalurkan total pinjaman sebesar Rp 1,2 triliun kepada lebih dari 2.000 pinjaman dengan jumlah lender yang juga meningkat hingga menjadi 200 ribu di akhir tahun 2019," ungkap Ivan.

Fintech Modalku Telah Salurkan Kredit Rp 7 Triliun ke UMKM

Chief Executive Officer (CEO) Modalku, Reynold Wijaya di Jakarta, Rabu (3/7/2019).
Chief Executive Officer (CEO) Modalku, Reynold Wijaya di Jakarta, Rabu (3/7/2019).

Penyedia jasa pendanaan digital atau fintech peer to peer lending(fintech P2P lending) Group Modalku telah melakukan pencairan kredit modal usaha sebesar Rp 7 triliun bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Asia Tenggara (ASEAN), termasuk Singapura, Malaysia dan Indonesia. Dari jumlah tersebut, Indonesia merupakan kontributor terbesar terhadap nilai total pencairan dengan nilai sekitar Rp 4 triliun.

Chief Executive Officer (CEO) Modalku Reynold Wijaya mengatakan, total pendanaan di Asia Tenggara ini telah naik hampir 2 kali lipat daripada total pendanaan di akhir 2018 lalu. Dari jumlah tersebut, Modalku telah menyalurkan sebanyak 750 ribu pinjaman UMKM.

"Penyaluran modal hingga Rp 7 triliun persis setengah tahun oprasi kita selama 2019. Bagaimana ini terjadi kita harus beterimakasih kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan semua patner. Jumlah pinjaman sudah 750 ribu nasabah," katanya di Jakarta, Rabu (3/7/2019).

Reynold mengatakan, dengan capaian tersebut Modalkumenargetkan hingga akhir tahun dapat menyalurkan hingga Rp 10 triliun dengan total 1 Juta UMKM.

" Tahun 2019 belum selesai dan masih banyak yang ingin kami capai, kami akan bekerja lebih keras lagi untuk melayani sebanyak mungkin UMKM di Indonesia dan Asia Tenggara," jelasnya.

Sebagai gambaran Modalku menyediakan layanan Peer-to-Peer (P2P) Lending,di mana peminjam (UMKM yang berpotensi) bisa mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa agunan hingga Rp 2 miliar yang didanai oleh pemberi pinjaman platform (individu atau institusi yang mencari alternatif investasi) melalui pasar digital.

Tahun lalu, Modalku menerima pendanaan seri B sebesar Rp 350 miliar dalam ronde investasi yang dipimpin SoftBank Ventures Asia. Ini adalah pendanaan seri B terbesar yang pernah diraih suatu platform P2P lending dari Asia Tenggara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya