Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan kinerja keuangan positif dan pertumbuhan signifikan pada Triwulan II Tahun 2019. Hingga akhir Juni 2019, tercatat laba, aset, penyaluran kredit hingga rasio keuangan BRI mengalami peningkatan. Paling menarik adalah pertumbuhan kredit UMKM Bank BRI di Triwulan II 2019 sebesar 13,07 persen.
Bank BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 888,32 triliun hingga akhir Juni 2019, pencapaian ini meningkat 11,84 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2018 lalu sebesar 794,30 triliun. Penyaluran kredit Bank BRI didominasi ke segmen UMKM yaitu sebesar 76,73 persen atau Rp 681,50 triliun, naik 13,07 persen dibandingkan tahun 2018 yang hanya sebesar Rp 602,72 triliun.
Direktur Utama Bank BRI Suprajarto menjelaskan, pencapaian tersebut selaras dengan strategi perseroan yang terus memperbesar porsi penyaluran kredit ke segmen UMKM.
Advertisement
"Pencapaian ini merupakan keberhasilan Bank BRI yang telah mampu meningkatkan porsi kredit BRI dimana komposisi kredit UMKM pada akhir Triwulan kedua 2018 sebesar 75,88 persen. Ini sesuai dengan visi Bank BRI untuk mewujudkan porsi kredit UMKM pada tahun 2022 menjadi minimal komposisinya 80 persen dari total kredit di BRI," tutur Suprajarto saat Press Conference Laporan Kinerja Keuangan Triwulan II Tahun 2019 di Gedung BRI 1 - Lantai 21, Jakarta, Rabu (14/8).
Selain kredit UMKM yang mengalami pertumbuhan di atas 13 persen, tercatat kredit segmen mikro di Triwulan II sebesar 292,64 triliun naik 13,56 persen year on year dibanding tahun 2018 sebesar 257,69 triliun. Kredit ritel menengah sebesar 253,77 triliun atau naik 14,98 persen dibandingkan tahun 2018 yang Rp hanya 220,70 triliun.
Sementara kredit konsumer di Triwulan II tahun 2019 sebesar Rp 135,09 triliun atau naik 8,65 persen year on year dibanding tahun 2018 sebesar Rp 124,33 triliun. Dan kredit Korporasi sebesar Rp 206,83 triliun atau naik 7,96 persen dibanding tahun 2018 sebesar Rp 191,57 triliun.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai agent of development dalam mendukung program pemerintah, Bank BRI terus melakukan pembiayaan kepada para pelaku UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hingga akhir Juni 2019, tercatat BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 50,29 Triliun kepada lebih dari 1,2 juta debitur.
"Angka ini setara dengan 57,8 persen dari seluruh target yang diberikan oleh pemerintah untuk Bank BRI sebesar 86,97 triliun," kata Suprajarto.
Suprajarto menegaskan pihaknya akan terus mendukung penyaluran program KUR guna menstimulus pertumbuhan ekonomi dan juga tentunya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia .
1,1 juta UMKM sukses naik kelas
Tidak hanya pembiayaan, BRI juga turut berperan dalam memberikan pendampingan dan pelatihan kepada para pelaku UMKM. Suprajarto mengatakan sejak awal tahun hingga Juni 2019, tercatat 1,1 juta pelaku UMKM nasabah binaan Bank BRI sudah naik kelas. Sekitar 65 persen dari jumlah tersebut didominasi oleh pelaku UMKM yang mengajukan pembiayaan mikro.
"Bank BRI sangat mendukung para pelaku UMKM naik kelas di antaranya melalui Rumah Kreatif BUMN, BRI Inkubator, dan melalui BRI Microfinance Center," ujar Suprajarto.
Komitmen Bank BRI untuk terus menggarap segmen UMKM mampu menjadi tulang punggung kinerja perseroan yang positif dan berkelanjutan. Hingga akhir triwulan II - 2019, secara konsolidasian Bank BRI mampu mencetak laba Rp 16,16 triliun atau tumbuh 8,19% dengan aset mencapai Rp 1.288,20 triliun atau tumbuh 11,70%.
"Faktor lain yang mendorong pertumbuhan Laba bank bri adalah perolehan free base income pada akhir Juni 2019 sebesar Rp 12,11 triliun atau tumbuh 17,86 persen yoy daripada posisi pada Juni 2018 sebesar 10,28 Triliun," ujar Suprajarto.
Lebih lanjut, Suprajarto memaparkan perseroan juga mampu menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 945,05 triliun atau tumbuh 12,78 persen. Proporsi DPK BRI masih didominasi oleh dana murah (CASA) berupa tabungan dan giro dengan komposisi mencapai 57,35 persen.
Sementara untuk rasio yang berhasil dicapai Bank BRI tercatat NPL gross tumbuh 2,51 persen, NPL Coverage sebesar 175,57 persen, LDR sebesar 95,00 persen, dan CAR sebesar 21,04 persen.
"Dengan rasio yang cukup kuat, kami optimis akan mampu tumbuh positif dan berkelanjutan hingga mampu mencapai target-target hingga akhir tahun 2019," tutup Suprajarto.
(*)