Sri Mulyani Dorong RI jadi Pemain Utama di Bisnis Haji dan Umrah

Indonesia memiliki peluang besar menjadi negara rantai pasokan di sektor umrah dan haji.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Agu 2019, 20:30 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2019, 20:30 WIB
Memanjatkan Doa di Hadapan Kakbah
Umat muslim mengelilingi Kakbah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Senin (5/8/2019). Saat haji atau umrah, umat muslim akan berputar tujuh kali mengelilingi Kakbah berlawanan arah jarum jam. (AP Photo/Amr Nabil)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Indonesia memiliki peluang besar menjadi negara rantai pasokan di sektor umrah dan haji dalam negeri. Mengingat, Indonesia sendiri menjadi negara pengirim jemaah haji terbesar di dunia.

“Jumlah masyarakat RI yang tunaikan umrah, haji dan kegiatan tourism, itu begitu banyak dan kita perlu pelajari untuk manfaatkan supply chain dari market tersebut,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (23/8).

Menurut Sri Mulyani selama ini Indonesia belum berperan cukup besar dan hanya sekedar menjadi pasar saja. Padahal penting, untuk mengambil peran sebagai penggerak dalam supply chain.

"Kita sering jadi pengguna dan tidak secara sistmatis jadi kapitalisasi marketnya,” tegasnya.

Oleh karena itu, untuk bisa menuju ke arah sana, Sri Mulyani menginginkan keterlibatan seluruh lembaga kementerian untuk berperan aktif mendorong pengembangan sektor halal secara menyeluruh dengan berbasis ekosistem.

"Aspek lainnya yang saat ini kita pikirkan dari sisi link supply dan kita ambil dan dijadikan sebagai pengembang," tandasnya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Startup Umrah Tak Ganggu Pasar Biro Travel

Melebihi Target, Pertemuan IMF-Bank Dunia Diikuti 34 Ribu Peserta
Menkeu Sri Mulyani (kiri) dan Menkominfo Rudiantara saat memberi keterangan terkait pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Bali, Senin (8/10). Hingga hari ini jumlah peserta yang mendaftar sudah mencapai 34 ribu orang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memastikan bahwa pengembangan startup aplikasi umrah digital yang akan digarap bersama oleh pemerintah Indonesia dan Arab Saudi tidak akan mengganggu bisnis biro travel yang selama ini sudah berjalan.

Hal ini disampaikan Rudiantara dalam sesi press conference usai penandatanganan memorandum of understanding (MoU) kolaborasi di Riyadh.

“Situasinya sama saja dengan biro travel yang dulu ada, sekarang juga masih ada ketika bisnisnya bergeser ke ranah online. Hanya saja sekarang menjadi merchant-nya Traveloka dan platform lainnya. Jadi tergantung pasarnya, ada pasar yang retail, ada yang non-retail. Tidak perlu khawatir,” ujar Menkominfo, Rudiantara dalam keterangannya, Jumat (5/7/2019).

Kekhawatiran ini juga dijawab oleh co-founder Tokopedia, Leontinus Alpha Edison yang menegaskan bahwa kehadiran Tokopedia adalah untuk memberikan solusi yang end to enddengan mengumpulkan permasalahan terlebih dahulu. Hal ini sejalan dengan visi misi Tokopedia yang ingin melakukan pemerataan pengusaha digital.

“Tokopedia sejak awal selalu berpartner dengan berbagai pihak karena kita ingin maju bersama. Kita ingin membangun jembatan, bukan dinding penghalang,” tegas Leontinus.

Tokopedia Kerjasama dengan Traveloka

Menkominfo Rudiantara Jajal Jaringan 5G dengan Komunikasi via Hologram
Menteri Komunikasi dam Informatika RI, Rudiantara memberi sambutan saat acara Uji Coba Teknologi 5G dan Fiberisasi Jaringan di Jakarta, Rabu (21/8/2019). Dalam uji coba XL memamerkan telekomunikasi virtual via hologram dengan memanfaatkan jaringan generasi kelima. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 

Dalam implementasinya, Tokopedia akan bekerja bersama-sama dengan Traveloka melalui jalur maupun Government to Government (G to G) maupun Business to Business (B to B) dengan pebisnis online di Arab Saudi.

Pengembangan Umrah Digital akan fokus pada tiga aspek yang bisa diefisiensikan dengan mengimplementasikan teknologi dan membangun partnership dengan pihak lain.

“Kita akan mengembangkan pengalaman mulai dari pre-departure atau persiapan di Indonesia, kemudian saat mereka tiba di sini (Arab Saudi), dan setelah selesai umrah,” tambah Leontinus.

Umrah digital ini bisa menjadi pilihan alternatif biro travel yang memberikan jaminan keamaan dan kenyamanan. Masyarakat tidak perlu ragu karena pengelolaannya transparan dan bisa dipantau secara online.

Selama ini tantangan pengelolaan umrah dengan minat jamaah yang besar adalah masih adanya biro travel yang tidak bertanggung jawab dan melakukan penipuan. Inilah salah satu hal yang ingin diantisipasi pemerintah melalui pengembangan Kolaborasi Digital Indonesia-Arab Saudi.

“Nanti akan ada fintech-nya untuk pendanaan, ada logistiknya untuk mengantar barang. Itulah mengapa semua harus terintegrasi,” ujar Menkominfo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya