Menko Darmin Keluhkan Biaya Logistik Masih Mahal

Menko Darmin berharap transportasi khususnya logistik di Indonesia menjadi lebih modern seiring dengan perbaikan angkutan manusia.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Sep 2019, 15:30 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2019, 15:30 WIB
20150910-Darmin Nasution
Menko Perekonomian Darmian Nasution saat mengumumkan paket kebijakan ekonomi tahap pertama di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (9/9/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomia , Darmin Nasution mengeluhkan mahalnya biaya logistik di Indonesia saat ini. Dia berharap, ke depannya logistik Indonesia menjadi lebih modern dan efisien.

"Sekarang logistik kita mahal, satu kontainer dari Batam ke Singapura sama mahalnya dari Singapura barangkali ke Jepang," kata dia dalam acara Hari Perhubungan Nasional yang digelar Kemenhub, di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (14/9/2019).

Dia menjelaskan, logistik yang efisien otomatis akan membuat harga barang menjadi murah. Oleh sebab itu, dia berharap transportasi khususnya logistik di Indonesia menjadi lebih modern seiring dengan perbaikan angkutan manusia.

Di hadapan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dia meminta Kemenhub menjalin kerjasama erat dengan Kementerian Perdagangan serta Kementerian PUPR untuk mewujudkan hal tersebut.

Dia menyebutkan Kementerian PUPR erat kaitannya dengan infrastruktur transportasi, sementara Kemendag behubungan dengan angkutan barang serta harganya.

"Kita punya backbone tol Jawa tapi kan diperlukan penghubung antar jalan tol itu dengan kawasan-kawasab ekonomi industri atau ekonomi khusus yang selama ini mungkin belum terhubungkan dengan baik sehingga logistik masih mahal," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Dapat Terintegrasi

Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution (Dok Foto: Kemenko Bidang Perekonomian)
Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution (Dok Foto: Kemenko Bidang Perekonomian)

Selain itu, dia berharap jalur logistik dapat terintegrasi dengan baik. Mulai dari jadwal, rute, hingga biaya harus terinfo dengan jelas. Kejelasan informasi tersebut dapat memangkas ongkos karena adanya efisiensi.

"Kita perlu sistem informasi bagaimana mengenai alat angkutannya, sarananya, mengenai barangnya, mengenai harganya, tarifnya dan jadwalnya. Dan itu adalah perubahan besar yang kita perlukan dan itu memerlukan gabungan antara transportasi dan sebagainya dengan ekonomi digital. Kesanalah kita mau bergerak," jelasnya.

Selain itu, armada yang digunakan pun harus sesuai standar. Menko Darmin mencontohkan selama ini di jalanan masih kerap dijumpai kendaraan yang mengangkut sayuran atau buah-buahan melebihi kapasitas dengan jarak tempuh yang cukup jauh.

"Boleh saja angkut barang dari Cibinong ke Jakarta pake colt masuk akal, tapi jangan angkut apel dari Malang ke Jakarta, gak masuk itungannya," ujarnya.

 

Ada Standarisasi

Kinerja Ekspor dan Impor RI
Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selanjutnya, infrastruktur yang sudah ada saat ini harus dioptimalkan sebaik mungkin. Menko Darmin menilai harus ada standarisasi yang jelas dalam setiap jalur logistik tersebut.

"Setelah transportasinya, infrastrukturnya dioptimalkan maka kita perlu melahirkan standar dan keteraturan. Kita perlu tahu dari katakanlah di Jawa saja dari setiap kota antar kota kita perlu ada informasi yang jelas dari kota ini ke kota X ini dia jadwalnya, biayanya segini begitu juga kereta api, begitu juga kapal laut, bahkan angkutan udara. kalau kita sudah punya itu, kita boleh berharap logistik modern akan lahir," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya