Jelang Akhir Bulan, Harga Telur dan Ayam Stabil

Harga jual telur ayam dalam negeri belum mengalami perubahan, yakni sekitar Rp 25 ribu per kg.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Jul 2019, 14:31 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2019, 14:31 WIB
Inflasi
Pembeli membeli daging ayam di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki penghujung Juli ini, harga telur dan daging ayam di pasar tradisional seperti di Pasar Kwitang Dalam, Jakarta Pusat, terpantau belum berubah alias tetap jika dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya.

Siti (28 tahun), salah satu pedagang telur di Pasar Kwitang Dalam menyebutkan, harga jual telur ayam dalam negeri belum mengalami perubahan, yakni senilai Rp 25 ribu per kg.

"Telur ayam (dalam negeri) masih standar, Rp 25 ribu. Belum naik dan turun," ujar Siti saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (26/7/2019).

Sama seperti telur ayam dalam negeri, produk telur lain seperti telur ayam kampung, telur bebek, sampai telur puyuh juga masih dijual standar. Siti mematok harga jual telur ayam kampung pada kisaran Rp 2.500 per butir.

"Kalau telur bebek juga biasa, Rp 3.000 (per butir), terus kalau telur puyuh Rp 35 ribu (per kg)," jelas dia.

Sementara untuk daging ayam potong, seorang penjual daging ayam di Pasar Kwitang Dalam bernama Andri (60 tahun) menyampaikan, harga jualnya masih bertahan Rp 40 ribu per kg.

"Ayam potong masih kayak kemarin-kemarin, Rp 40 ribu per kg. Standarnya sih kalau mau diturunin bisa sampai Rp 25 ribu (per kg)," ungkapnya kepada Liputan6.com.

Selain daging ayam potong, Andri juga menawarkan bagian jeroan ayam dengan harga standar. "Kalau mau ati ampela ini Rp 2.000 (satu paket)," tukas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kemarau Panjang, Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp 110 Ribu per Kg

Awal Ramadan, Harga Cabai Mulai Meroket
Permintaan yang banyak untuk cabai di awal ramadan membuat harga cabai mengalami kenaikan, Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat (19/6/2015). Harga Cabai Rawit naik dari harga Rp16 ribu menjadi Rp20 ribu/kg. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Musim kemarau berkepanjangan rupanya turut mendongkrak harga berbagai macam komoditas sayuran di pasar tradisional. Khususnya untuk cabai, harganya kini melambung sampai di atas Rp 100 ribu per kg.

Seperti yang diungkapkan Nur (59 tahun), seorang pedagang sayuran di Pasar Kwitang Dalam, Jakarta Pusat. Dia menceritakan, harga cabai rawit merah saat ini dijualnya Rp 110 ribu per kg sejak sekitar 4 hari lalu.

"Cabai rawit (merah) sekarang dapatnya dari pemasok Rp 105 ribu (per kg), dijual Rp 110 ribu (per kg). Saya cuman dapat (untung) Rp 5 ribu perak. Udah ada 4 hari harganya segini," terang dia kepada Liputan6.com, Jumat (26/7/2019). 

"Biasanya paling mahal Rp 70 ribu (per kg). Tapi pernah Rp 125 ribu harganya, sekitar 5 bulan lalu. Ini semua gara-gara musim kemarau," dia menambahkan.

Sama seperti cabai rawit merah, komoditas cabai lainnya seperti cabai merah keriting dan rawit hijau juga harganya terus melambung sejak beberapa hari terakhir.

"Cabai merah keriting Rp 80 ribu (per kg). Udah sekitar dua minggu, biasanya Rp 60-70 ribu (per kg). Kalau cabai rawit hijau dapatnya (dari pemasok) Rp 80 ribu (per kg), dijual Rp 85 ribu (per kg)," papar Nur.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya